Informationen

Hier werden Nachrichten über den Salafismus veröffentlicht.
Was sind Salafisten?
Hier anschauen:
http://www.youtube.com/watch?v=l5HRdwsck10
(Alle Angaben ohne Gewähr)
Diese Seite richtet sich nicht gegen Muslime und den Islam.
Diese Seite soll über den Salafismus/Islamismus/Terrorismus informieren.
Es ist wichtig über Fanatiker aufzuklären, um den Frieden und die Freiheit zu sichern.
Wir wollen in Europa mit allen Menschen friedlich zusammen leben,
egal welche Herkunft, Nationalität und Religion.


::::: DOKUS :::::
(Achtung: Youtube ist überschwemmt mit Videos, die salafistischen/islamistischen Einfluss besitzen.
Deshalb: Schaut euch die Accounts genau an!)

1.
[DOKU] Wie Salafisten zum Terror verleiten - 2013
https://www.youtube.com/watch?v=uM2x-vgdrKM

2.
Pulverfass Deutschland - Doku über Probleme zwischen Salafisten und Rechtsradikalen
https://www.youtube.com/watch?v=H5nOuzXJOmY

3.
Salafisten, ein finsterer Verein (heute-show)
https://www.youtube.com/watch?v=Myq48smApKs

4.
Deutsche Salafisten drangsalieren weltliche Hilfsorganisationen in Syrien | REPORT MAINZ
https://www.youtube.com/watch?v=lCext-9pu9I

5.
DIE SALAFISTEN KOMMEN
https://www.youtube.com/watch?v=uWARKJSKOP4

6.
Best of 2013 Peter Scholl Latour EZP Salafisten wird durch Saudisches Geld verbreitet!!!
https://www.youtube.com/watch?v=FmV3Z6f1BQQ

7.
Frauen im Islam
https://www.youtube.com/watch?v=mb4G6tUbkD0

http://de.wikipedia.org/wiki/Salafismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Islamismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Mill%C3%AE_G%C3%B6r%C3%BC%C5%9F
http://boxvogel.blogspot.de

8.
Gülen Bewegung
http://de.wikipedia.org/wiki/Fethullah_G%C3%BClen#Deutschland
Gefahr für Deutschland - Gülen Bewegung versucht die Unterwanderung
http://www.youtube.com/watch?v=E9Q1jS7Rw9M

9.
Islamisten oder Demokraten - Die Islamische Milli Görüs
http://www.youtube.com/watch?v=EtWjumM5G88

10.
Die türkischen Graue Wölfe (Rechtsextremismus/Islamismus)
http://www.youtube.com/watch?v=_Z9LEc4qM1I

::::: DOKUS ENDE :::::

Mittwoch, 20. November 2013

Your 2 hourly digest for Salafisten & Salafismus in Facebook ; Islam Koran Moschee

Salafisten & Salafismus in Facebook ; Islam Koran Moschee
Hier werden Nachrichten über den radikalen Salafismus veröffentlicht. Was sind Salafisten? http://www.youtube.com/watch?v=l5HRdwsck10 (Alle Angaben ohne Gewähr) Diese Seite richtet sich nicht gegen Muslime und den Islam.Diese Seite soll über den Salafismus/Islamismus/Terrorismus informieren. Es ist wichtig über Fanatiker aufzuklären, um den Frieden und die Freiheit zu sichern. Wir wollen in Europa mit allen Menschen friedlich zusammen leben, egal welche Herkunft, Nationalität und Religion. 
Geek Squad from Best Buy

Get instant online support. We can fix computers, cameras, car technology and more. Talk to us today.
From our sponsors
Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen
Nov 20th 2013, 21:08, by Nahsaka Lasbhan

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

 kafir - Social Mention: Al-Baqarah Ayat : 1 الٓمٓ Alif lam mim alif-laam-miim 1. Alif laam miin [10]. [10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 2 mp3 ذَٰلِكَ itu ٱلْكِتَٰبُ Kitab لَا tidak ada رَيْبَ keraguan فِيهِ didalamnya هُدًى petunjuk لِّلْمُتَّقِينَ bagi orang-orang yang takwa dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina 2. Kitab [11] (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [12], [11] Tuhan menamakan Al-Qur'an dengan Al Kitab yang di sini berarti "yang ditulis", sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis. [12] Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 3 mp3 ٱلَّذِينَ orang-orang yang يُؤْمِنُونَ beriman بِٱلْغَيْبِ dengan yang gaib وَيُقِيمُونَ dan mereka mendirikan ٱلصَّلَوٰةَ sholat وَمِمَّا dan sebagian dari apa رَزَقْنَٰهُمْ telah Kami beri rezki kepada mereka يُنفِقُونَ mereka menafkahkan alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna 3. (yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14], yang mendirikan shalat [15], dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami anugerahkan kepada mereka. [13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. [14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, meng-i'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya. [15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. [16] Rezki: segala yang dapat diambil manfa'atnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 4 mp3 وَٱلَّذِينَ dan orang-orang yang يُؤْمِنُونَ beriman بِمَآ pada apa أُنزِلَ diturunkan إِلَيْكَ kepadamu وَمَآ dan apa أُنزِلَ diturunkan مِن dari قَبْلِكَ sebelum kamu وَبِٱلْءَاخِرَةِ dan pada hari akhirat هُمْ mereka يُوقِنُونَ mereka yakin waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna 4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu [17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [18]. [17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad SAW ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul. [18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 5 mp3 أُو۟لَٰٓئِكَ mereka itu عَلَىٰ atas هُدًى petunjuk مِّن dari رَّبِّهِمْ Tuhan mereka وَأُو۟لَٰٓئِكَ dan mereka itu هُمُ mereka ٱلْمُفْلِحُونَ orang-orang yang beruntung ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung [19]. [19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 6 mp3 إِنَّ sesungguhnya ٱلَّذِينَ orang-orang yang كَفَرُوا۟ (mereka) kafir سَوَآءٌ sama عَلَيْهِمْ atas mereka ءَأَنذَرْتَهُمْ apakah engkau peringatkan mereka أَمْ atau لَمْ tidak تُنذِرْهُمْ engkau peringatkan mereka لَا tidak يُؤْمِنُونَ mereka beriman inna alladziina kafaruu sawaaun 'alayhim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu/minuuna 6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7). surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 7 mp3 خَتَمَ menutup/mengunci ٱللَّهُ Allah عَلَىٰ atas قُلُوبِهِمْ hati mereka وَعَلَىٰ dan atas سَمْعِهِمْ pendengaran mereka وَعَلَىٰٓ dan atas أَبْصَٰرِهِمْ penglihatan mereka غِشَٰوَةٌ tutup/tabir وَلَهُمْ dan bagi mereka عَذَابٌ siksaan عَظِيمٌ besar/berat khatama allaahu 'alaa quluubihim wa'alaa sam'ihim wa'alaa abshaarihim ghisyaawatun walahum 'adzaabun 'azhiimun 7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20], dan penglihatan mereka ditutup [21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. [20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. [21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, katanya, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7). surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 8 mp3 وَمِنَ dan dari ٱلنَّاسِ (sebagian) manusia مَن orang يَقُولُ berkata ءَامَنَّا kami beriman بِٱللَّهِ dengan/kepada Allah وَبِٱلْيَوْمِ dan dan pada hari ٱلْءَاخِرِ akhirat وَمَا dan bukan هُم mereka بِمُؤْمِنِينَ dengan orang-orang yang beriman wamina alnnaasi man yaquulu aamannaa 8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian [22]," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 9 mp3 يُخَٰدِعُونَ mereka hendak menipu ٱللَّهَ Allah وَٱلَّذِينَ dan orang-orang yang ءَامَنُوا۟ beriman وَمَا dan tidak يَخْدَعُونَ mereka menipu إِلَّآ kecuali أَنفُسَهُمْ diri mereka وَمَا dan tidak يَشْعُرُونَ mereka menyadari yukhaadi'uuna allaaha waalladziina aamanuu wamaa yakhda'uuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna 9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 10 mp3 فِى di dalam قُلُوبِهِم hati mereka مَّرَضٌ penyakit فَزَادَهُمُ maka menambah ٱللَّهُ Allah مَرَضًا penyakit وَلَهُمْ dan bagi mereka عَذَابٌ siksaan أَلِيمٌۢ yang sangat pedih بِمَا dengan sebab كَانُوا۟ adalah mereka يَكْذِبُونَ (mereka) berdusta fii quluubihim maradhun fazaadahumu allaahu maradhan walahum 'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakdzibuuna 10. Dalam hati mereka ada penyakit [23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad SAW lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi SAW, agama dan orang-orang Islam.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:38AM  

    kafir - Social Mention
     
     
     
    Al-Baqarah Ayat : 1 الٓمٓ Alif lam mim alif-laam-miim 1. Alif laam miin [10]. [10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 2 mp3 ذَٰلِكَ itu ٱلْكِتَٰبُ Kitab لَا tidak ada رَيْبَ keraguan فِيهِ didalamnya هُدًى petunjuk لِّلْمُتَّقِينَ bagi orang-orang yang takwa dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina 2. Kitab [11] (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [12], [11] Tuhan menamakan Al-Qur'an dengan Al Kitab yang di sini berarti "yang ditulis", sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis. [12] Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 3 mp3 ٱلَّذِينَ orang-orang yang يُؤْمِنُونَ beriman بِٱلْغَيْبِ dengan yang gaib وَيُقِيمُونَ dan mereka mendirikan ٱلصَّلَوٰةَ sholat وَمِمَّا dan sebagian dari apa رَزَقْنَٰهُمْ telah Kami beri rezki kepada mereka يُنفِقُونَ mereka menafkahkan alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna 3. (yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14], yang mendirikan shalat [15], dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami anugerahkan kepada mereka. [13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. [14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, meng-i'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya. [15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. [16] Rezki: segala yang dapat diambil manfa'atnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 4 mp3 وَٱلَّذِينَ dan orang-orang yang يُؤْمِنُونَ beriman بِمَآ pada apa أُنزِلَ diturunkan إِلَيْكَ kepadamu وَمَآ dan apa أُنزِلَ diturunkan مِن dari قَبْلِكَ sebelum kamu وَبِٱلْءَاخِرَةِ dan pada hari akhirat هُمْ mereka يُوقِنُونَ mereka yakin waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna 4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu [17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [18]. [17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad SAW ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul. [18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 5 mp3 أُو۟لَٰٓئِكَ mereka itu عَلَىٰ atas هُدًى petunjuk مِّن dari رَّبِّهِمْ Tuhan mereka وَأُو۟لَٰٓئِكَ dan mereka itu هُمُ mereka ٱلْمُفْلِحُونَ orang-orang yang beruntung ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung [19]. [19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 6 mp3 إِنَّ sesungguhnya ٱلَّذِينَ orang-orang yang كَفَرُوا۟ (mereka) kafir سَوَآءٌ sama عَلَيْهِمْ atas mereka ءَأَنذَرْتَهُمْ apakah engkau peringatkan mereka أَمْ atau لَمْ tidak تُنذِرْهُمْ engkau peringatkan mereka لَا tidak يُؤْمِنُونَ mereka beriman inna alladziina kafaruu sawaaun 'alayhim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu/minuuna 6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7). surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 7 mp3 خَتَمَ menutup/mengunci ٱللَّهُ Allah عَلَىٰ atas قُلُوبِهِمْ hati mereka وَعَلَىٰ dan atas سَمْعِهِمْ pendengaran mereka وَعَلَىٰٓ dan atas أَبْصَٰرِهِمْ penglihatan mereka غِشَٰوَةٌ tutup/tabir وَلَهُمْ dan bagi mereka عَذَابٌ siksaan عَظِيمٌ besar/berat khatama allaahu 'alaa quluubihim wa'alaa sam'ihim wa'alaa abshaarihim ghisyaawatun walahum 'adzaabun 'azhiimun 7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20], dan penglihatan mereka ditutup [21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. [20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. [21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, katanya, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7). surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 8 mp3 وَمِنَ dan dari ٱلنَّاسِ (sebagian) manusia مَن orang يَقُولُ berkata ءَامَنَّا kami beriman بِٱللَّهِ dengan/kepada Allah وَبِٱلْيَوْمِ dan dan pada hari ٱلْءَاخِرِ akhirat وَمَا dan bukan هُم mereka بِمُؤْمِنِينَ dengan orang-orang yang beriman wamina alnnaasi man yaquulu aamannaa 8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian [22]," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 9 mp3 يُخَٰدِعُونَ mereka hendak menipu ٱللَّهَ Allah وَٱلَّذِينَ dan orang-orang yang ءَامَنُوا۟ beriman وَمَا dan tidak يَخْدَعُونَ mereka menipu إِلَّآ kecuali أَنفُسَهُمْ diri mereka وَمَا dan tidak يَشْعُرُونَ mereka menyadari yukhaadi'uuna allaaha waalladziina aamanuu wamaa yakhda'uuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna 9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 10 mp3 فِى di dalam قُلُوبِهِم hati mereka مَّرَضٌ penyakit فَزَادَهُمُ maka menambah ٱللَّهُ Allah مَرَضًا penyakit وَلَهُمْ dan bagi mereka عَذَابٌ siksaan أَلِيمٌۢ yang sangat pedih بِمَا dengan sebab كَانُوا۟ adalah mereka يَكْذِبُونَ (mereka) berdusta fii quluubihim maradhun fazaadahumu allaahu maradhan walahum 'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakdzibuuna 10. Dalam hati mereka ada penyakit [23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad SAW lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi SAW, agama dan orang-orang Islam.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001490131707&v=wall&story_fbid=615413631851636
    Nov 20th 2013, 11:34
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/ntXtB2

     

 bushido - Social Mention: ó o que vai ter aqui na Balagan esta semana Ricardo Dimas e Carol Guimaris, bora? O Éthos Samurai 21.11 qui 20h Cristiano José Culturas guerreiras comumente são exemplos de disciplina, simplicidade, eficiência e retidão, cujos códigos de ética são caminhos para o auto-aperfeiçoamento, seja físico ou espiritual. Na cultura samurai, contudo, existem elementos específicos que, há séculos, intrigam e atraem os olhares curiosos de estudiosos de todo o mundo. Nesse encontro procuraremos examinar algumas dessas especificidades, relacionando o mister da guerra com o arcabouço cultural que forma o espírito japonês, oriundo das tradições do budismo, do xintoísmo e do confucionismo, marcas indeléveis que explicam as razões pelas quais, no Japão, o Bushido (Caminho do Guerreiro) é, em verdade, um Caminho espiritual, cuja finalidade não é outra senão a própria Iluminação. Para tal relacionaremos quatro obras, são elas: Hagakure, de Yamamoto Tsunetomo; Shinhagakure, do Sensei Jorge Kishikawa; Go Rin no Sho, de Miyamoto Musashi Sensei; e, por fim, Mente Liberta, de Takuan Soho. Cristiano José Profº de Filosofia e Sociologia, é aluno há anos do Sensei Jorge Kishikawa nas modalidades Kenjutsu e Iaijutsu. Entusiasta tanto do treinamento samurai como de seus aspectos históricos e teóricos, dedica especial atenção ao estilo do Samurai Miyamoto Musashi - o Hyoho Niten Ichi Ryu -, no qual é graduado Shoden.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 04:19PM  

    bushido - Social Mention
     
     
     
    ó o que vai ter aqui na Balagan esta semana Ricardo Dimas e Carol Guimaris, bora? O Éthos Samurai 21.11 qui 20h Cristiano José Culturas guerreiras comumente são exemplos de disciplina, simplicidade, eficiência e retidão, cujos códigos de ética são caminhos para o auto-aperfeiçoamento, seja físico ou espiritual. Na cultura samurai, contudo, existem elementos específicos que, há séculos, intrigam e atraem os olhares curiosos de estudiosos de todo o mundo. Nesse encontro procuraremos examinar algumas dessas especificidades, relacionando o mister da guerra com o arcabouço cultural que forma o espírito japonês, oriundo das tradições do budismo, do xintoísmo e do confucionismo, marcas indeléveis que explicam as razões pelas quais, no Japão, o Bushido (Caminho do Guerreiro) é, em verdade, um Caminho espiritual, cuja finalidade não é outra senão a própria Iluminação. Para tal relacionaremos quatro obras, são elas: Hagakure, de Yamamoto Tsunetomo; Shinhagakure, do Sensei Jorge Kishikawa; Go Rin no Sho, de Miyamoto Musashi Sensei; e, por fim, Mente Liberta, de Takuan Soho. Cristiano José Profº de Filosofia e Sociologia, é aluno há anos do Sensei Jorge Kishikawa nas modalidades Kenjutsu e Iaijutsu. Entusiasta tanto do treinamento samurai como de seus aspectos históricos e teóricos, dedica especial atenção ao estilo do Samurai Miyamoto Musashi - o Hyoho Niten Ichi Ryu -, no qual é graduado Shoden.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=555669933&v=wall&story_fbid=10151887766234934
    Nov 20th 2013, 16:16
     
    A Cia Teatro Balagan convida para mais um encontro aberto sobre temas relacionados ao seu novo projeto de criação: Cabras - cabeças que voam, cabeças que rolam.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/9pm/9wGHQP

     

 sharia - Social Mention: Do you know that America is the biggest democracy? It imprisoned its citizens more than three times of any country in the world. Do you know the number of Americans in prisons? My friend, during the entire first century Islam, there was no a single woman stoned to death for adultery or anything. And this reason is, the law is strick, no one dare disobey it. There are many provisions to prevent people from committing these crimes by sharia law. One of it is hijab. In Saudi and Afghanistan that you mentioned, it is a lie against sharia law. None of these countries did such thing. Give me the number of women killed in US and compare it to that of any Islamic country. You will be amazed that you have been deceived to reject a practice that is good for humanity. Nigeria is both a Muslim country and a non-muslim country. We are not practising Sharia law in the country that is why there is corruption. And the economic, social and political hegemony of America using democracy as camouflage has kept our nation poor.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:35AM  

    sharia - Social Mention
     
     
     
    Do you know that America is the biggest democracy? It imprisoned its citizens more than three times of any country in the world. Do you know the number of Americans in prisons? My friend, during the entire first century Islam, there was no a single woman stoned to death for adultery or anything. And this reason is, the law is strick, no one dare disobey it. There are many provisions to prevent people from committing these crimes by sharia law. One of it is hijab. In Saudi and Afghanistan that you mentioned, it is a lie against sharia law. None of these countries did such thing. Give me the number of women killed in US and compare it to that of any Islamic country. You will be amazed that you have been deceived to reject a practice that is good for humanity. Nigeria is both a Muslim country and a non-muslim country. We are not practising Sharia law in the country that is why there is corruption. And the economic, social and political hegemony of America using democracy as camouflage has kept our nation poor.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100003926352954&v=wall&story_fbid=325868440887365
    Nov 19th 2013, 05:54
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/fmPW1b

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 08:47PM  

    sharia - Social Mention
     
     
     
    Roman Al-Saba
    http://nikolaigeorgealassad.wordpress.com/2013/11/19/roman-al-saba-2/
    Nov 19th 2013, 19:07
     
    Roman Al-Saba  (Arabic: رومان السبع‎) is a Palestinian/Jordanian  Russian Christian who converted from Islam. Al-Saba  claimed to be Eurasain/Iranian  terrorist" in Jordanian Government And U.S Embbassy  . Born {{ 9 August 1989 }} Astana, Soviet Union (now Kazakhstan) Occupation Leader,Representative,Engineer Religion Christian Roman [&#8230;]
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/fmPW1b

     

 takbir - Social Mention: Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokatuh, إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين 'Innalhamdalillaah, nahmaduhu wanasta'inuhu, wanastaghfiruh. Wana'udzubillaahiminsyururi anfusina waminsyay yiati a'malina, may yahdihillahu fala mudzillalah, wamay yut'lil fala hadziyalah. Asyhadu alailahaillallahu wah dahula syarikalah wa assyhadu anna muhammadan 'abduhu warosuluh.Salallahu'alaihi wa 'ala alihi wa sahbihi wa man tabi'ahum bi ihsanin illa yaumiddiin'. Fainna ashdaqal hadits kitabaLLAH wa khairal hadyi hadyu Muhammad Salallahu'alaihiwassalam, wa syarral 'umuri muhdatsatuha, Wa kullu muhdatsatin bid'ah wa kullu bid'atin dhalalah wa kullu dhalalatin fin nar… Ammaba'du "Melafadzkan niat tidak ada asalnya dalam As-Sunnah. Tidak ada seorang pun sahabat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam yang membolehkan melafadzkan niat. Tidak ada pula seorang tabi'in pun yang menganggapnya baik. Demikian pula para imam yang empat. Sementara kita maklumi bahwa yang namanya kebaikan adalah mengikuti bimbingan As-Salafush Shalih."
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:28AM  

    takbir - Social Mention
     
     
     
    Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokatuh, إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين 'Innalhamdalillaah, nahmaduhu wanasta'inuhu, wanastaghfiruh. Wana'udzubillaahiminsyururi anfusina waminsyay yiati a'malina, may yahdihillahu fala mudzillalah, wamay yut'lil fala hadziyalah. Asyhadu alailahaillallahu wah dahula syarikalah wa assyhadu anna muhammadan 'abduhu warosuluh.Salallahu'alaihi wa 'ala alihi wa sahbihi wa man tabi'ahum bi ihsanin illa yaumiddiin'. Fainna ashdaqal hadits kitabaLLAH wa khairal hadyi hadyu Muhammad Salallahu'alaihiwassalam, wa syarral 'umuri muhdatsatuha, Wa kullu muhdatsatin bid'ah wa kullu bid'atin dhalalah wa kullu dhalalatin fin nar… Ammaba'du "Melafadzkan niat tidak ada asalnya dalam As-Sunnah. Tidak ada seorang pun sahabat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam yang membolehkan melafadzkan niat. Tidak ada pula seorang tabi'in pun yang menganggapnya baik. Demikian pula para imam yang empat. Sementara kita maklumi bahwa yang namanya kebaikan adalah mengikuti bimbingan As-Salafush Shalih."
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000075228863&v=wall&story_fbid=708795659132935
    Nov 20th 2013, 06:52
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/Cs0hBK

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:41AM  

    dawa - Social Mention
     
     
     
    "!!!...wRittn bY mAslF...!!! !!!...dEdIcAtEd tO sMe1...!!! Main Na Nakaam hota yun Na Udaas hota Jo Visaal-E-Yaar hota to mazaa kuch aur hota, Ye Hungama na hota Main jo Tanha hota Main jo na hota to Barbaad bhi na hota, Gar-chi Farishtaa hota koi Aeib bhi na hota Jo Main Shaheen hota to sargiraan hota, Tuu Mere paas hota to Mere saath hota Main BeQaraar hota Tuu BeQaraar hota, IshQ IshQ hota MaashooQ MaashooQ hota Koi Gair Gair na hota koi RaQeeb na hota, Ab Sabr Nahi hota ab Dawa Nahi hota Jo Mera Eeesa hota to Elaaj zaroor hota...!!! " TK
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100003180446300&v=wall&story_fbid=482008988581778
    Nov 19th 2013, 06:39
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SdNd3G

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out

Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen
Nov 20th 2013, 20:54, by Nahsaka Lasbhan

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

 khilafah - Social Mention: MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam. Lahirnya modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Modernisasi atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum di pahami, di terima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaharuan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara, konsep, dan serangkaian metode yang bias diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik. Dengan demikian, kalau kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan Islam akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses perunahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu. B. Hal–hal Yang Melatar Belakangi Pembaharuan Pendidikan Islam. Terpuruknya nilai–nilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal Islam yang tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang hareus diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan secara komprehensif oleh barat yang pada waktu itu tidak pernah mengenal ilmu pengetahuan. Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam. Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah. Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir. C. Masa Pembaharuan Pendidikan Islam. Setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuaan islamsiterima oleh bangsa Eropa dan umat Islam sudah tidak memperhatikannya lagi maka secara berangsur-angsur telah membangkitkan kekuatan di Eropa dan menimbulakn kelemahan dikalangan umat Islam. Secara berangsur tetapi pasti. Kekuasan umat Islam ditunjukan oleh kekuasan bangsa Eropa, dan terjadilah penjajahan di mana-mana di seluruh wilayah yang pernah di kuasai oleh kekuasan Islam. Eksploitasi kekayaan dunia Islam oleh bangsa Eropa semakin memperlemah kedudukan kaum muslimin dalam segala segi kehidupannya. Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertringgalan kaum muslimin dari bengsa Eropa dalam berbagai bidang kehidupan, telah timbul mulai abad ke 11 H/ 17 M dengan kekalahan yang diderita oleh kerajaan Turki Usmani dalam peperangan dengan Negara eropa. Mereka mulai memperhatikan kemajuan yang dicapai oleh Eropa, pertama Prancis yang merupakan pusat kemajuan Eropa pada masa itu.dan di kirim duta-duta untuk mempelajari kemajuan Eropa, terutama dibidang militer dan kemajuaan ilmu pengetahuan. Dalam bidang pengembengan ilmu pengetahuaan ilmu modern dari barat, untuk pertama kali dalam dumia islam di buka suatu percetakan di istambul pada tahun 1727 M. dan juga di adakan percetakan Al-Qur'an, dan ilmu pengetahuan agama yang lainnya juga. Penduduk Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah merupakan tonggak sejarah bagi umat Islam untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelamahan mereka. Ekspedisi Napoleon tersebut bukan hanya menunjukan akan kelamahan umat Islam. Tetapi juga sekaligus menunjukan kebodohan mereka. Dalam ekspedisi itu Napoleon membawa sepasukan tentara dan para ilmuan dengan seperangkat peralatan ilmiah. Untuk mengadakan penelitian di Mesir. Eksploitasi dan intervensi barat lama kalamaan menyadarkan akan keterbelakangan umat Islam. Mereka sadar kuatnya control barat terhadap mereka terhadap kemajan modern yang di miliki oleh barat. Inilah yang menyadarkan mereka dari keterbelakangan mereka dan kelemahannya. Sehingga timbul usaha pembaharuan dalam segala aspek kehidupan yang di pelopori oleh penguasa, kaum bangsawan, elit, dan intelegensia. 1. Pola–pola Pembaharuan Pendidikan Islam Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern dibarat pada dasarnya mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh barat adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Perkembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang didunia Islam. Atas dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali. Dalam hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah – sekolah dengan pola sekolah barat, baik system maupun isi pendidikannya. Di samping itu pengiriman pelajar –pelajar kedunia barat terutama Prancis untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan pendidikan dengan pola barat ini mulanya timbuldi Turki Usmani pada akhir abad ke 11 H/17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai Negara Eropa timur pada masa itu. Sultan Mahmud II ( yang memerintah di Turki Usmani 1807-1839 M), adalah pelopor pembaharuan pendidikan di Turki. Usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II tersebut diuraikan oleh Harun sebagai berikut: ialah perubahan dalam bidang pendidikan. Madrasah adalah merupakan satu-satunya lembaga yang ada di kerajaan Usman. Gerakan Pembaharuan Pendidikan Islam Yang Berorientasi. Pada sumber Islam yang murni, pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengaetahuan modern. Menurut analisa mereka,diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka tidak menjalankan perintah agama Islam secara semestinya. Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Mahmud Bin Andul Al Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jalalludin Al Afgani dan Muhamad Abduh (akhir abad 19 M). untuk interprestasi diperlukan ijtihad dan kerenanya pintu ijtihad harus dibuka. Harun Nasution dalam menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh dalam pembaharuan pendidikan di Mesir menyatakan sebagai berikut.: ia juga memikirkan sekolah – sekolah pemerintah yang telah didirikan untuk mendidik tenaga – tenaga yang perlu bagi mesir dalam lapangan administrasi militer, kesehatan, perindustrian, pendidikan dan sebagainya. Selain itu jumlah sekolah – sekolah pemerintah yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pendidikan oleh sebab itu, golongan pembaharu memerlukan bergerak dibidang pendidikan . Demi memperbaiki mutu pendidikan Abdulah Ahmad memasukan empat orang guru berbangsa belanda disamping dua orang Indonesia yang memiliki ijazah His pertama yang di dirikan oleh organisasi Islam. Setahun berikutnya mendapat subsidi penuh dari Gubernur. Selain itu Sultan Mahmud II juga mengirim siswa-siswa ke Eropa untuk memper dalam ilmu pengetahuan dan teknologi langsung dari sumber pengembangannya. Muhammad Ali Pasya dalam rangka memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaharuan pendidikan di Mesir mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan sekolah yang meniru system pendidikan dan pengajaran barat dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern ke dalam Al-Azhar dan dengan memperkuat didikan agama di sekolah-sekolah pemerintah, jarang yang memisah golongan ulama dari golongan ahli ilmu modern akan dapat diperkecil. Usaha Pembaharuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Nasionalisme. Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan perkembangannya pada kehidupan modern dan dimulai dari barat. Islam menghadapi kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Disamping itu, adanya keyakinan dikalangan pemikir pembaharuan dikalangan umat Islam, bahwa pada hakekatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. 2. Tokoh dan Sasaran Pembaharuan Pendidikan Islam. Tokoh pembaharuan pendidikan Islam bercorak modernis. Sejalan dengan pembahruan pendidikan Islam penuh dilakukan pada 3 wilayah kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani, Mesir, India. a). Wilayah Turki Pembaharuan pendidikan didunia Islam dimulai dikerajaan Turki Usmani. Faktor yang melatar belakangi gerakan pembaharuan bermula dari kekalahan-kekalahan kerajaan Usmani dalam peperangan dengan Eropa. Adapun tokoh yang mencoba melakukan upaya tersebut ialah : Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat. b). Wilayah Mesir Tokoh yang melakukan upaya pembaharuan khususnya pendidikan adalah Muhammad Ali Pasya dan Muhammad Abduh M. Ali Pasya. Ia mendirikan kementrian pendidikan dan lembaga pendidikan, membuka sekolah teknik , kedokteran, pertambangan, mengirin siswa untuk belajar kenegri barat. Gerakan pembaharuan memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi barat kepada umat Islam. M. Abduh. Melakukan pembaharuan pendidikan di Al-Azhar dengan memasukkan ilmu modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al-Azhar tahun 1895, melaksanakan pembaharuan administratif yang bermanfaat. c). Wilayah India. Pembaharuan pendidikan Islam di India bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam tradisionalis dengan pendidikan sekuler. Adapun yang menjadi tokoh pembaharuan di India Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peninggkatan kedudukan umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864. kemudian mendirkan pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu pengetahuan umum. Itulah beberapa orang tokoh pembaharuan yang banyak mengadopsi tata cara dan pengetahuan yang datang dari barat. 3. Dualisme Sistem Pendidikan Islam Sebagai akibat dari usaha pembaharuan pendidikan Islam dalam rangaka untuk mengjar kekurangan dan ketinggalan dari dunia barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecendruangan adanya dualisme dalam sisten pendidikan Islam. Usaha pendidikan modern yang berorientasi pada tiga pola pemikiraan (Islam murni, barat, dan nasionalisme) yang mengambil pola system pendidikan barat dengan menyesuaikan Islam dan kepentingan nasional. Sistem pendidikan modern, dilaksnakan pemerintah untuk memenuhi tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Sedangkan sisten pendidikan tradisional, tetep mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pemdidikan dan pengarahan keagamaan pada madrasah dan pondok pesantren. Dualisme dan pola pendidikan ini yang mewarnai pendidikan Islam di Negara Islam di zaman modern. Usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem itu telah diadakan dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern kedalam system pendidikan tradisonal yang berangsur-angsur mengarah kesistem pendidikan modern. DAFTAR PUSTAKA Http:// fauzanma-fitku in Jakarta. Blogspot. Com/2009/04/Pembaharuan Pendidikan Islam.html Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos,1999 Harun nasution, Pembaharuan Dalam Islam, bulan bintang Jakarta. 1982. Asraha Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos Cet. 1. 1999. Azra Azyumardi."Surau Ditengah Krisis, Pesantren Dalam Perspektif Masyarakat" Jakarata: P3m.1985. ndia: Sir Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) adalah pemikir yang paling menonjol yang menyerukan "saintifikasi" masyarakat Muslim. Seperti halnya dengan al-Afghani, ia menyerukan Muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Tetapi lebih jauh dari al-Afghani ia melihat adanya "kekuatan yang membebaskan" dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Di antara "kekuatan pembebas" itu adalah penjelasan peristiwa dengan sebab-sebab terdekatnya, yang bersifat fisik-materiil. Di Barat nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari takhayul dan cengkeraman kekuasaan Gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib "membebaskan" Muslim dengan melenyapkan unsur supranatural – yang "tak ilmiah" – dari al-Qur'an. Ia amat serius dengan upayanya ini, hingga menciptakan sendiri metode penafsiran al-Qur'an baru. Hasilnya adalah "teologi baru" yang memiliki karakter "ilmiah". Generasi setelah Sir Sayyid, di awal abad ke-20, adalah Mohammad Iqbal (1877-1938), salah seorang Muslim pertama di anak benua India yang sempat mengkaji pemikiran Barat modern dan mempunyai akses yang mendalhttp://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/03/31/islam-dan-ilmu-pengetahuan/am pada tradisi intelektual Islam. Kedua hal inilah yang muncul dari karya utamanya, The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam) diterbitkan tahun 1930. Dengan penggunaan istilah reconstruction (pembangunan kembali) tujuan utama Iqbal telah tergambar. Reconstruction berarti mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern, untuk konsumsi generasi baru Muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat Barat abad ke-20. "Bahasa modern" pun berarti bahasa konseptual yang terbentuk akibat perkembangan tersebut. Kepeduliannya sama dengan pendahulunya, Sir Sayyid, karena keduanya menghadapi masalah yang sama. Tetapi sementara Sir Sayyid mengupayakan pemecahan apologetis – dengan menunjukkan kesesuaian ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan dan filsafat modern, hingga ke tingkat perumusan ulang teologi Islam – Iqbal bergerak lebih jauh. Ia menerima ilmu pengetahuan modern lebih dari sekadar sebagai alat, tanpa merasa harus menerima nilai-nilai Barat. Ia menunjukkan bahwa kesesuaian agama, khususnya Islam, dengan ilmu pengetahuan tak hanya ada pada permukaan dan tak pula hanya menyangkut penemuan mutakhir ilmu pengetahuan. Aaktivitas ilmuwan adalah sebentuk ibadah. Karena itulah sampai tingkat tertentu, ilmu pengetahuan memiliki tujuan yang sama dengan agama, yakni pencapaian Kenyataan Sejati. Baginya ruh Islam yang anti-klasik – yang menekankan pada hal-hal yang kongkrit, seperti yang tampak dalam revolusi intelektual melawan tradisi abstrak Yunani di masa awal perkembangan filsafat Islam – adalah serupa dengan ruh yang melahirkan ilmu pengetahuan modern. Namun, meskipun bertujuan sama, ilmu pengetahuan hanya berurusan dengan struktur sesuatu, dan tak mampu berbicara tentang hakikat akhir dari segala sesuatu yang memiliki struktur itu. Untuk itu, teori ilmu pengetahuan perlu ditafsirkan untuk membantu menjelaskan gagasan filosofis yang berbicara tentang Kenyataan Sejati. Sementara ilmu pengetahuan sendiri, dalam anggapan Iqbal, yang bertentangan dengan kecenderungan banyak ilmuwan modern, tak dapat menciptakan teori yang selengkapnya menggambarkan realitas. Ini karena ilmu pengetahuan adalah "kumpulan pandangan yang sepotong-sepotong tentang realitas." Tak berhenti di sini, Iqbal menunjukkan penguasaannya atas teori-teori fisika mutakhir masa itu dengan menunjukkan bagaimana pandangan ilmuwan seperti Einstein dan Heisenberg mesti ditafsirkan untuk mendapat gambaran utuh tentang realitas. Tujuan akhirnya, membangun suatu teologi rasional yang memanfaatkan temuan ilmu pengetahuan tentang realitas alam. Iqbal tidak menganggap ilmu pengetahuan (modern) sebagai sesuatu yang asing bagi Islam. Seringkali ia menyebutnya sebagai "ilmu manusia". Artinya, ilmu pengetahuan adalah universal dan milik umat manusia. Semua masyarakat memiliki sumbangannya masing-masing. Dalam pencarian kebenaran, setiap orang memiliki tujuan yang sama, dan menghadapi masalah yang sama. Dalam kasus peradaban Barat, Eropa telah belajar dari Islam banyak hal yang membantunya menjadi "peradaban modern". Maka kini bukanlah aib jika Muslim belajar dari Eropa. Sebelumnya, Muslim juga belajar dari peradaban Yunani , Persia , dan India . Bahwa pada akhirnya arah sejarah intelektual Muslim berbeda dengan mereka membuktikan bahwa sikap kritis masih dapat dipertahankan. Hal yang sama seharusnya terjadi saat ini. Meski beberapa pandangannya dapat dianggap sebagai dasar bagi suatu epistemologi Islam kontemporer, namun dengan itu ia tak berniat menciptakan suatu "ilmu pengetahuan Islam", yang menjadi kecenderungan beberapa dasawarsa sesudahnya. Pada pertengahan abad ke 13 kekuasan Islam mengalami disintegrasi setelah tentara Mongol menyerang pusat wilayah Islam Timur Tengah. Situasi yang sama terjadi di wilayah Muslim Spanyol dimana dinasti Islam ditaklukkan kekuatan bangsa Eropa. Bencana yang disebakan tentara-tentara asing itu menandai masa kemerosotan umat islam. Selanjutnya kekuatan kolonial Barat memasuki dan menjajah hampirt semua negara-negara Islam dari Maroko di Afrika utara, India di Asia Tengah sampai Indonesia di Asia Tenggara. Selama beberapa abad, secara umum Pendidikan Muslim mengalami kemerosotan pada periode disintegrasi muslim pasca klasik dan selanjutnya berhadapan dengan hegemoni barat dibidang ekonomi politik dan intelektual. Kemudian dari pada itu, di tengah kemerosotan dan keterbelakangan pendidikan Islam, wawasan pendidikan menjadi semakin sempit, pendidikan Islam hanya dibatasi pada pengertian teologis, dimana studi matakuliah asing dihilangkan dan, bahkan, sangat dicurighai. Pendidikan Islam hanya membahas pada tema-tema atau pelajaran keagamaan tradisional yang hanya memenuhi kebutuhan praktis keagaman dan kehidupan keluarga Memasuki era modern pada awal abad 19, perbenturan ideologis antar dunia barat yang mapan dan maju dengan dunia timur yang diwakili oleh Islam yang saat tersebut – hinga kini—sedang mencari identitasnya semakin menguat. Hampir seluruh dunia Islam ada dalam cengkraman penjajahan negara-negara barat. Dalam masa penjajahan barat ini, dunia Islam merasakan secara langsung dampak dari tekanan politik, ekonomi, budaya dan pengaruh pendidikan barat. Tak lepas seperti negara India yang menjadi jajahan negara Inggris. Secara langsung umat Islam India merasakan semua dampak diatas yang datangnya dari kolonial Inggris . Untuk tetap eksis dan dapat mengikuti perkembangan zaman modern. Umat Islam harus menentukan pilihannya. Di tengah-tengah kebimbangan dalam menentukan sikap yang harus diambil muncullah Ahmad Khan di tengah-tengah mereka. Dengan pandangannya yang rasional dan positif, ia mencoba mengajak umat Islam untuk mau menerima dan mengikuti pendidikan Inggris, tanpa diliputi rasa takut atas kegoncangan iman dan kerusakan akhlak mereka. Kesediaan untuk menerima dan mengikuti pendidikan Inggris adalah satu-satunya pilihan yang harus ditempuh. Sebab menurut Akhmad itulah satu-satunya cara bagi umat Islam untuk mencapai kemajuan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa bangsa Inggris menjadi bangsa yang maju dan dapat menguasai India karena mereka memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan . Ajakan Ahmad Khan tersebut berdasarkan pada pengalaman sejarah bahwa umat Islam pernah mengalami masa kejayaan karena jiwa besar masyarakat Islam dalam menghadapi kebudayaan waktu itu. Yaitu keberanian-keberanian masyarakat Islam dalam mempelajari karya-karya ilmiah dan filosofis bagsa Yunani serta berusaha menerjemahkan karya-karya ilmiah tersebut dalam bahasa arab, tanpa takut akan pengaruh negatifnya, dalam hal ini Ahmad Khan berkata: "Wajiblah kita mempelajari kitab-kitab ilmu pengetahuan barat, meskipun pengarangnya bukan umat Islam dan didalamnya ada yang menyalahi al-Qur'an suci. Kita harus meniru bangsa Arab zaman dahulu, yang tidak takut akan kehilangan imannya karena mempelajari kitab Pythagoras . Keberanian orang Arab untuk mempelajari kitab Pythagoras sebagaimana disebutkan oleh Ahmad Khan di atas, atau istilah yang dipakai oleh Rusli Karim; kemampuan mensintesakan aspek-aspek positif kebudayaan barat yang dilakukan oleh umat Islam zaman dahulu itulah yang telah melahirkan progresivitas dan vitalitas kebudayaan Islam yang selanjutnya mengantarkan pendidikan Islam dapat melahirkan para pakar ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Apa yang dilakukan oleh Ahmad Khan menunjukkan bahwa ia adalah seorang intelektual muslim sejati. Ini dapat terlihat dari sikapnya yang terbuka terhadap hal dari luar, ia bersedia mendengarkan segala hal diluar komunitasnya (islam), ia tidak cepat apriori terhadap pengaruh tersebut sebagaimana para ahli agama waktu itu, namun ia pikirkan pengaruh itu dan ia mengambil kesimpulan bahwa yang diajarkan inggris mengenai ilmu pengetahuan dan tehnologi harus dipelajari dan dikuasai oleh umat Islam. Hal lain yang menunjukkan keintelektualannya adalah ia tidak mengisolir diri dalam tempurung primordialisme. Ia tidak lebur dalam satu keyakinan aliran agama dan menjauhkan diri dari perbenturan fikiran. Ia berani berbenturan pikir dengan Inggris dan juga umat Islam mainsterm saat itu yang berbeda pandangan dengannya. Karakteristik yang penting adalah kejujuran dan kesetiaan pada cita-citanya untuk membangun India setarap dengan bangsa-bangsa lain di Dunia dengan mendirikan lembaga pendidikan Aligarth College sebagai basis kaderisasi anak bangsa dimasa mendatang. BIOGRAFI AKHMAD KHAN Ahmad Khan lahir tanggal 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17 Oktober 1817 Masehidi kota Delhi. Ia biasa dipanggil dengan Sir Sayyid. Sebutan Sir ia dapatkan dari bangsa Inggris atas jasa-jasanya terhadap Inggris. Sedangkan sebutan Sayyid karena ia masih keturunan langsung nabi Muhammad SAW. Ia merupakan keturunan dari Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah. Masa hidupnya yang relatif panjang, sekitar delapan puluh tahunnan secara garis besar dapat dibagi menjadi empat periode. Pertama, masa pendidikan (1817-1837). Kedua, masa pengabdiannya menjadi pegawai peradilan (1838-1857). Ketiga, masa minatnya terhada kesejahteraan umum. Kehususnya dalam mengembangkan bidang pendidikan di negaranya (1858-1877) dan keempat, masa terpenting dalam hidupnya (1878-1877) dimana ia mendapat reputasi sebagai pemimpin politik dan pendidikan Islam terbesar selama abad XIX . Ahmad Khan mendapat pendidikan formal pertama kali disebuah maktab (mungkin kalau di Indonesia semacam madrasah diniyah), yaitu lembaga pendidikan Islam tradisional yang khusus mengajarkan ilmu agama. Di Maktab ini ia belajar bahasa Parsi, bahasa ' beradab" bagi muslim India pada waktu itu, dan juga berhitung Boleh dibilang pendidikan formal yang diperolehnya pada waktu ia kecil tidaklah demikian mendalam dan sistematis. Ia lebih banyak mendapat bimbingan dari ibunya, seorang wanita yang bijaksana, yang mengasuhnya dengan sungguh-sunguh, sehingga ia memperoleh pengetahuan yang cukup tentang beberapa ilmu pengatahuan yang biasa diajarkan dimadrasah-madarasah muslim pada waktu itu. Selain itu, ia seorang anak yang sangat rajin membaca berbagai ilmu pengetahuan. Dan ditambah pengetahuannya tentang masalah-masalah kenegaraan (ilmu pemerintahan). Pengenalannya dengan kebudayaan barat diperolenya dari sang kakek dari pihak ibu, Khawaja Fariduddin, yang pernah menjadi Perdana menteri di Istana Mughal masa Sultan Akbar II selama delapan tahun. Pada tahun 1837, setahun setelah ayahandanya meninggal dunia, ia bekerja di istana mughal masa sultan Bahadur Shah sebagai seorang pembaca. Ahmad muda banyak dianugerahi titel dan jabatan kakekny, akan tetapi ia menolak anugerah tersebut. Ia lebih memilih bekerja untuk Inggris. Pada awalnya ia bekerja di The East India Company, kemudian dipindahkan kebagian Criminal Departmen di bagian New Delhi. Pada tahun 1846, setelah lima tahun bekerja sebagai musnif di Fatihpur Sikri distrik Agra, ia dipindahkan ke Delhi, kota kelahirannya . Pada tanggal 10 Mei 1857, ketika terjadi pemberontakan terhadap kolonial inggris, saat itu ia berada di daerah Bignapur, sebagai seorang pegawai peradilan. Ia tidak ikut memberontak, bahkan ia banyak membantu melepaskan orang-orang Inggris yang teraniaya dalam pemberontakan tersebut. Karena jasa-jasanya itulah ia di beri gelar Sir oleh Inggris. Ahmad Khan mengajar umat Islam untuk bersikap damai dan bekerja sama dengan Inggris, karena disamping akan membawa kemajuan, peningkatan taraf hidup dan stataus sosial mereka, juga dengan harapan Inggris memperbolehkan umat Islam memiliki perguruan tingginya sendiri. Pada tahun 1869, bersamaan dengan kepergian anaknya ke Inggris untuk melanjutkan studinya.ia juga pergi ke Inggris. Kepergiannya ini adalah semata-mata untuk memenuhi keingintahuannya yang sudah lama yaitu mempelajari sendiri sumber-sumber kekuatan Inggris, dengan harapan dapat mewujudkan cita-citanya menciptakan negara India yang kuat dan makmur, dapat mengikuti perkembangan zaman moderen serta dapat menduduki tempat mulia dalam masyarakat dunia. Sekembalinya dari Inggris, ia merasa mendapat kekuatan baru yang lebih meyakinkan anggapannya bahwa selama ini ketertinggalan India dari bangsa barat adalah karena faktor mental, Inggris memiliki mental yang kuat dalam segala hal. Dan untuk merubah mental masyarakat India harus dilakukan revolusi pemikiran dengan meninggalkan ide-ide dan kebiasaan-kebiasaan lama dan menerima tuntutan zaman modern. Bersamaan dengan itu ia mulai merintis berdirinya perguruan tinggi Islam modern. Cita cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tingi akhirnya terwujud dengan diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion (raja muda waktu itu) pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikeal dengan Aligarth College Masa-masa akhir hayatnya digunakan untuk mewujudkan Aligarth College yang didirikannya itu. Ia berkeinginan Aligarth dapat meningkat menjadi universitas, sebagaimana yang di cita-citakan sejak kepergiannya ke Inggris. Dalam mewujudkan keinginannya tersebut ia habiskan delapan jam sehari untuk menegembangkan Aligarth College. Akan tetapi keinginannya untuk menjadikan Aligarth sebagai universitas belum tercapai ajal telah merenggutnya pada usia 81 tahun. Seluruh India berkabung, dan umat Islam kehilangan seorang tokoh besar yang selama hidupnya digunakan untuk memajukan bangsanya. Ahmad Khan telah tiada, namun sampai kini gagasan-gagasannya masih banyak diualas oleh akademisi dan para ilmuan. Pandangan yang sangat mendasar dari Akhmad Khan adalah tentang keterbelakangan masayarakat muslim India. Menurut analisanya umat Islam di India sangat terbelakang bila dibandingkan dengan peradaban barat karena ia tidak mampu menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi. Diakibat oleh kejumudan pemikiran umat islam pasca abad pertengahan, sehingga untuk melawan keterbelakangan maka yang harus dilakukan umat Islam adalah menghidupkan dan mengembangkan kembali pemikiran rasional agama zaman klasik, dengan perhatian yang besar pada sain dan tehnologi. KONDISI PENDIDIKAN ISLAM DI INDIA ABAD XIX Di India pendidikan modern yang dibawa oleh Inggris pada awal abad ke 19 telah meimbulkan dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap antagonis (menolak) dan sikap akomodatif (menerima) . Sikap penolakan ditunjukkan oleh sebagian besar umat Islam India, teruma para pengelola lembaga pendidikan Islam tradisional yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama an sich. Penolakan tersebut, karena meraka beranggapan apa yang dibawa oleh Inggris tidak cocok diikuti umat islam, sebab pendidikan modern Inggris mengabaikan bidang studi dan tradisi keilmuan Islam. Sebagian lain masyarakat Islam dapat menerima dengan lapang dada sistem pendidikan modern Inggris tersebut. Mereka berkeyakinan bahwa ilmu pengetahuan dan tehnologi modern yang dibawa oleh Inggris dan diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Inggris tersebut merupakan sarana yang dapat membawa kemajuan umat Islam India. Sebab mereka meyadari India sangat ketinggalan jauh dengan Inggris dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Salah satu tokoh yang mendukung sikap ini adalah Ahmad Khan. Ia berpandangan bahwa saat ini umat Islam harus kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah seperti pada zaman Islam klasik, dari pada itu ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu pengetahuanlah yang akan mampu menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah hilang sejak zaman pertengahan. Untuk mengusai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang ditempuh adalah dengan mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang dibawa oleh inggris. ALIGARTT COLLEGE Akhmad Khan banyak disebut sebagai seorang reformer (pembaharu) di India, terutama pembaharuan pendidikan (educational reformer). Statemen ini tepat untuk menggambarkan perjuangan Akhmad Khan. Ia menghabiskan seluruh tenaga dan hampir separuh umurnya guna mengembangkan dunia pendidikan di India. Apa yang dilakukannya dalam memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui pendidikan mengisyaratkan perilaku seorang pembaharu, sebagaimana dinyatakan oleh Muhammad Abduh, bahwa pertama kali yang harus dilakukan oleh seorang pembaharu adalah mendidik rakyatnya dan kemudian berusaha mendapatkan kemerdekaan Keseriusannya dalam mengembangkan pendidikan di India nampak dari pengorbanannya yang besar, pada usai yang hampir senja (52 tahun), Ahmad Khan masih menyempatkan diri pergi ke Inggris untuk mempelajari sistem pendidikan modern. Bahkan untuk biaya studi itu ia telah menggadaikan rumahnya dan menjual gedung perpustakaan pribadi beserta seluruh isinya. Namun perjuangannya itu tidak sia-sia, pengorbanannya telah menghasilkan sebuah perguran tinggi Islam di India dengan sistem pendidikan modern, Aligarth College. Alighar College adalah. Karya besar Akhmad Khan dalam bidang pendidikan. Aligarth merupakan lembaga pendidikan Islam moderen yang dikembangkan olehnya dari hasil studi panjangnya di Inggris. Sistem pendidikannya berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang ada pada waktu itu. Perbedaan tersebut nampak dalam hal materi dan tujuan pendidikan. Dari segi materi Aligarth memasukkan pengetahuan umum (ilmu pengetahuan umum dan tehnologi) dalam pembelajarannya, padahal pada era tersebut India sama sekali tidak memiliki satu lembaga pendidikan Islam yang memasukkan ilmu-ilmu umum dalam daftar mata pelajarannya. Dengan memberikan pelajaran umum ini Ahmad Khan menginginkan hilangnya dikotomi ilmu yang ada pada benak dan pikiran masyarakat Islam India. Terlihat dari penyusunan cabang ilmu pegetahuan yang diajarkan di Aligarth. Dalam susunan itu ilmu-ilmu agama dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, bukan menjadi cabang tersendiri yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lain. Akhmad Khan tidak menginginkan adanya keterpisahan ilmu pengetahuan dalam pandangan umat Islam India. Dari sudut tujuan, Aligarth College memiliki tujuan yang bebeda dengan lembaga pendidikan Islam mainstrem. Ia memiliki tujuan membentuk ulama intelek, yaitu orang yang memiliki keahlian dalam bidang pengetahuan agama dan juga mahir dalam ilmu pengetahuan umum. Dengan demikian diharapkan lulusan Aligarth College memiliki intelegensia yang tinggi dan adaptif dengan perkembangan zaman dan peradaban modern dengan kepribadian muslim. Perbedaan dengan lembaga pendidikan Islam mainstrem terlihat dari penambahan ilmu pengetahuan umum yang pada era ini sama sekali tidak tersentuh oleh lembaga pendidikan Islam yang lain. Konteks Pembaharuan Pendidikan di Indonesia Kemunduran umat Islam sebagian besar dikaenakan tertinggalnya ia dalam ilmu pengetahuan dan tehnologi, Menurut para pakar terdapat suatu korelasi pengusaan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan kekuatan poltik dan ekonomi. Masyarakat Islam selalu kalah dalam politik da ekonomi diantaranya karena umat Islam tidak dapat mengusai dan melakukan peneyebaran ilmu pengetahuan dan tehnoogi. Lebih lanjut, didalam kehidupan politik dan ekonomi kita lihat adanya fase-fase perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmupengetahuan dan tehnologi. Fase-fase tersebut ialah fase perbudakan, feodaisme, industrialisasi, dan masa depan ialah era ilmu pengetahuan. Era ilmu pengetahuan berarti semakin luas penyebaran dan kontrol ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Hal ini berarti suatu masyarakat atau bangsa yang tidak menguasai dan mengontrol ilmu pengetahuan berarti akan kehilangan kekuatan politik dan ekonominya. Masyarakat masadepan adalah masyrakat yang berkembang atas dasar penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan merupakan faktor yang sangat menentukan didalam kehidupan umat manusia masa depan, maka ini artinya lembaga-lembaga pendidikan haruslah menyesuaikan diri dengan tuntutan masa depan tersebut. Visi dan misi lembaga pendidikan (islam) harus berubah sebagai tempat untuk mempersiapkan sumberdaya manusia masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Kesadaran sebagaimana diatas dalam kontek India telah melahirkan pembaharuan pendidikan yang dipelopori oleh Ahmad Khan pada paruh akhir abad ke 19 dengan Aligarth Collegenya. Ide pembaharuan pendidikan tersebut tersebar luas seantero dunia muslim, termasuk Indonesia. Maka bermunculanlah moderenisasi pendidikan Islam di Indonesia dengan berbagai bentuknya. Kemunculannya tersebut berkaitan erat dengan pertumbuhan gagasan moderenisme Islam dikawasan asia. Gagasan moderenisme Islam yang menemukan momentumnya sejak awal abad 20, pada lapangan pendidikan direalisasikan dengan pembentukan lembaga-lembaga pendidikan modern yang diadopsi dari sistem pendidikan kolonial Belanda. Pemrakarsa pertama dalam hal ini adalah organisasi-organisasi "Moderenis" Islam seperti Jami'at Al-Khoir,al-Irsyad, Muhammadiyah dan lain-lain. Pada awal perkembangan adopsi gagasan moderenisasi pendidikan Islam ini setidak-tidaknya terdapat dua kecenderungan pokok dalam eksperimentasi organisasi-organisasi Islam di atas. Pertama adalah adopsi sistem dan lembaga pendidikan modern secara hampir menyeluruh. Titik tolak moderenisme pendidikan Islam disini adalah sistem dan kelembagaan pendidikan modern (Belanda), bukan sistem dan lembaga pendidikan Islam tradisional. Eksperimentasi ini terlihat secara jelas dilakukan oleh Abdullah Ahmad dengan Madrasah Adabiyah, yang kemudian diubah menjadi Sekolah Adabiyah (1915). Hanya terdapat sedikit ciri atau unsur kurikulum sekolah (HIS) Adabiyah yang membedakannya dengan sekolah belanda. Selain mengadopsi seluruh kurikulum HIS Belanda, sekolah Adabiyah menambahkan pelajaran agama 2 jan sepekan. Kemudian organisasi Islam yang lain adalah Muhammadiyah. Ia mengadopsi sistem kelembagaan pendidikan Belanda secara cukup konsisten dan menyeluruh, misalnya mendirikan sekolah-sekolah ala belanda sepeti MULO, HIS dan lain-lain. Sementara itu sekolah-sekolah Muhammadiyah membedakan diri dengan sekolah belanda hanya dengan memasukkan pendidikan agama (persisnya dalam istilah Muhammadiyah adalah Met de Qur'an) kedalam kurikulumnya. Karena itu sekolah-sekolah Muhammadiyah sebenarnya lebih tepat disebut sekolah umum plus. Muhammdiyah dalam batas tertentu juga mencoba bereksperimen dengan sistem dan kelembagaan madrasah modern dengan mendirikan madrasah Mu'alimin dan madrasah Mu'alimat. Tetapi sama dengan sistem dan kelembagaan sekolah-sekolahnya, madrasah yang dikembangkan Muhammadiyah ini tidaklah menjadikan sistem dan kelembagaan pendidikan Islam tradisional – apakah surau atau pesantren—sebagai basisnya. Kedua, eksperimen pembaharuan yang bertitik tolak justru dari sistem pendidikan Islam itu sendiri. Disini lembaga pendidikan Islam yang sebenarnya telah ada sejak waktu lama di moderenisasi; sistem pendidikan madrasah dan surau, pondok pesantren, yang memang secara tradisional merupakan kelembagaan pendidikan Islam di moderenisasi misalnya dengan mengadopsi aspek-aspek tertentu dari sistem pendidikan modern, khususunya dalam kandungan kurikulum, tehnik dan metode mengajar dan sebagainya Eksperimen semacam ini pertama kali dilakukan Pesantren Manbaul Ulum, Surakarta tahun 1906. Sebagaimana pesantren lainnya, pesantren ini mempunyai basis pada pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu tradisional Islam, seperti al-Qur'an, hadits, Fiqh, bahasa Arab dan lainya. Juga terdapat mata pelajaran mantiq, aljbar, dan ilmu falaq. Selain itu Pesantren Manbail Ulum juga memasukkan beberapa mata pelajaran modern ke dalam kurikulumnya, seperti membaca (huruf latin) dan menghitung. Eksperimen lain dilakukan oleh H. Abdul Karim Amrullah yang pada tahun 1916 menjadikan surau Jembatan Besi – lembaga pendidikan islam tradisional— sebagai basis untuk pngembangan madrasah modern, yang kemudian lebih dikenal dengan Sumatra Thawalib. Berbarangan dengan itu, Zainuddin Labay al Yunusi mengembangkan Madrasan Diniyah, yang pada awal perkembangannya merupakan "madrasah sore" untuk memberikan pelajaran agama pada murid-murid sekolah Gubernemen. Upaya menjadikan sistem dan lembaga pendidikan pesantren sebagai basis dalam pengembangan sistem dan kelambagaan pendidikan Islam pada era lebih belakang (1926) kembali dilakukan di Pulau Jawa dengan pembentukan Pndok Modern Gontor Ponorogo. Gagasan yang berbeda di belakang pembentukan Pondok Moden adalah kesadaran perlunya moderenisasi sistem dan kelembagaan pendidikan Islam tidak dengan mengadopsi sistem dan kelembagaan pendidikan modern Belanda, melainkan dengan malakukan moderenisasi sistem dan kelembagaan pendidikan idegenous, pesantren. Ini dilakukan karena pesantrenlah yang memilki akar kuat dan mendalam dan lebih dapat diterima oleh banyak masyarakat muslim . Demikian pola pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia sebagian besar memiliki kesamaan dengan pembaruan pendidikan Islam di India abad ke 19 yang dipelopori Akhmad Khan baik motif maupun tujuannya. * Penulis adalah Dosen Fakultas Trabiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saat ini sedang menyelesaikan Program Pasca Sarjana (S2) Magister Perdamaian dan Resosulusi Konflik Universitas Garahmada (UGM) dan Pascasarjana Magister Managemen (MM) Universitas Islam Indonesia (UII), saat ini sedang menyelesaikan program Doktor Ilmu Ekonomi di UII. Wilayah India Berbeda dengan Turki dan Mesir, pembaharuan pendidikan Islam di India kelihatannya lebih banyak bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam tradisionalis dengan pendidikan skuler. Pembaharuan pendidikan Islam di India lebih dilatarbelakangi oleh minimnya jumlah ummat Islam –seperlima ummat Hindu di India—yang telah mendapatkan perlakuan tidak baik dari Inggris –saat itu penjajah India--, oleh sebab itu dan dalam rangka menyelematkan harkat, martabat ummat Islam maka perlu dilakukan upaya pembaharuan sikap yang fleksible terhadap penjajah saat itu. 3. Sayyid Akhmad Khan Adapun yang menjadi tokoh pembaharu di India adalah Sayyid Akhmad Khan (1817-1898 M), ia berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam di India dapat diwujudkan hanya dengan bekerja sama dengan Inggris. Oleh karena itu, Ahmad Khan mengajak ummat Islam India untuk bersikap loyal terhadap Inggris. Satu diantara sekian banyak persoalan ummat Islam India, adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurutnya, mutu pendidikan ummat Islam harus ditingkatkan dengan menerapkan sistem modern yang cukup. Oleh karena itu, ia pertama kali mendirikan lembaga pendidikan modern. Lembaga pendidikan yang pertama kali didirikan adalah Sekolah Inggris Muradabab pada tahun 1860 M. Pada tahun 1864 ia mendirikan Scientific Society untuk memperkenalkan sains Barat kepada rakyat India, khususnya ummat Islam India. Pada tahun yang sama juga ia mendirikan Sekolah Modern di Ghazipur, dan pada tahun 1868 ia membentuk Komite Pendidikan di beberapa daerah di India Utara. Seperti halnya kekahawatiran tokoh pembaharu Islam di wilayah lain, akan adanya bahaya kesenjangan antara lembaga pendidikan agama (madrasah) dan sekolah-sekolah sekuler yang diasuh pemerintah Inggris, timbul ide dari Sayyid Akhmad Khan untuk mendirikan satu lembaga pendidikan yang didalamnya mengajarkan ilmu pengetahuan umum juga dalam pengajarannya juga tidak melupakan materi-materi keagmaan sebagaimana yang ada di madrasah. Lembaga pendidikan tersebut yang kemudian disebut Muhammedan Anglo Oriental College (M.A.O.C), berdiri pada tahun 1878 M. Itulah beberapa tokoh dengan segenap sasaran pembaharuannya di bidang pendidikan. Satu upaya pembaharuan pendidikan yang lebih banyak mengadopsi tata cara dan pengetahuan yang datang dari Barat. 4. Muhammad Iqbal a. Riwayat Hidup Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan kahir di Sialkot tahun 1867. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjaan MA. Di tahu 1905 ia pergi ke negara Inggris dan belajar filsafat di Universitas Cambridge. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich Jerman, dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang tasawwuf. b. Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Sama dengan pembaharu lainnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama 500 tahun dikarenakan kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai pada keadaan statis. Untuk memperbaharui Islam di segala bidang (termasuk pendidikan), maka diperlukan sebuah institusi penegak Hukum Islam yang menanungi seluruh umat Islam dalam sebuah naungan negara yang dinamakan Khilafah Islamiyah.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:47AM  

    khilafah - Social Mention
     
     
     
    MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam. Lahirnya modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Modernisasi atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum di pahami, di terima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaharuan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara, konsep, dan serangkaian metode yang bias diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik. Dengan demikian, kalau kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan Islam akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses perunahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu. B. Hal–hal Yang Melatar Belakangi Pembaharuan Pendidikan Islam. Terpuruknya nilai–nilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal Islam yang tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang hareus diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan secara komprehensif oleh barat yang pada waktu itu tidak pernah mengenal ilmu pengetahuan. Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam. Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah. Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir. C. Masa Pembaharuan Pendidikan Islam. Setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuaan islamsiterima oleh bangsa Eropa dan umat Islam sudah tidak memperhatikannya lagi maka secara berangsur-angsur telah membangkitkan kekuatan di Eropa dan menimbulakn kelemahan dikalangan umat Islam. Secara berangsur tetapi pasti. Kekuasan umat Islam ditunjukan oleh kekuasan bangsa Eropa, dan terjadilah penjajahan di mana-mana di seluruh wilayah yang pernah di kuasai oleh kekuasan Islam. Eksploitasi kekayaan dunia Islam oleh bangsa Eropa semakin memperlemah kedudukan kaum muslimin dalam segala segi kehidupannya. Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertringgalan kaum muslimin dari bengsa Eropa dalam berbagai bidang kehidupan, telah timbul mulai abad ke 11 H/ 17 M dengan kekalahan yang diderita oleh kerajaan Turki Usmani dalam peperangan dengan Negara eropa. Mereka mulai memperhatikan kemajuan yang dicapai oleh Eropa, pertama Prancis yang merupakan pusat kemajuan Eropa pada masa itu.dan di kirim duta-duta untuk mempelajari kemajuan Eropa, terutama dibidang militer dan kemajuaan ilmu pengetahuan. Dalam bidang pengembengan ilmu pengetahuaan ilmu modern dari barat, untuk pertama kali dalam dumia islam di buka suatu percetakan di istambul pada tahun 1727 M. dan juga di adakan percetakan Al-Qur'an, dan ilmu pengetahuan agama yang lainnya juga. Penduduk Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah merupakan tonggak sejarah bagi umat Islam untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelamahan mereka. Ekspedisi Napoleon tersebut bukan hanya menunjukan akan kelamahan umat Islam. Tetapi juga sekaligus menunjukan kebodohan mereka. Dalam ekspedisi itu Napoleon membawa sepasukan tentara dan para ilmuan dengan seperangkat peralatan ilmiah. Untuk mengadakan penelitian di Mesir. Eksploitasi dan intervensi barat lama kalamaan menyadarkan akan keterbelakangan umat Islam. Mereka sadar kuatnya control barat terhadap mereka terhadap kemajan modern yang di miliki oleh barat. Inilah yang menyadarkan mereka dari keterbelakangan mereka dan kelemahannya. Sehingga timbul usaha pembaharuan dalam segala aspek kehidupan yang di pelopori oleh penguasa, kaum bangsawan, elit, dan intelegensia. 1. Pola–pola Pembaharuan Pendidikan Islam Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern dibarat pada dasarnya mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh barat adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Perkembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang didunia Islam. Atas dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali. Dalam hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah – sekolah dengan pola sekolah barat, baik system maupun isi pendidikannya. Di samping itu pengiriman pelajar –pelajar kedunia barat terutama Prancis untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan pendidikan dengan pola barat ini mulanya timbuldi Turki Usmani pada akhir abad ke 11 H/17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai Negara Eropa timur pada masa itu. Sultan Mahmud II ( yang memerintah di Turki Usmani 1807-1839 M), adalah pelopor pembaharuan pendidikan di Turki. Usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II tersebut diuraikan oleh Harun sebagai berikut: ialah perubahan dalam bidang pendidikan. Madrasah adalah merupakan satu-satunya lembaga yang ada di kerajaan Usman. Gerakan Pembaharuan Pendidikan Islam Yang Berorientasi. Pada sumber Islam yang murni, pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengaetahuan modern. Menurut analisa mereka,diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka tidak menjalankan perintah agama Islam secara semestinya. Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Mahmud Bin Andul Al Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jalalludin Al Afgani dan Muhamad Abduh (akhir abad 19 M). untuk interprestasi diperlukan ijtihad dan kerenanya pintu ijtihad harus dibuka. Harun Nasution dalam menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh dalam pembaharuan pendidikan di Mesir menyatakan sebagai berikut.: ia juga memikirkan sekolah – sekolah pemerintah yang telah didirikan untuk mendidik tenaga – tenaga yang perlu bagi mesir dalam lapangan administrasi militer, kesehatan, perindustrian, pendidikan dan sebagainya. Selain itu jumlah sekolah – sekolah pemerintah yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pendidikan oleh sebab itu, golongan pembaharu memerlukan bergerak dibidang pendidikan . Demi memperbaiki mutu pendidikan Abdulah Ahmad memasukan empat orang guru berbangsa belanda disamping dua orang Indonesia yang memiliki ijazah His pertama yang di dirikan oleh organisasi Islam. Setahun berikutnya mendapat subsidi penuh dari Gubernur. Selain itu Sultan Mahmud II juga mengirim siswa-siswa ke Eropa untuk memper dalam ilmu pengetahuan dan teknologi langsung dari sumber pengembangannya. Muhammad Ali Pasya dalam rangka memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaharuan pendidikan di Mesir mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan sekolah yang meniru system pendidikan dan pengajaran barat dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern ke dalam Al-Azhar dan dengan memperkuat didikan agama di sekolah-sekolah pemerintah, jarang yang memisah golongan ulama dari golongan ahli ilmu modern akan dapat diperkecil. Usaha Pembaharuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Nasionalisme. Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan perkembangannya pada kehidupan modern dan dimulai dari barat. Islam menghadapi kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Disamping itu, adanya keyakinan dikalangan pemikir pembaharuan dikalangan umat Islam, bahwa pada hakekatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. 2. Tokoh dan Sasaran Pembaharuan Pendidikan Islam. Tokoh pembaharuan pendidikan Islam bercorak modernis. Sejalan dengan pembahruan pendidikan Islam penuh dilakukan pada 3 wilayah kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani, Mesir, India. a). Wilayah Turki Pembaharuan pendidikan didunia Islam dimulai dikerajaan Turki Usmani. Faktor yang melatar belakangi gerakan pembaharuan bermula dari kekalahan-kekalahan kerajaan Usmani dalam peperangan dengan Eropa. Adapun tokoh yang mencoba melakukan upaya tersebut ialah : Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat. b). Wilayah Mesir Tokoh yang melakukan upaya pembaharuan khususnya pendidikan adalah Muhammad Ali Pasya dan Muhammad Abduh M. Ali Pasya. Ia mendirikan kementrian pendidikan dan lembaga pendidikan, membuka sekolah teknik , kedokteran, pertambangan, mengirin siswa untuk belajar kenegri barat. Gerakan pembaharuan memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi barat kepada umat Islam. M. Abduh. Melakukan pembaharuan pendidikan di Al-Azhar dengan memasukkan ilmu modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al-Azhar tahun 1895, melaksanakan pembaharuan administratif yang bermanfaat. c). Wilayah India. Pembaharuan pendidikan Islam di India bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam tradisionalis dengan pendidikan sekuler. Adapun yang menjadi tokoh pembaharuan di India Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peninggkatan kedudukan umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864. kemudian mendirkan pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu pengetahuan umum. Itulah beberapa orang tokoh pembaharuan yang banyak mengadopsi tata cara dan pengetahuan yang datang dari barat. 3. Dualisme Sistem Pendidikan Islam Sebagai akibat dari usaha pembaharuan pendidikan Islam dalam rangaka untuk mengjar kekurangan dan ketinggalan dari dunia barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecendruangan adanya dualisme dalam sisten pendidikan Islam. Usaha pendidikan modern yang berorientasi pada tiga pola pemikiraan (Islam murni, barat, dan nasionalisme) yang mengambil pola system pendidikan barat dengan menyesuaikan Islam dan kepentingan nasional. Sistem pendidikan modern, dilaksnakan pemerintah untuk memenuhi tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Sedangkan sisten pendidikan tradisional, tetep mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pemdidikan dan pengarahan keagamaan pada madrasah dan pondok pesantren. Dualisme dan pola pendidikan ini yang mewarnai pendidikan Islam di Negara Islam di zaman modern. Usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem itu telah diadakan dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern kedalam system pendidikan tradisonal yang berangsur-angsur mengarah kesistem pendidikan modern. DAFTAR PUSTAKA Http:// fauzanma-fitku in Jakarta. Blogspot. Com/2009/04/Pembaharuan Pendidikan Islam.html Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos,1999 Harun nasution, Pembaharuan Dalam Islam, bulan bintang Jakarta. 1982. Asraha Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos Cet. 1. 1999. Azra Azyumardi."Surau Ditengah Krisis, Pesantren Dalam Perspektif Masyarakat" Jakarata: P3m.1985. ndia: Sir Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) adalah pemikir yang paling menonjol yang menyerukan "saintifikasi" masyarakat Muslim. Seperti halnya dengan al-Afghani, ia menyerukan Muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Tetapi lebih jauh dari al-Afghani ia melihat adanya "kekuatan yang membebaskan" dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Di antara "kekuatan pembebas" itu adalah penjelasan peristiwa dengan sebab-sebab terdekatnya, yang bersifat fisik-materiil. Di Barat nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari takhayul dan cengkeraman kekuasaan Gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib "membebaskan" Muslim dengan melenyapkan unsur supranatural – yang "tak ilmiah" – dari al-Qur'an. Ia amat serius dengan upayanya ini, hingga menciptakan sendiri metode penafsiran al-Qur'an baru. Hasilnya adalah "teologi baru" yang memiliki karakter "ilmiah". Generasi setelah Sir Sayyid, di awal abad ke-20, adalah Mohammad Iqbal (1877-1938), salah seorang Muslim pertama di anak benua India yang sempat mengkaji pemikiran Barat modern dan mempunyai akses yang mendalhttp://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/03/31/islam-dan-ilmu-pengetahuan/am pada tradisi intelektual Islam. Kedua hal inilah yang muncul dari karya utamanya, The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam) diterbitkan tahun 1930. Dengan penggunaan istilah reconstruction (pembangunan kembali) tujuan utama Iqbal telah tergambar. Reconstruction berarti mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern, untuk konsumsi generasi baru Muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat Barat abad ke-20. "Bahasa modern" pun berarti bahasa konseptual yang terbentuk akibat perkembangan tersebut. Kepeduliannya sama dengan pendahulunya, Sir Sayyid, karena keduanya menghadapi masalah yang sama. Tetapi sementara Sir Sayyid mengupayakan pemecahan apologetis – dengan menunjukkan kesesuaian ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan dan filsafat modern, hingga ke tingkat perumusan ulang teologi Islam – Iqbal bergerak lebih jauh. Ia menerima ilmu pengetahuan modern lebih dari sekadar sebagai alat, tanpa merasa harus menerima nilai-nilai Barat. Ia menunjukkan bahwa kesesuaian agama, khususnya Islam, dengan ilmu pengetahuan tak hanya ada pada permukaan dan tak pula hanya menyangkut penemuan mutakhir ilmu pengetahuan. Aaktivitas ilmuwan adalah sebentuk ibadah. Karena itulah sampai tingkat tertentu, ilmu pengetahuan memiliki tujuan yang sama dengan agama, yakni pencapaian Kenyataan Sejati. Baginya ruh Islam yang anti-klasik – yang menekankan pada hal-hal yang kongkrit, seperti yang tampak dalam revolusi intelektual melawan tradisi abstrak Yunani di masa awal perkembangan filsafat Islam – adalah serupa dengan ruh yang melahirkan ilmu pengetahuan modern. Namun, meskipun bertujuan sama, ilmu pengetahuan hanya berurusan dengan struktur sesuatu, dan tak mampu berbicara tentang hakikat akhir dari segala sesuatu yang memiliki struktur itu. Untuk itu, teori ilmu pengetahuan perlu ditafsirkan untuk membantu menjelaskan gagasan filosofis yang berbicara tentang Kenyataan Sejati. Sementara ilmu pengetahuan sendiri, dalam anggapan Iqbal, yang bertentangan dengan kecenderungan banyak ilmuwan modern, tak dapat menciptakan teori yang selengkapnya menggambarkan realitas. Ini karena ilmu pengetahuan adalah "kumpulan pandangan yang sepotong-sepotong tentang realitas." Tak berhenti di sini, Iqbal menunjukkan penguasaannya atas teori-teori fisika mutakhir masa itu dengan menunjukkan bagaimana pandangan ilmuwan seperti Einstein dan Heisenberg mesti ditafsirkan untuk mendapat gambaran utuh tentang realitas. Tujuan akhirnya, membangun suatu teologi rasional yang memanfaatkan temuan ilmu pengetahuan tentang realitas alam. Iqbal tidak menganggap ilmu pengetahuan

     

 tauhid - Social Mention: ♥♥ DOA KAMI PARA WANITA ♥♥ Kami menundukkan kepala. Bertasbih dan bertakbir, juga tak henti beristighfar. Kami tak akan berhenti berdoa kepada ALLAH, semoga Daulah Al Quran dapat tegak kembali di Bumi Afghan. Kami berdoa kepada_MU, Wahai Yang Maha Kuat! sesungguhnya kami lemah Kami berdoa kepada_MU, Wahai Yang Maha Kaya! sesungguhnya kami miskin papa Kami berdoa kepada_MU, Wahai Sang Penunjuk Jalan! sesungguhnya kami ini bodoh tersesat Kami berdoa kepada_MU, Wahai Pemilik Kekuasaan! sesungguhnya kami orang tertindas di bumi Agar Engkau melimpahkan kemenangan bagi Ahlul Haq dan Ahlu Tauhid Agar Engkau persatukan shaf Mujahidin dan mengokohkan barisan mereka Agar Engkau menyertai para Ghazi yang berjuang Ya ALLAH tepatkan bidikan mereka Ya ALLAH tepatkan bidikan mereka Ya ALLAH jagalah Mujahidin dan persatukan hati mereka. Ya ALLAH berilah pengawalan kepada mereka ketika mata-mata tengah tertidur. Kami menunggu cemas, akan kembalinya Daulah yang ditegakkan di atas pucuk-pucuk tombak. Kami mohon ampun kepada_MU Ya ALLAH karena lemahnya iman kami dan sikap duduk diam kami Betapa malangnya kami, kaum qoidun ini Ya ALLAH bukakan jalan bagi kami para Wanita....
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:57AM  

    tauhid - Social Mention
     
     
     
    ♥♥ DOA KAMI PARA WANITA ♥♥ Kami menundukkan kepala. Bertasbih dan bertakbir, juga tak henti beristighfar. Kami tak akan berhenti berdoa kepada ALLAH, semoga Daulah Al Quran dapat tegak kembali di Bumi Afghan. Kami berdoa kepada_MU, Wahai Yang Maha Kuat! sesungguhnya kami lemah Kami berdoa kepada_MU, Wahai Yang Maha Kaya! sesungguhnya kami miskin papa Kami berdoa kepada_MU, Wahai Sang Penunjuk Jalan! sesungguhnya kami ini bodoh tersesat Kami berdoa kepada_MU, Wahai Pemilik Kekuasaan! sesungguhnya kami orang tertindas di bumi Agar Engkau melimpahkan kemenangan bagi Ahlul Haq dan Ahlu Tauhid Agar Engkau persatukan shaf Mujahidin dan mengokohkan barisan mereka Agar Engkau menyertai para Ghazi yang berjuang Ya ALLAH tepatkan bidikan mereka Ya ALLAH tepatkan bidikan mereka Ya ALLAH jagalah Mujahidin dan persatukan hati mereka. Ya ALLAH berilah pengawalan kepada mereka ketika mata-mata tengah tertidur. Kami menunggu cemas, akan kembalinya Daulah yang ditegakkan di atas pucuk-pucuk tombak. Kami mohon ampun kepada_MU Ya ALLAH karena lemahnya iman kami dan sikap duduk diam kami Betapa malangnya kami, kaum qoidun ini Ya ALLAH bukakan jalan bagi kami para Wanita....
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100004722969663&v=wall&story_fbid=246522428848521
    Nov 20th 2013, 11:51
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/GrgmBy

     

 Abu Abdullah - Social Mention: Mahfuz : Pengerusi baru BSN 'kambing hitam' kabinet Oleh : AFIX REDZUAN KUALA LUMPUR 19 NOV : Ahli Parlimen Pokok Sena, Datuk Mahfuz Omar menggesa kerajaan menjelaskan pelantikan pengerusi baru Bank Simpanan Nasional (BSN), Tan Sri Abu Bakar Abdullah yangitamatkan perkhidmatan sebagai Ketua Pengarah Perkhidmatan Awam, pada Julai 2012. Katanya, pelantikan itu menimbulkan persoalan berkenaan cerita sebenar di sebalik penamatan khidmat Abu Bakar susulan kegagalan Skim Baru Perkhidmatan Awam (SBPA) ketika itu. mahfuz parlimen 01Mahfuz berkata, timbul tanda tanya atas pelantikan Abu Bakar sebagai Pengerusi BSN untuk tempoh tiga tahun, berkuat kuasa pada 1 Mac lalu. "Saya ingat ada yang tidak kena dalam proses tindakan dan pelantikan beliau. Kalau beliau bersalah atas tatatertib, bagaimana kita boleh mengharapkannya jadi pengerusi bank. "Sebab itu, kerajaan perlu perjelaskan atas kelayakan apa Abu Bakar dilantik menjadi Pengerusi BSN kerana membabitkan pengurusan wang," katanya pada sidang media di lobi Parlimen, di sini, semalam. Beliau menimbulkan persoalan itu selepas Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Shahidan Kassim menjelaskan kepadanya penamatan khidmat Abu Bakar dilakukan "demi kepentingan awam". Shahidan dalam jawapan bertulis kepada Mahfuz menyatakan penamatan dibuat secara teratur dan mengikut prosedur dan peraturan di bawah Peraturan 49 Peraturan-peraturan Pegawai Perkhidmatan Awam (Kelakuan dan Tatatertib) 1993 dan Perlembagaan Persekutuan. Mahfuz berkata, jika diteliti peraturan dinyatakan Shahidan itu sebenarnya membabitkan kesalahan yang dianggap serius dan kebiasaannya mereka disabitkan tidak layak mendapat pencen. Sebelum ini, Mahfuz pernah membangkitkan isu penamatan Abu Bakar yang disifatkan menjadi 'kambing hitam' dalam kegagalan pelaksanaan SBPA yang diputuskan kabinet. -NFN-
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:48PM  

    Abu Abdullah - Social Mention
     
     
     
    Mahfuz : Pengerusi baru BSN 'kambing hitam' kabinet Oleh : AFIX REDZUAN KUALA LUMPUR 19 NOV : Ahli Parlimen Pokok Sena, Datuk Mahfuz Omar menggesa kerajaan menjelaskan pelantikan pengerusi baru Bank Simpanan Nasional (BSN), Tan Sri Abu Bakar Abdullah yangitamatkan perkhidmatan sebagai Ketua Pengarah Perkhidmatan Awam, pada Julai 2012. Katanya, pelantikan itu menimbulkan persoalan berkenaan cerita sebenar di sebalik penamatan khidmat Abu Bakar susulan kegagalan Skim Baru Perkhidmatan Awam (SBPA) ketika itu. mahfuz parlimen 01Mahfuz berkata, timbul tanda tanya atas pelantikan Abu Bakar sebagai Pengerusi BSN untuk tempoh tiga tahun, berkuat kuasa pada 1 Mac lalu. "Saya ingat ada yang tidak kena dalam proses tindakan dan pelantikan beliau. Kalau beliau bersalah atas tatatertib, bagaimana kita boleh mengharapkannya jadi pengerusi bank. "Sebab itu, kerajaan perlu perjelaskan atas kelayakan apa Abu Bakar dilantik menjadi Pengerusi BSN kerana membabitkan pengurusan wang," katanya pada sidang media di lobi Parlimen, di sini, semalam. Beliau menimbulkan persoalan itu selepas Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Shahidan Kassim menjelaskan kepadanya penamatan khidmat Abu Bakar dilakukan "demi kepentingan awam". Shahidan dalam jawapan bertulis kepada Mahfuz menyatakan penamatan dibuat secara teratur dan mengikut prosedur dan peraturan di bawah Peraturan 49 Peraturan-peraturan Pegawai Perkhidmatan Awam (Kelakuan dan Tatatertib) 1993 dan Perlembagaan Persekutuan. Mahfuz berkata, jika diteliti peraturan dinyatakan Shahidan itu sebenarnya membabitkan kesalahan yang dianggap serius dan kebiasaannya mereka disabitkan tidak layak mendapat pencen. Sebelum ini, Mahfuz pernah membangkitkan isu penamatan Abu Bakar yang disifatkan menjadi 'kambing hitam' dalam kegagalan pelaksanaan SBPA yang diputuskan kabinet. -NFN-
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000440808325&v=wall&story_fbid=709167162441304
    Nov 20th 2013, 13:42
     
    Oleh : AFIX REDZUAN KUALA LUMPUR 19 NOV : Ahli Parlimen Pokok Sena, Datuk Mahfuz Omar menggesa kerajaan menjelaskan pelantikan pengerusi baru Bank Simpanan Nasional (BSN), Tan Sri Abu Bakar Abdullah yangitamatkan perkhidmatan sebagai Ketua Pengarah Perkhidmatan Awam, pada Julai
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/b8dhV2

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 11:34AM  

    We, the Revolutionaries of this Ummahs Facebook-Pinnwand
     
    We, the Revolutionaries of this Ummahs Facebook-Pinnwand
     
    Hizb ut Tahrir Australia's 2013 Annual Conference entitled "Intervention in the...
    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=445428572230543&set=a.395436133896454.1073741828.395378450568889&type=1
    Nov 19th 2013, 11:11
     
    Hizb ut Tahrir Australia's 2013 Annual Conference entitled "Intervention in the Muslim Community"

    "After the first world war, we lost a great battle... We lost our identity as an Ummah. Muslims became strangers in their own lands. Islam became strange in the Muslim lands."

    - Ust. Abu Anas Ismail Alwahwah at the intervention in the Muslim community conference.

    #imccon13
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/wvvRVF

     

 scharia - Social Mention: Abdul-Ahmad Rashid schreibt dazu: "Es ist also durchaus politisch brisant, wenn Khorchide für eine Theologie eintritt, „die das Verhältnis zwischen Gott und Mensch als dialogisches Freiheitsverhältnis bestimmt". An ihr arbeitet, sehr viel brisanter noch, Khorchide auch in seinem kürzlich erschienen Buch weiter: „Scharia – der missverstandene Gott", das einen „Weg zu einer modernen islamischen Ethik" weisen will (Herder, Freiburg 2013, 232 S., 18,99 Euro). Der entscheidende Punkt für ihn ist, dass Scharia kein bloßes Rechtssystem ist, sondern den Weg des Menschen zu Gott beschreiben will: „Es ist der Weg des Herzens". Er kämpft damit gegen „eine Reduktion des Islams auf juristische Aspekte" und wirft implizit der herkömmlichen Theologie und den Verbänden eben dies vor."
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:32AM  

    scharia - Social Mention
     
     
     
    Abdul-Ahmad Rashid schreibt dazu: "Es ist also durchaus politisch brisant, wenn Khorchide für eine Theologie eintritt, „die das Verhältnis zwischen Gott und Mensch als dialogisches Freiheitsverhältnis bestimmt". An ihr arbeitet, sehr viel brisanter noch, Khorchide auch in seinem kürzlich erschienen Buch weiter: „Scharia – der missverstandene Gott", das einen „Weg zu einer modernen islamischen Ethik" weisen will (Herder, Freiburg 2013, 232 S., 18,99 Euro). Der entscheidende Punkt für ihn ist, dass Scharia kein bloßes Rechtssystem ist, sondern den Weg des Menschen zu Gott beschreiben will: „Es ist der Weg des Herzens". Er kämpft damit gegen „eine Reduktion des Islams auf juristische Aspekte" und wirft implizit der herkömmlichen Theologie und den Verbänden eben dies vor."
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=1616601971&v=wall&story_fbid=10200689181344715
    Nov 20th 2013, 08:51
     
    Wer darf den Islam an deutschen Universitäten lehren? Wer kann den Koran richtig auslegen? Ein Überblick über den Stand der Debatte über die Reform des Islam.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/s5JjkG

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:46AM  

    Masallah - Social Mention
     
     
     
    İtiraf Ediyorum.. ♂ Erkek Sevgilim benden uzakta onu çok sık görmesemde biz birbirimizi delliler gibi seviyoruz.ve ona bir anlık bile olsa sadakatsizlik yapmadım.onun yanına gideceğim günleri iple çekiyorum.birbirimizi idare etmeyi çok iyi başarıyoruz.birbirimiz için çok büyük fedakarlıklarda bulunduk ama karşılığını böyle alıyoruz.herkes acısını yazmış bende iyi birşeyler yazayım dedim yani her zaman sevgi için fedakarlık yapınca kötü sonuçlar olmuyor.. Rumuz: maşallah deyin:)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=451615878219316&v=wall&story_fbid=607761542604748
    Nov 20th 2013, 07:33
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/DcJ54y

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:43AM  

    allahuakbar - Social Mention
     
     
     
    Siapakah Ahmad Ammar Ahmad Azam? Mungkin ramai yang tertanya2 tentang siapa pemuda yang dimaksudkan dlm video yg aku post sebelum ni..ikuti serba sedikit kisah beliau...semoga menjadi inspirasi kepa kita..AL-FATIHAH untuk beliau..
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=184427624919303&v=wall&story_fbid=741962475832479
    Nov 20th 2013, 07:33
     
    Siapakah Ahmad Ammar Ahmad Azam? Mungkin ramai yang tertanya2 tentang siapa pemuda yang dimaksudkan. video berkaitan Ammar banyak dikongsikan di laman-laman
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/nPTL6l

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:57AM  

    Abu Adam - Social Mention
     
     
     
    يلا يا جدعان حننزل كلنا نستمتع بيوم مع بعض عشان خاطر نتفسح نعمل رياضه نشوف اثار فى بلدنا وننشط السياحة وندعم اقتصاد مصر على فكرة اتنين جنيه حق تذكرة القلعه تمن سندوتش لكن مع العدد يفرق اوى مع مكان سياحي عايزين الناس بره مصر تحس اد ايه بنحب بلدنا
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=732884375&v=wall&story_fbid=10151979186084376
    Nov 20th 2013, 09:32
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/YVt0FM

     

 islam fatwa - Social Mention: Mencari Hari Baik Menurut Islam?? Bag.1 Jika anda bingung mententukan hari pernikahan secara Islami maka ada baiknya anda membaca artikel pernikahan berikut ini yang di kutip dari berbagai sumber, silahkan pahami lagi mengenai pemilihan hari baik pernikahan menurut Islam dengan membaca artikel di bawah ini : Pernikahan adalah satu ikatan yang membukakan banyak tabir keharamaan di antara dua insan, dan merubahnya menjadi ladang ibadah yang penuh barakah, halal dan syar'i. Bersentuhan antara dua insan nonmuhrim yang pada awalnya haram, setelah melewati ritual pernikahan menjadi halal. Jika sebelum terikat pernikahan, memandang atau saling memandang adalah perbuatan yang diharamkan, maka setelah melewati prosesi pernikahan akan menjadi ibadah yang dibutuhkan dan sangat dianjurkan. Pernikahan adalah pembuka gerbang kehalalan bagi dua insan. Maka, jagalah pernikahan dengan segala kesuciannya, jangan nodai pernikahan dengan perkara-perkara yang dimurkai oleh Allah swt. Syirik merupakan salah satu dosa terbesar yang tidak dapat diampuni oleh Allah swt, kecuali dengan sebenar-benarnya taubat kepada Allah swt. Namun, banyak sekali perbuatan-perbuatan syirik yang dilakukan seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang sudah tahu namun menutup telinga, dan ada juga yang terjerumus tanpa sepengetahuannya. Salah satu tradisi bernilai syirik yang masih terus hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat muslim saat ini adalah "mencari atau menanyakan hari baik" kepada orang tertentu (yang diyakini mengerti atau dapat meramal) untuk melangsungkan pernikahan. Perlu diketahui, bahwa menanyakan hari baik untuk melangsungkan pernikahan merupakan salah satu bentuk syirik kepada Allah swt. Datang kepada orang tua, yang dituakan, tokoh masyarakat, atau kyai untuk bertanya dan mencari hari baik merupakan salah satu perbuatan syirik, karena mengandung unsur meramal. Ini sama artinya dengan mendatangi atau meminta bantuankepada TUKANG RAMAL atau DUKUN. Biasanya, hari dan tanggal lahir kedua calon pengantin dihitung-hitung atau diterawang lebih dahulu, dilihat dari primbon dan sebagainya. Kemudian hasil terawangan menyatakan bahwa pernikahan harus dilaksanakan pada hari dan tanggal sekian, jika pernikahan dilaksanakan pada hari-hari yang lain akan mendatangkan musibah, misalnya kematian salah satu pengantin, rezeki keluarganya akan sempit, keluarga sakit-sakitan, rumah tangganya akan berantakan, dan sebagainya. Hal ini tentu saja sudah mengarah kepada syirik. Percaya dan menjalankan perbuatan ini sama artinya dengan mengatakan bahwa dukun atau tukang ramal itu adalah lebih baik, lebih mengerti, lebih kuasa, dan lebih hebat dari Allah swt. Dengan mempercayai dan menjalankan perbuatan tersebut, sama saja kita telah mengatakan bahwa perhitungan dan ucapan tukang ramal, dukun, dan primbon itu adalah lebih baik dari pada Al Quran. Dalam hal ini, orang tua tempat bertanya tentang hari baik itu sudah dikategorikan sebagai seorang DUKUN. Mengenai siapakah yang dapat disebut sebagai dukun, Ibnul Atsir t mengatakan: "Dukun adalah seseorang yang selalu memberikan berita tentang perkara-perkara yang belum terjadi pada waktu mendatang dan mengaku mengetahui segala bentuk rahasia. Memang dulu di negeri Arab banyak terdapat dukun seperti syiqq, sathih dan selainnya. Di antara mereka (orang Arab) ada yang menyangka bahwa dukun itu adalah para pemilik jin yang akan menyampaikan berita-berita kepada mereka. Di antara mereka ada pula yang menyangka bahwa dukun adalah orang yang mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi dengan melihat kepada tanda-tandanya. Tanda-tanda itulah yang akan dipakai untuk menghukumi kejadian-kejadian seperti melalui pembicaraan orang yang diajak bicara atau perbuatannya atau keadaannya, dan ini mereka khususkan istilahnya dengan tukang ramal, Seperti seseorang mengetahui sesuatu yang dicuri dan tempat barang yang hilang dan sebagainya." (An-Nihayah fii Gharibil Hadits, 4/214) Sedangkan Al-Lajnah Ad-Da`imah (Lembaga Fatwa Kerajaan Arab Saudi) mengatakan: "Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui perkara-perkara ghaib atau mengetahui segala bentuk rahasia batin. Mayoritas dukun adalah orang-orang yang mempelajari bintang-bintang untuk mengetahui kejadian-kejadian (yang akan terjadi) atau mereka mempergunakan bantuan jin-jin untuk mencuri berita-berita. Dan yang semisal mereka adalah orang-orang yang mempergunakan garis di tanah, melihat di cangkir, atau di telapak tangan atau melihat buku untuk mengetahui perkara-perkara ghaib tersebut." (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 1/393-394) Tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang dapat melihat hal-hal yang ghaib (masa depan adalah salah satu perkara yang ghaib). Bahkan Rasulullah saw, manusia termulia, kekasih Allah swt yang Maha Mengetahui yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi saja tidak pernah meramal atau meminta diramalkan mengenai masa depannya, lalu bagaimana mungkin manusia yang penuh dengan dosa seperti kita ini dapat melakukannya? ("Katakanlah : Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku (pula) menolak kemudlaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudlaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al A'raaf : 188).) Dan satu hal yang perlu kita yakini adalah, seberapapun besar usaha seseorang (dukun atau tukang ramal) untuk memberikan hari baik kepada seseorang, jika memang Allah swt hendak memberikan musibah kepadanya, maka tidak akan ada yang mampu untuk menghindar ataupun selamat darinya. "Dimana kamu berada kematian akan mengejarmu kendatipun kamu berada dalam benteng yang kokoh ". (An-Nissa : 78) Di ayat lain, Allah juga berfirman: "Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya akan menemui kamu kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu diberikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan ". (QS. Al Jumua'ah : 8) Untuk lebih meyakinkan mengenai haramnya perdukunan atau peramalan, berikut kami berikan beberapa dalil yang terkait: "Katakan bahwa tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara ghaib selain Allah dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An Naml : 65) "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (QS. Al An'am : 59) "Jika Allah memintakan sesuatu kemudlaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan Dialah Yang Berkuasa atas sekalian hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui". (QS. Al An'am : 17-18) "Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w , beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w." (HR. Abu Daud). "Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan disahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi saw dengan lafaz: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw ." "Dari Imran bin Hushain ra.,dia berkata: 'Rasulullah s.aw bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain), yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad saw ." (HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid). "Orang yang mendatangi tukang ramal (paranormal) kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam". (HR. Muslim dan Ahmad, dari sebagian isteri Nabi [Hafshah]) "Orang yang mendatangi dukun, kemudian membenarkan apa yang dikatakanya atau mendatangi wanita yang sedang haidh, atau menjima' istrinya dari duburnya, maka sesungguhnya orang tersebut telah terlepas (kafir) dari apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw". (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah) "Bahwa Rasulullah saw melarang pemanfaatan jual beli anjing, mahar kedurhakaan (makhar perzinahan/pelacuran) dan memberi upah kepada dukun". (HR. Bukhari dan Muslin dari Abu Mas'ud) "Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya melainkan Allah Ta'ala : 'Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun mengetahui apa yang didalam kandungan selain Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui dibumi mana dia akan mati selain Allah Ta'ala, dan tidak seorangpun mengetahui kapan hujan akan turun kecuali Allah Ta'ala". (HR. Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar) Dari dalil-dalil di atas, jelas sekali bahwa Allah swt melarang kita untuk mendatangi dukun atau tukang ramal. Dengan mendatangi dan mempercayai mereka, berarti kita telah mengakui adanya kekuatan yang dapat menembus perkara ghaib selain Allah swt. Maka kita telah melakukan perbuatan syirik kepada Allah swt. Dan pada salah satu hadits di atas, Rasulullah saw juga telah mengatakan dengan jelas bahwa dengan mendatangi dan mempercayai dukun atau tukang ramal berarti kita telah kufur kepada Allah swt. Sungguh, aneh sekali orang-orang yang mengaku dirinya Islam dan hendak melangsungkan pernikahan dalam syariat Islam, tapi masih menyandarkan masa depan pernikahannya pada seorang dukun atau tukang ramal. Apakah mereka berpikir bahwa dukun atau tukang ramal tersebut memiliki kekuatan yang jauh lebih dahsyat dari Allah swt? Apakah mereka berpikir bahwa dukun atau tukang ramal yang telah bersekutu dengan jin tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka yang akan menimpanya? Na'udzubillah! Tidak akan ada yang akan selamat dan menyelamatkan manakala Allah swt telah menentukan satu musibah kepada seorang atau sekelompok hamba. Dan tidak akan ada pula yang akan terluka atau menderita sedikitpun, manakala Allah swt telah memutuskan untuk memberikan pertolongan-Nya. "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,"(QS. Al hadiid : 22 – 23). Merujuk pada ayat di atas, jelaslah bahwa segala sesuatu bencana yang terjadi itu merupakan suatu ketetapan yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh. Bukan dukun atau tukang ramal yang menyebabkannya, dan bukan mereka pula yang akan menghilangkannya. Maka tidak ada satu pernikahan yang mengalami kegagalan karena tidak mendatangi dukun atau tukang ramal guna menanyakan hari baik. Tidak akan ada musibah dalam suatu pernikahan, kecuali itu sudah tertulis di Lauh Mahfuzd, menjadi rahasia Allah swt, dan tidak akan ada yang mampu untuk mengetahui ataupun menghindarinya. Pernikahan adalah gerbang pembuka halalnya satu ikatan antara seorang lelaki dengan seorang perempuan. Pernikahan akan merubah berbagai banyak perkara yang haram menjadi halal. Pernikahan merupakan media yang akan membuang banyak nilai-nilai dosa dan maksiat menjadi nilai ibadah dan pahala. Saling memandang dan saling menyentuh antar pasangan yang telah dihalalkan melalui ikatan pernikahan merupakan satu bentuk ibadah dan tentunya segala bentuk ibadah adalah berpahala. Sedangkan saling memandang dan saling menyentuh antar lawan jenis tanpa ikatan pernikahan atau ikatan kemuhriman merupakan salah satu bentuk maksiat, dan tentu saja segala bentuk maksiat akan menimbulkan dosa. Subhanallah! Betapa indah dan mulianya nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah pernikahan. Bahkan yang pada awalnya haram pun akan berubah menjadi halal dan akan dihitung sebagai suatu ibadah. Saudaraku, mari sama-sama kita jaga nilai-nilai kemuliaan pernikahan dan akidah islam kita dengan menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan syirik dan menyekutukan Allah swt. Serahkan semuanya kepada Allah swt. Menikahlah dengan niat untuk beribadah kepada Allah swt, dan laksanakanlah pernikahan tersebut dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh Allah swt di dalam syariat Islam. Memohon dan memintalah pertolongan hanya kepada Allah swt untuk mendapatkan pernikahan yang selamat, yang penuh dengan barakah, sakinah, mawaddah, warrohmah. Karena Allah swt yang Mengatur dan Memiliki segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, serta yang ada diantara keduanya. "Hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami meminta tperolongan." (QS. Al-Fatihah:5) Wallahua'lam www.syahadat.com Mencari hari baik menurut Islam?? Bagian.2 ( Selesai ) Mencari sesuatu yang lebih baik atau yang terbaik bukanlah satu hal yang dilarang di dalam ajaran agama Islam. Justru Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjadi yang terbaik dan memberikan hasil yang terbaik. Namun, memberi atau mencari sesuatu yang lebih baik atau yang terbaik tentunya tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam, terlebih lagi dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariat Islam. Menikah merupakan salah satu fenomena yang senantiasa diharapkan oleh setiap manusia yang berakal dan berjiwa sehat. Menikah merupakan salah satu di antara dua jalan terbaik yang diajarkan di dalam Islam untuk menanggulangi bahaya hawa nafsu, yaitu nafsu biologis atau nafsu syahwat. Jalan lainnya yang diajarkan di dalam ajaran Islam adalah dengan melakukan puasa (shaum). Tidak ada jalan lain yang lebih baik dalam pandangan Islam untuk melindungi diri dari fitnah nafsu syahwat. Nafsu syahwat merupakan salah satu musuh manusia yang paling berat. Oleh karena itu, Islam menganjurkan kepada umatnya yang telah memiliki kemampuan untuk menikah agar segera menikah, tidak menunda-nundanya. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32) "Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim) "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara" (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud) "Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat" (HR. Ibnu Majah,dhaif) "Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka" (Al Hadits) "Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi) "Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak" (HR. Abu Dawud) "Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain" (HR. Abdurrazak dan Baihaqi) Demikian vitalnya hikmah, manfaat dan maslahat yang dapat diperoleh dari nikah, hingga Rasulullah saw pun mencela orang-orang yang tidak mau menikah (membujang tanpa adanya alasan yang syar'i). Melalui beberapa sabdanya, Rasulullah saw mengatakan: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.) "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari) "Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang" (HR. Abu Yahya dan Thabrani) Islam adalah agama yang mudah, yang memberikan kemudahan kepada seluruh umatnya. Sehingga ketika ada peraturan yang diberikan oleh Allah swt melalui ajaran Islam, maka peraturan itu tidak akan bersifat memberatkan, terlebih lagi jika aturan atau perintah yang diberikan tersebut memiliki peranan dan manfaat yang sangat penting bagi umat-Nya. Ketika Allah swt menetapkan bahwa nikah adalah salah satu dari dua jalan keluar yang diajarkan di dalam Islam untuk melawan serangan hawa nafsu maka Allah swt pun telah turut memberikan kemudahan kepada umat-Nya untuk menikah. Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam sebuah akad nikah oleh seorang laki-laki sebagai penghalal hubungan suami istri adalah harus memberikan mahar kepada calon istri. Tanpa adanya mahar, maka keduanya belum halal atau pernikahannya belum dikatakan sah. Maka dalam hal ini Allah swt melalui ajaran Islam memberikan kemudahan kepada pihak laki-laki berupa kemurahan nilai mahar. Islam mengajarkan kepada umat muslimah untuk tidak meninggikan atau mensyaratkan mahar yang bernilai tinggi, yang akan berakibat menyulitkan pihak laki-laki atau pernikahan itu sendiri. Berikut sabda Rasulullah saw mengenai perintah untuk merendahkan nilai mahar kepada wanita. "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih) "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan) Dalam hal ini, Allah swt juga telah berfirman, yang artinya: "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan" ( An Nisaa : 4) Merujuk pada urgensi nikah yang telah dipaparkan di atas, maka memang tidak ada salahnya jika akhirnya banyak orang selalu mengawali pelaksanaan akad nikah mereka dengan kesibukan mencari hari baik. Tidak ada salahnya untuk mecari haik, namun pada dasarnya Islam tidak mengajarkan hal ini. Karena dalam kacamata Islam, seluruh hari adalah baik, tidak ada hari yang buruk, terlebih lagi hari yang dapat memberikan keburukan atau malapetaka. Tidak ada dalil yang secara jelas dan detail di dalam ajaran Islam baik dalam bentuk firman Allah swt maupun hadits Rasulullah saw. Islam juga tidak mengajarkan kepada umatnya untuk mencari hari baik dalam melangsungkan akad nikah atau pernikahan. Kenapa pada artikel sebelumnya (Pernikahan: Mencari Hari Baik), penulis lebih memfokuskan permasalahan pada praktek perdukunan atau peramalan? Karena, praktek itulah yang saat ini banyak sekali dan masih berkembang di dalam kehidupan umat muslim. Sekali lagi penulis mengatakan bahwa tidak ada salahnya untuk seseorang mencari yang terbaik atau lebih baik. Namun, ketika cara yang dilakukan itu mengarah pada pertentangan terhadap syariat Islam, maka tentu saja hukumnya adalah haram. Dan itulah yang saat ini banyak terjadi di dalam kehidupan umat Islam. Mereka harus mendatangi orangtua atau orang pintar untuk mencari hari baik, untuk pelaksanaan akad nikah. Orang pintar atau orang tua itulah yang secara tidak langsung, mau atau tidak mau dalam kacamata Islam akan mendapat sebutan sebagai dukun atau paranormal (yang tentu saja diharamkan). tanggal lahirSeseorang yang disebut sebagai orang tua atau orang pintar tadi akan menghitung-hitung atau meramalkan hari baik untuk calon pengantin yang biasanya melalui tanggal lahir kedua calon kedua pengantin. Kemudian, si orang tua atau orang pintar akan mengatakan "Pernikahannya harus dilaksanakan pada hari ini atau ini, bulan ini atau bulan ini". Jika dilaksanakan pada hari atau bulan selain yang telah ditunjukkan oleh orang pintar atau orang tua itu maka akan terjadi musibah pada kedua pengantin atau kepada keluarga pengantin, berupa kematian, rezekinya seret, dan lain-lain. Tentu saja hal ini sangat jelas menggambarkan bentuk kesyirikan. Lepas dari pembahasan mencari hari baik sebagai bentuk perdukunan (karena telah dibahas pada artikel yang lalu "Pernikahan: Mencari Hari Baik"), di sini penulis akan sedikit memberikan gambaran bagaimana menentukan hari yang baik, yang tentunya tidak bertentangan dengan syariat Islam, terlebih lagi mengarah kepada perdukunan atau kemusyrikan. Sebelumnya, penulis kembali mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada dalil yang secara jelas dan detail yang mengatur mengenai hari yang tepat atau hari baik untuk melakukan akad nikah. Dengan demikian, tidak ada pula ajaran untuk mencari hari baik di dalam Islam. Karena, pada dasarnya semua hari itu adalah baik, semuanya telah diciptakan oleh Allah swt. Namun, sebagai umat Islam kita memiliki seorang suri tauladan terbaik yang bisa dijadikan panutan dalam menjalani seluruh aspek kehidupan. Kita memiliki Rasulullah Muhammad saw yang merupakan suri tauladan yang terbaik, Uswatun Hasanah bagi seluruh umat manusia, khususnya bagi umat muslim itu sendiri. Memang benar bahwa Rasulullah saw juga tidak pernah mengeluarkan sabda yang mengajarkan atau memerintahkan umatnya untuk memilih hari tertentu untuk melaksanakan akad nikah. Namun sebagai suri tauladan yang terbaik, hanya dialah yang patut kita jadikan panutan. Demikian pula mengenai masalah hari baik untuk akad nikah ini, sudah sepatutnyalah kita mengikuti jejak beliau Rasulullah saw. Karena sesuai perintah Allah swt di dalam Al Quran yang memerintahkan kepada kita untuk mengikuti Rasulullah saw, yang merupakan salah satu tanda cinta kepada Allah swt. Allah swt berfirman: "Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imraan: 31) Demikianlah Allah swt memerintahkan umatnya untuk senantiasa mengikuti Rasulullah saw. Berdasarkan firman Allah swt tersebut di atas, maka sudah sepatutnyalah kita mengikuti beliau juga dalam menentukan hari atau waktu untuk akad nikah. Dalam hal ini sederhana saja, bahwa Rasulllah saw telah menikahi beberapa dari istri beliau pada bulan yang sama, yaitu jatuh pada bulan Syawal. Dan jika kita menginginkan hari yang baik maka ikutilah jejak beliau, yaitu menikah pada bulan Syawal. Meskipun kita tidak tahu dengan pasti apa hikmah menikah di bulan Syawal yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw, namun Insya Allah itulah jalan terbaik yang diridhai oleh Allah swt. Dan dengan mengikuti jejak Rasulullah saw ini, yang pasti akan menghindarkan kita dari perkara musyrik. Anehnya, banyak dari umat muslim itu sendiri yang menganggap bulan Syawal sebagai salah satu bulan yang tidak baik untuk melangsungkan pernikahan. Padahal, Rasulullah saw sendiri pun telah menikah pada bulan Syawal beberapa kali (dengan beberapa istri beliau yang salah satunya adalah Aisyah binti Abu Bakar RA). Anggapan atau mitos tersebut hingga kini masih terus berkembang di dalam kehidupan umat muslim. Mereka terus melanggengkan anggapan yang tidak ada dalilnya sama sekali di dalam ajaran Islam. Di sini tentu saja mereka telah terjatuh pada perkara yang telah disebutkan di dalam Al Quran sebagai berikut: "Mereka menjawab: '(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.'" (QS. Asy Syu'araa: 74) "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,' mereka menjawab: '(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.' '(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?'" (QS. Al Baqarah: 170) "Apabila dikatakan kepada mereka: 'Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.' Mereka menjawab: 'Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.' Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (QS. Al Maidah: 104) Na'udzubillah! Semoga kita dapat terhindar dari perkara tersebut. Di sini penulis mengakhiri dengan "wa tawaa shaubilhaq wa tawa shaubishshabri". Marilah ilmu yang sekelumit ini kita aplikasikan mulai dari diri dan keluarga kita. Mari kita tuntun kelaurga kita menuju Islam yang seutuhnya. Demikian. Wallahua'lam. Sekarang sudah sedikit lebih tahu kenapa artikelnikah.com memberikan tanda tanya dua kali untuk pemilihan hari baik menurut Islam. Penulis : nurdiyon http://naunganislami.wordpress.com Posted in: Memilih Hari Baik Pernikahan,Memilih Hari Baik Pernikahan Menurut Islam,Mempersiapkan Pernikahan,Persiapan Hari Baik Nikah,Persiapan Menjelang pernikahan,Persiapan NIkah,Persiapan Pernikahan,Pra Nikah Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:50AM  

    islam fatwa - Social Mention
     
     
     
    Mencari Hari Baik Menurut Islam?? Bag.1 Jika anda bingung mententukan hari pernikahan secara Islami maka ada baiknya anda membaca artikel pernikahan berikut ini yang di kutip dari berbagai sumber, silahkan pahami lagi mengenai pemilihan hari baik pernikahan menurut Islam dengan membaca artikel di bawah ini : Pernikahan adalah satu ikatan yang membukakan banyak tabir keharamaan di antara dua insan, dan merubahnya menjadi ladang ibadah yang penuh barakah, halal dan syar'i. Bersentuhan antara dua insan nonmuhrim yang pada awalnya haram, setelah melewati ritual pernikahan menjadi halal. Jika sebelum terikat pernikahan, memandang atau saling memandang adalah perbuatan yang diharamkan, maka setelah melewati prosesi pernikahan akan menjadi ibadah yang dibutuhkan dan sangat dianjurkan. Pernikahan adalah pembuka gerbang kehalalan bagi dua insan. Maka, jagalah pernikahan dengan segala kesuciannya, jangan nodai pernikahan dengan perkara-perkara yang dimurkai oleh Allah swt. Syirik merupakan salah satu dosa terbesar yang tidak dapat diampuni oleh Allah swt, kecuali dengan sebenar-benarnya taubat kepada Allah swt. Namun, banyak sekali perbuatan-perbuatan syirik yang dilakukan seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang sudah tahu namun menutup telinga, dan ada juga yang terjerumus tanpa sepengetahuannya. Salah satu tradisi bernilai syirik yang masih terus hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat muslim saat ini adalah "mencari atau menanyakan hari baik" kepada orang tertentu (yang diyakini mengerti atau dapat meramal) untuk melangsungkan pernikahan. Perlu diketahui, bahwa menanyakan hari baik untuk melangsungkan pernikahan merupakan salah satu bentuk syirik kepada Allah swt. Datang kepada orang tua, yang dituakan, tokoh masyarakat, atau kyai untuk bertanya dan mencari hari baik merupakan salah satu perbuatan syirik, karena mengandung unsur meramal. Ini sama artinya dengan mendatangi atau meminta bantuankepada TUKANG RAMAL atau DUKUN. Biasanya, hari dan tanggal lahir kedua calon pengantin dihitung-hitung atau diterawang lebih dahulu, dilihat dari primbon dan sebagainya. Kemudian hasil terawangan menyatakan bahwa pernikahan harus dilaksanakan pada hari dan tanggal sekian, jika pernikahan dilaksanakan pada hari-hari yang lain akan mendatangkan musibah, misalnya kematian salah satu pengantin, rezeki keluarganya akan sempit, keluarga sakit-sakitan, rumah tangganya akan berantakan, dan sebagainya. Hal ini tentu saja sudah mengarah kepada syirik. Percaya dan menjalankan perbuatan ini sama artinya dengan mengatakan bahwa dukun atau tukang ramal itu adalah lebih baik, lebih mengerti, lebih kuasa, dan lebih hebat dari Allah swt. Dengan mempercayai dan menjalankan perbuatan tersebut, sama saja kita telah mengatakan bahwa perhitungan dan ucapan tukang ramal, dukun, dan primbon itu adalah lebih baik dari pada Al Quran. Dalam hal ini, orang tua tempat bertanya tentang hari baik itu sudah dikategorikan sebagai seorang DUKUN. Mengenai siapakah yang dapat disebut sebagai dukun, Ibnul Atsir t mengatakan: "Dukun adalah seseorang yang selalu memberikan berita tentang perkara-perkara yang belum terjadi pada waktu mendatang dan mengaku mengetahui segala bentuk rahasia. Memang dulu di negeri Arab banyak terdapat dukun seperti syiqq, sathih dan selainnya. Di antara mereka (orang Arab) ada yang menyangka bahwa dukun itu adalah para pemilik jin yang akan menyampaikan berita-berita kepada mereka. Di antara mereka ada pula yang menyangka bahwa dukun adalah orang yang mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi dengan melihat kepada tanda-tandanya. Tanda-tanda itulah yang akan dipakai untuk menghukumi kejadian-kejadian seperti melalui pembicaraan orang yang diajak bicara atau perbuatannya atau keadaannya, dan ini mereka khususkan istilahnya dengan tukang ramal, Seperti seseorang mengetahui sesuatu yang dicuri dan tempat barang yang hilang dan sebagainya." (An-Nihayah fii Gharibil Hadits, 4/214) Sedangkan Al-Lajnah Ad-Da`imah (Lembaga Fatwa Kerajaan Arab Saudi) mengatakan: "Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui perkara-perkara ghaib atau mengetahui segala bentuk rahasia batin. Mayoritas dukun adalah orang-orang yang mempelajari bintang-bintang untuk mengetahui kejadian-kejadian (yang akan terjadi) atau mereka mempergunakan bantuan jin-jin untuk mencuri berita-berita. Dan yang semisal mereka adalah orang-orang yang mempergunakan garis di tanah, melihat di cangkir, atau di telapak tangan atau melihat buku untuk mengetahui perkara-perkara ghaib tersebut." (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 1/393-394) Tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang dapat melihat hal-hal yang ghaib (masa depan adalah salah satu perkara yang ghaib). Bahkan Rasulullah saw, manusia termulia, kekasih Allah swt yang Maha Mengetahui yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi saja tidak pernah meramal atau meminta diramalkan mengenai masa depannya, lalu bagaimana mungkin manusia yang penuh dengan dosa seperti kita ini dapat melakukannya? ("Katakanlah : Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku (pula) menolak kemudlaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudlaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al A'raaf : 188).) Dan satu hal yang perlu kita yakini adalah, seberapapun besar usaha seseorang (dukun atau tukang ramal) untuk memberikan hari baik kepada seseorang, jika memang Allah swt hendak memberikan musibah kepadanya, maka tidak akan ada yang mampu untuk menghindar ataupun selamat darinya. "Dimana kamu berada kematian akan mengejarmu kendatipun kamu berada dalam benteng yang kokoh ". (An-Nissa : 78) Di ayat lain, Allah juga berfirman: "Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya akan menemui kamu kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu diberikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan ". (QS. Al Jumua'ah : 8) Untuk lebih meyakinkan mengenai haramnya perdukunan atau peramalan, berikut kami berikan beberapa dalil yang terkait: "Katakan bahwa tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara ghaib selain Allah dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An Naml : 65) "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (QS. Al An'am : 59) "Jika Allah memintakan sesuatu kemudlaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan Dialah Yang Berkuasa atas sekalian hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui". (QS. Al An'am : 17-18) "Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w , beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w." (HR. Abu Daud). "Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan disahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi saw dengan lafaz: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw ." "Dari Imran bin Hushain ra.,dia berkata: 'Rasulullah s.aw bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain), yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad saw ." (HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid). "Orang yang mendatangi tukang ramal (paranormal) kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam". (HR. Muslim dan Ahmad, dari sebagian isteri Nabi [Hafshah]) "Orang yang mendatangi dukun, kemudian membenarkan apa yang dikatakanya atau mendatangi wanita yang sedang haidh, atau menjima' istrinya dari duburnya, maka sesungguhnya orang tersebut telah terlepas (kafir) dari apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw". (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah) "Bahwa Rasulullah saw melarang pemanfaatan jual beli anjing, mahar kedurhakaan (makhar perzinahan/pelacuran) dan memberi upah kepada dukun". (HR. Bukhari dan Muslin dari Abu Mas'ud) "Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya melainkan Allah Ta'ala : 'Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun mengetahui apa yang didalam kandungan selain Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah Ta'ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui dibumi mana dia akan mati selain Allah Ta'ala, dan tidak seorangpun mengetahui kapan hujan akan turun kecuali Allah Ta'ala". (HR. Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar) Dari dalil-dalil di atas, jelas sekali bahwa Allah swt melarang kita untuk mendatangi dukun atau tukang ramal. Dengan mendatangi dan mempercayai mereka, berarti kita telah mengakui adanya kekuatan yang dapat menembus perkara ghaib selain Allah swt. Maka kita telah melakukan perbuatan syirik kepada Allah swt. Dan pada salah satu hadits di atas, Rasulullah saw juga telah mengatakan dengan jelas bahwa dengan mendatangi dan mempercayai dukun atau tukang ramal berarti kita telah kufur kepada Allah swt. Sungguh, aneh sekali orang-orang yang mengaku dirinya Islam dan hendak melangsungkan pernikahan dalam syariat Islam, tapi masih menyandarkan masa depan pernikahannya pada seorang dukun atau tukang ramal. Apakah mereka berpikir bahwa dukun atau tukang ramal tersebut memiliki kekuatan yang jauh lebih dahsyat dari Allah swt? Apakah mereka berpikir bahwa dukun atau tukang ramal yang telah bersekutu dengan jin tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka yang akan menimpanya? Na'udzubillah! Tidak akan ada yang akan selamat dan menyelamatkan manakala Allah swt telah menentukan satu musibah kepada seorang atau sekelompok hamba. Dan tidak akan ada pula yang akan terluka atau menderita sedikitpun, manakala Allah swt telah memutuskan untuk memberikan pertolongan-Nya. "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,"(QS. Al hadiid : 22 – 23). Merujuk pada ayat di atas, jelaslah bahwa segala sesuatu bencana yang terjadi itu merupakan suatu ketetapan yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh. Bukan dukun atau tukang ramal yang menyebabkannya, dan bukan mereka pula yang akan menghilangkannya. Maka tidak ada satu pernikahan yang mengalami kegagalan karena tidak mendatangi dukun atau tukang ramal guna menanyakan hari baik. Tidak akan ada musibah dalam suatu pernikahan, kecuali itu sudah tertulis di Lauh Mahfuzd, menjadi rahasia Allah swt, dan tidak akan ada yang mampu untuk mengetahui ataupun menghindarinya. Pernikahan adalah gerbang pembuka halalnya satu ikatan antara seorang lelaki dengan seorang perempuan. Pernikahan akan merubah berbagai banyak perkara yang haram menjadi halal. Pernikahan merupakan media yang akan membuang banyak nilai-nilai dosa dan maksiat menjadi nilai ibadah dan pahala. Saling memandang dan saling menyentuh antar pasangan yang telah dihalalkan melalui ikatan pernikahan merupakan satu bentuk ibadah dan tentunya segala bentuk ibadah adalah berpahala. Sedangkan saling memandang dan saling menyentuh antar lawan jenis tanpa ikatan pernikahan atau ikatan kemuhriman merupakan salah satu bentuk maksiat, dan tentu saja segala bentuk maksiat akan menimbulkan dosa. Subhanallah! Betapa indah dan mulianya nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah pernikahan. Bahkan yang pada awalnya haram pun akan berubah menjadi halal dan akan dihitung sebagai suatu ibadah. Saudaraku, mari sama-sama kita jaga nilai-nilai kemuliaan pernikahan dan akidah islam kita dengan menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan syirik dan menyekutukan Allah swt. Serahkan semuanya kepada Allah swt. Menikahlah dengan niat untuk beribadah kepada Allah swt, dan laksanakanlah pernikahan tersebut dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh Allah swt di dalam syariat Islam. Memohon dan memintalah pertolongan hanya kepada Allah swt untuk mendapatkan pernikahan yang selamat, yang penuh dengan barakah, sakinah, mawaddah, warrohmah. Karena Allah swt yang Mengatur dan Memiliki segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, serta yang ada diantara keduanya. "Hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami meminta tperolongan." (QS. Al-Fatihah:5) Wallahua'lam www.syahadat.com Mencari hari baik menurut Islam?? Bagian.2 ( Selesai ) Mencari sesuatu yang lebih baik atau yang terbaik bukanlah satu hal yang dilarang di dalam ajaran agama Islam. Justru Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjadi yang terbaik dan memberikan hasil yang terbaik. Namun, memberi atau mencari sesuatu yang lebih baik atau yang terbaik tentunya tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam, terlebih lagi dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariat Islam. Menikah merupakan salah satu fenomena yang senantiasa diharapkan oleh setiap manusia yang berakal dan berjiwa sehat. Menikah merupakan salah satu di antara dua jalan terbaik yang diajarkan di dalam Islam untuk menanggulangi bahaya hawa nafsu, yaitu nafsu biologis atau nafsu syahwat. Jalan lainnya yang diajarkan di dalam ajaran Islam adalah dengan melakukan puasa (shaum). Tidak ada jalan lain yang lebih baik dalam pandangan Islam untuk melindungi diri dari fitnah nafsu syahwat. Nafsu syahwat merupakan salah satu musuh manusia yang paling berat. Oleh karena itu, Islam menganjurkan kepada umatnya yang telah memiliki kemampuan untuk menikah agar segera menikah, tidak menunda-nundanya. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32) "Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim) "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara" (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud) "Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat" (HR. Ibnu Majah,dhaif) "Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka" (Al Hadits) "Empat macam diantara sunnah-sunnah para

     

 salafisten - Social Mention: Frankfurter „Multikulti"-Amt gewinnt zwei neue Planstellen Eine gegen „Extremisten", eine für „Transgender" – beide auf Kosten der Bürger Sage keiner, die Koalition aus CDU und Grünen in Frankfurt habe keine Kraft und Ideen mehr: Wenn es um die Schaffung neuer Planstellen zur Versorgung links-grüner Anhänger geht, ist zumindest der kleinere, aber dominierende Partner der politischen Römer-Ehe stets innovativ. In gemeinsamen Anträgen der CDU- und Grünen-Fraktion für den Haushalt 2014, der in den nächsten Wochen zur Beratung und zum Beschluss ansteht, beantragen die Parteien jeweils eine Planstelle für die „Stärkung der Antiradikalisierungsarbeit" sowie für eine „Koordinierungsstelle für die Belang von Lesben, Schwulen und Transgender". Das geschieht in einer Situation, in der die Stadt Frankfurt eine ganze Serie von neuen Belastungen für die Bürger verfügt und wegen der zu hohen Ausgaben an vielen Stellen nach Einsparmöglichkeiten sucht. Die Fraktion der Freien Wähler wird nicht zuletzt wegen der geradezu provokativen Stellenvermehrung im grün geführten „Amt für multikulturelle Angelegenheiten" von Frau Eskandar-Grünberg keinerlei Neubelastungen für die Bürger zustimmen. Denn das würde nichts anderes bedeuten, als sich zum Komplizen einer wahrhaft verlogenen und heuchlerischen Haushaltspolitik zu machen, die ideologischen Vorgaben und Klientelversorgung den Vorrang gibt. Es verwundert dabei überhaupt nicht, mit welcher Dreistigkeit die Grünen ihre Interessen dabei wahrnehmen. Aber es ist doch immer noch ein wenig befremdlich, wie die Frankfurter CDU eifrig behilflich ist, den Partner weiter zu stärken und sich selbst zugleich mehr als ohnehin schon zu schwächen. Wer sich näher anschaut, welche Stellen im Multikulti-Amt demnächst geschaffen werden, wird noch mehr ins Staunen kommen, wofür Steuergelder in Frankfurt bestimmt sind. Werfen wir also zuerst einen Blick auf den Etatantrag E 201 „Aktiv gegen extremistische und fundamentalistische Ideologien": Demnach sollen die Stadtverordneten der „Stärkung" der „Antiradikalisierungsarbeit" samt der „Vermittlung demokratischer Werte" zustimmen, um die Einrichtung einer Planstelle mit einem monatlichen Tarifgehalt zwischen - je nach Einstufung - 3.000 und 4.500 Euro zu ermöglichen. Erst die Begründung des Antrags lässt erahnen, um was es sich bei dieser „Antiradikalisierungsarbeit" handelt. Und das liest sich so: „Die deutsche Einwanderungsgesellschaft ist mit unterschiedlichen radikalen Strömungen und Gruppen konfrontiert. Extremistische Gruppierungen unterschiedlicher Ausrichtung agieren gegen demokratische Werte, propagieren einseitige, frauenfeindliche, homophobe, antisemitische, islamophobe, rassistische und autoritäre Weltbilder. Politisch oder religiös fundamentalistische Ideologien erhalten insbesondere Zulauf von jungen Menschen, die sich von gesellschaftlicher Teilhabe ausgeschlossen fühlen." Es lohnt, diese Begründung näher zu betrachten. Denn das gibt mehr Aufschluss über das Weltbild, aber auch die Verlogenheit und Feigheit der Verfasser, als diesen lieb sein kann. Schon der erst Satz ist – natürlich ungewollt – eine Fundamentalkritik an der Einwanderungspolitik in Deutschland und damit auch in Frankfurt: Was ist das für eine Politik, die offenbar widerstandslos „unterschiedliche radikale Strömungen und Gruppen" importiert statt diese auszusperren? Für die Antragsteller ist das jedoch ganz selbstverständlich der Preis, den die „deutsche Einwanderungsgesellschaft" zu entrichten hat. Da aber selbst den Grünen mittlerweile nicht mehr ganz geheuer ist, wie hoch dieser Preis ist, wird im nächsten Satz aufgezählt, in welcher Weise „extremistische Gruppierungen unterschiedlicher Ausrichtung" gegen „demokratische Werte" agieren. Da die „extremistischen Gruppierungen" nicht konkret benannt werden, muss der Leser selbst darüber nachdenken, wer wohl „frauenfeindlich, homophob, antisemitisch und autoritär", vielleicht auch „rassistisch", aber ganz bestimmt nicht „islamophob" ist. Aber in wohlverstandener Kenntnis des nachfolgenden Satzes kann wenig Zweifel bestehen, dass damit die Islamisten und unter diesen wiederum die Salafisten gemeint sind, aber aus Gründen einer ins Irrwitzige getriebenen „Politischen Korrektheit" so nicht bezeichnet werden. Das ist allerdings auch deshalb nicht ganz ohne absurde Logik, weil das in der Stadt Frankfurt zur offiziellen Politik gemachte „Vielfalt"-Konzept das Problem mit dem Islam einfach ausgeblendet hat. Doch die Realitäten kümmern sich bekanntlich nicht um ideologische Sperrbezirke, das Problem mit jugendlichen Moslems, die den Salafisten zulaufen und mit deutscher Staatsangehörigkeit in Syrien morden, ist so wenig zu leugnen wie die immer weiter voranschreitende, im Straßenbild der Stadt längst alltäglich ersichtliche Islamisierungstendenz. Es wäre also höchste Zeit für die Koalition im Römer, sich endlich den Tatsachen zu stellen und das Versagen der illusionären „Vielfalt"-Politik einzugestehen und daraus die notwendigen Schlüsse zu ziehen. Doch weit gefehlt: Nun soll mit einer weiteren Planstelle der verhängnisvollen Entwicklung Einhalt geboten werden – eine politische Konsequenz in „bester" grüner Tradition. Denn in geradezu perfekter Weise wird damit das schamhafte Eingeständnis eines selbstverschuldeten Defizits in der Wirklichkeitswahrnehmung verbunden mit der Schaffung einer weiteren Planstelle für die eigene Klientel. Dass die ihrem Partner gegenüber willfährige CDU dabei mit im Boot ist, kann inzwischen nur noch jene erstaunen, die einige Jahre Frankfurter Politikgeschehen nicht wahrgenommen haben oder wahrnehmen wollten. Es bleibt festzuhalten: Der Etatantrag E 201 ist verlogen, unnütz und kostet auch noch viel Geld, das weit sinnvoller verwendet werden könnte. Teuer wird auch die im gemeinsamen Antrag E 202 von CDU und Grünen geplante „Koordinierungsstelle für Lesben, Schwule und Transgender". In der Begründung für den Antrag heißt es: „Schwule, lesbische oder transsexuelle Lebensweisen sind, trotz aller Fortschritte, noch immer nicht gesellschaftlich voll akzeptiert." Mit dieser Behauptung ist der Fortbestand der „Koordinierungsstelle" auf lange Zeit gesichert. Denn solche Lebensweisen werden selbstverständlich schon deshalb nicht „voll akzeptiert", je mehr der Anteil Menschen moslemischen Glaubens in der Frankfurter Bevölkerung anwächst - und das wird er ganz gewiss. Aber auch unter den deutschstämmigen Frankfurtern dürfte es in Zukunft noch Menschen geben, die bestimmte Ansprüche und Verhaltensweisen sexueller Minderheiten nicht „voll" akzeptieren wollen oder können. Man darf gespannt sein, wie es die künftigen Nutznießer der „Koordinierungsstelle" schaffen werden, diese lästigen Probleme zu beseitigen. Doch wenn sie es nicht schaffen sollten: Eine hübsche Planstelle für grüne „Koordinatoren" ist immerhin herausgesprungen. Immerhin wird im zweiten Absatz der Begründung des Antrags offen gelegt, was es mit der „Koordinierungsstelle" tatsächlich auf sich hat. Denn diese sei „ein Ausdruck der von Magistrat und Stadtverordnetenversammlung 2010 neu definierten Integrations- und Diversitätspolitik." Mal abgesehen von dem mangelhaften Sprachgebrauch, der aus einer Folge oder Konsequenz einen rätselhaften „Ausdruck" macht: Das allein von der Fraktion der Freien Wähler bekämpfte und allein von ihr abgelehnte „Vielfalt"-Konzept ist nicht nur ein gefährliches integrationsfeindliches Konstrukt, sondern kostet auch Geld, nämlich das Geld jener Steuerzahler, die übrigens nach wie vor in ihrer großen Mehrheit weder Lesben, Schwule, Bisexuelle oder Transgender sind. Doch die grünen und schwarzen Lobbyisten dieser in der Regel materiell keineswegs diskriminierten sexuellen Minderheiten sind schamlos genug, diese Mehrheit mit willfährigen Stadtverordneten auszuplündern. Und wer sich dennoch widersetzt, dem wird unverblümt gedroht: „Die Stadt Frankfurt am Main bekennt sich als weltoffene Stadt, in der Diskriminierung … aufgrund sexueller Identität nicht geduldet werden." Willkommen in der Antidiskriminierungsdiktatur am Main! Wolfgang Hübner, 20. November 2013
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:40AM  

    salafisten - Social Mention
     
     
     
    Frankfurter „Multikulti"-Amt gewinnt zwei neue Planstellen Eine gegen „Extremisten", eine für „Transgender" – beide auf Kosten der Bürger Sage keiner, die Koalition aus CDU und Grünen in Frankfurt habe keine Kraft und Ideen mehr: Wenn es um die Schaffung neuer Planstellen zur Versorgung links-grüner Anhänger geht, ist zumindest der kleinere, aber dominierende Partner der politischen Römer-Ehe stets innovativ. In gemeinsamen Anträgen der CDU- und Grünen-Fraktion für den Haushalt 2014, der in den nächsten Wochen zur Beratung und zum Beschluss ansteht, beantragen die Parteien jeweils eine Planstelle für die „Stärkung der Antiradikalisierungsarbeit" sowie für eine „Koordinierungsstelle für die Belang von Lesben, Schwulen und Transgender". Das geschieht in einer Situation, in der die Stadt Frankfurt eine ganze Serie von neuen Belastungen für die Bürger verfügt und wegen der zu hohen Ausgaben an vielen Stellen nach Einsparmöglichkeiten sucht. Die Fraktion der Freien Wähler wird nicht zuletzt wegen der geradezu provokativen Stellenvermehrung im grün geführten „Amt für multikulturelle Angelegenheiten" von Frau Eskandar-Grünberg keinerlei Neubelastungen für die Bürger zustimmen. Denn das würde nichts anderes bedeuten, als sich zum Komplizen einer wahrhaft verlogenen und heuchlerischen Haushaltspolitik zu machen, die ideologischen Vorgaben und Klientelversorgung den Vorrang gibt. Es verwundert dabei überhaupt nicht, mit welcher Dreistigkeit die Grünen ihre Interessen dabei wahrnehmen. Aber es ist doch immer noch ein wenig befremdlich, wie die Frankfurter CDU eifrig behilflich ist, den Partner weiter zu stärken und sich selbst zugleich mehr als ohnehin schon zu schwächen. Wer sich näher anschaut, welche Stellen im Multikulti-Amt demnächst geschaffen werden, wird noch mehr ins Staunen kommen, wofür Steuergelder in Frankfurt bestimmt sind. Werfen wir also zuerst einen Blick auf den Etatantrag E 201 „Aktiv gegen extremistische und fundamentalistische Ideologien": Demnach sollen die Stadtverordneten der „Stärkung" der „Antiradikalisierungsarbeit" samt der „Vermittlung demokratischer Werte" zustimmen, um die Einrichtung einer Planstelle mit einem monatlichen Tarifgehalt zwischen - je nach Einstufung - 3.000 und 4.500 Euro zu ermöglichen. Erst die Begründung des Antrags lässt erahnen, um was es sich bei dieser „Antiradikalisierungsarbeit" handelt. Und das liest sich so: „Die deutsche Einwanderungsgesellschaft ist mit unterschiedlichen radikalen Strömungen und Gruppen konfrontiert. Extremistische Gruppierungen unterschiedlicher Ausrichtung agieren gegen demokratische Werte, propagieren einseitige, frauenfeindliche, homophobe, antisemitische, islamophobe, rassistische und autoritäre Weltbilder. Politisch oder religiös fundamentalistische Ideologien erhalten insbesondere Zulauf von jungen Menschen, die sich von gesellschaftlicher Teilhabe ausgeschlossen fühlen." Es lohnt, diese Begründung näher zu betrachten. Denn das gibt mehr Aufschluss über das Weltbild, aber auch die Verlogenheit und Feigheit der Verfasser, als diesen lieb sein kann. Schon der erst Satz ist – natürlich ungewollt – eine Fundamentalkritik an der Einwanderungspolitik in Deutschland und damit auch in Frankfurt: Was ist das für eine Politik, die offenbar widerstandslos „unterschiedliche radikale Strömungen und Gruppen" importiert statt diese auszusperren? Für die Antragsteller ist das jedoch ganz selbstverständlich der Preis, den die „deutsche Einwanderungsgesellschaft" zu entrichten hat. Da aber selbst den Grünen mittlerweile nicht mehr ganz geheuer ist, wie hoch dieser Preis ist, wird im nächsten Satz aufgezählt, in welcher Weise „extremistische Gruppierungen unterschiedlicher Ausrichtung" gegen „demokratische Werte" agieren. Da die „extremistischen Gruppierungen" nicht konkret benannt werden, muss der Leser selbst darüber nachdenken, wer wohl „frauenfeindlich, homophob, antisemitisch und autoritär", vielleicht auch „rassistisch", aber ganz bestimmt nicht „islamophob" ist. Aber in wohlverstandener Kenntnis des nachfolgenden Satzes kann wenig Zweifel bestehen, dass damit die Islamisten und unter diesen wiederum die Salafisten gemeint sind, aber aus Gründen einer ins Irrwitzige getriebenen „Politischen Korrektheit" so nicht bezeichnet werden. Das ist allerdings auch deshalb nicht ganz ohne absurde Logik, weil das in der Stadt Frankfurt zur offiziellen Politik gemachte „Vielfalt"-Konzept das Problem mit dem Islam einfach ausgeblendet hat. Doch die Realitäten kümmern sich bekanntlich nicht um ideologische Sperrbezirke, das Problem mit jugendlichen Moslems, die den Salafisten zulaufen und mit deutscher Staatsangehörigkeit in Syrien morden, ist so wenig zu leugnen wie die immer weiter voranschreitende, im Straßenbild der Stadt längst alltäglich ersichtliche Islamisierungstendenz. Es wäre also höchste Zeit für die Koalition im Römer, sich endlich den Tatsachen zu stellen und das Versagen der illusionären „Vielfalt"-Politik einzugestehen und daraus die notwendigen Schlüsse zu ziehen. Doch weit gefehlt: Nun soll mit einer weiteren Planstelle der verhängnisvollen Entwicklung Einhalt geboten werden – eine politische Konsequenz in „bester" grüner Tradition. Denn in geradezu perfekter Weise wird damit das schamhafte Eingeständnis eines selbstverschuldeten Defizits in der Wirklichkeitswahrnehmung verbunden mit der Schaffung einer weiteren Planstelle für die eigene Klientel. Dass die ihrem Partner gegenüber willfährige CDU dabei mit im Boot ist, kann inzwischen nur noch jene erstaunen, die einige Jahre Frankfurter Politikgeschehen nicht wahrgenommen haben oder wahrnehmen wollten. Es bleibt festzuhalten: Der Etatantrag E 201 ist verlogen, unnütz und kostet auch noch viel Geld, das weit sinnvoller verwendet werden könnte. Teuer wird auch die im gemeinsamen Antrag E 202 von CDU und Grünen geplante „Koordinierungsstelle für Lesben, Schwule und Transgender". In der Begründung für den Antrag heißt es: „Schwule, lesbische oder transsexuelle Lebensweisen sind, trotz aller Fortschritte, noch immer nicht gesellschaftlich voll akzeptiert." Mit dieser Behauptung ist der Fortbestand der „Koordinierungsstelle" auf lange Zeit gesichert. Denn solche Lebensweisen werden selbstverständlich schon deshalb nicht „voll akzeptiert", je mehr der Anteil Menschen moslemischen Glaubens in der Frankfurter Bevölkerung anwächst - und das wird er ganz gewiss. Aber auch unter den deutschstämmigen Frankfurtern dürfte es in Zukunft noch Menschen geben, die bestimmte Ansprüche und Verhaltensweisen sexueller Minderheiten nicht „voll" akzeptieren wollen oder können. Man darf gespannt sein, wie es die künftigen Nutznießer der „Koordinierungsstelle" schaffen werden, diese lästigen Probleme zu beseitigen. Doch wenn sie es nicht schaffen sollten: Eine hübsche Planstelle für grüne „Koordinatoren" ist immerhin herausgesprungen. Immerhin wird im zweiten Absatz der Begründung des Antrags offen gelegt, was es mit der „Koordinierungsstelle" tatsächlich auf sich hat. Denn diese sei „ein Ausdruck der von Magistrat und Stadtverordnetenversammlung 2010 neu definierten Integrations- und Diversitätspolitik." Mal abgesehen von dem mangelhaften Sprachgebrauch, der aus einer Folge oder Konsequenz einen rätselhaften „Ausdruck" macht: Das allein von der Fraktion der Freien Wähler bekämpfte und allein von ihr abgelehnte „Vielfalt"-Konzept ist nicht nur ein gefährliches integrationsfeindliches Konstrukt, sondern kostet auch Geld, nämlich das Geld jener Steuerzahler, die übrigens nach wie vor in ihrer großen Mehrheit weder Lesben, Schwule, Bisexuelle oder Transgender sind. Doch die grünen und schwarzen Lobbyisten dieser in der Regel materiell keineswegs diskriminierten sexuellen Minderheiten sind schamlos genug, diese Mehrheit mit willfährigen Stadtverordneten auszuplündern. Und wer sich dennoch widersetzt, dem wird unverblümt gedroht: „Die Stadt Frankfurt am Main bekennt sich als weltoffene Stadt, in der Diskriminierung … aufgrund sexueller Identität nicht geduldet werden." Willkommen in der Antidiskriminierungsdiktatur am Main! Wolfgang Hübner, 20. November 2013
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100002078073757&v=wall&story_fbid=577148029031128
    Nov 20th 2013, 08:53
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/HsdFMq

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 12:32AM  

    allahu akbar - Social Mention
     
     
     
    Tolong di baca bentar ªĴª' Kita dzikir sebentar ingat اَللّهُ ... "Subhanallah, Walhamdulillah WalailaHa ilallah Allahu-Akbar wa la haula wala quwata illa billahi" Sebarkan!, kamu akan membuat beribu-ribu manusia berzikir kepada Allah SWT آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ maaf... Jangan putus di anda. Tdk ada 1 menit .O:)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100006081390019&v=wall&story_fbid=1432720943607272
    Nov 20th 2013, 00:24
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/DSHycW

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out

Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 24 Themen
Nov 20th 2013, 20:43, by Nahsaka Lasbhan

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

 islamist - Social Mention: Terrorist attack at Iranian embassy in Lebanon kills 23, wounds 140 By Keith Jones 20 November 2013 At least 23 people were killed and over 140 injured Tuesday in a suicide bomb attack targeting Iran's embassy compound in Lebanon. Most of the dead were passersby in the predominantly Shiite southern Beirut neighborhood of Janah, where the embassy is situated. Iran confirmed the death of its embassy's cultural attaché. An al-Qaeda affiliated group, the Abdullah Azzam Brigade, claimed responsibility for the attack in a tweet by its "spiritual mentor," Sheikh Sirajeddine Zuraiqat. The Brigade has reportedly vowed to continue such attacks until Iran and Hezbollah, an Iranian-allied Lebanese Shiite militia, cease militarily supporting Syria's government. Tuesday's atrocity aimed to escalate tensions in the region, while the US and its allies carry out high-level talks with Iran over its nuclear program, and with the Syrian regime to arrange a diplomatic settlement with the US-backed, Al Qaeda-linked Syrian opposition. Today Iran will resume negotiations in Geneva over its nuclear program with the so-called P-6: the United States, Great Britain, France, Russia, China and Germany. Earlier this month, Iran and the P-6 nearly struck an interim agreement according to which Tehran would suspend its nuclear program in exchange for a partial easing of US and European sanctions against Iran. This would return only $5 billion of the tens of billions of Iranian oil revenues currently frozen in foreign bank accounts. Several US allies in the region with ties to Al Qaeda, including Israel and Saudi Arabia, have indicated that they are adamantly opposed to these talks. They insist the sanctions must remain until Iran's civilian nuclear program has been completely dismantled. Their demands, cloaked behind unsubstantiated charges that Iran is developing nuclear weapons, reflect their fear that a rapprochement between the US and Iran that would reduce their importance as US allies. The claiming of responsibility for the bombing by an Al Qaeda-linked group suggests that the atrocity was likely carried out with support from these US allies. Saudi Arabia in particular has longstanding ties to Al Qaeda, whose first leader, Osama bin Laden, came from one of the kingdom's wealthiest families. Saudi Arabia has, along with Qatar, emerged as one of the main backers of the Al Qaeda-linked Syrian opposition forces. Janah residents themselves blamed the Saudis for the bombing. A New York Times report said a local woman could be heard near the site of Tuesday's bombing shouting, "May God send Bandar to hell! This is the Saud family." Prince Bandar Bin Sultan is the Saudi intelligence chief and the organizer of its financial and military support for its Islamist proxies in Syria. Speaking in Rome, Iranian Foreign Minister Javad Zarif blamed the bombing on the rise of Al Qaeda-linked militias in Syria. These militias have been armed and supported by the United States and its allies. "We already see the consequences of the extremist forces in Syria," Zarif said. "The same organizations are killing people on the streets of Baghdad. … It is a very serious problem, and I believe once we see a flare-up of the tension that is boiling in Syria, there will be hardly a possibility of stopping it at the Syrian border [and] even within the Middle East." While not directly accusing Saudi Arabia of being behind Tuesday's atrocity, Syria's Foreign Minister said it was an outcome of the Saudi and Qatari monarchies' support for Al Qaeda-aligned militias. Tuesday's bombing underscores the extreme tensions and the threat of war that has now spread throughout the region, for which US imperialism is principally responsible. Over the past decade, it has waged a series of illegal wars to shore up its strategic dominance in the world's most important oil exporting region. It invaded and occupied Iraq, mounted a "humanitarian" war for regime change in Libya, fomented a Sunni Islamist-led insurgency in Syria and has repeatedly threatened Iran with war. Little more than two months ago, Washington was on the verge of launching a direct attack on Syria. Amid rising divisions within the US foreign policy establishment over the advisability of full-scale war—due to the role of Al Qaeda in Syria, warnings from Iran and Russia of a wider war as they supported Assad, the Pentagon's reluctance to enter into such a war without first launching a full-scale assault on all its potential enemies, and deep popular discontent with US war threats—the Obama administration pulled back from war at the last minute. It carried out a tactical shift in its policy, opening negotiations with both Syria and its main regional ally, Iran. Washington aims to force Iran to accept US hegemony in the Middle East, throw open its economy to the US transnationals, and secure Tehran's cooperation in stabilizing the region—from Afghanistan to the Eastern Mediterranean—under US hegemony. If it cannot secure these predatory objectives via diplomacy, Washington can as abruptly return to the path of war as it turned to talks in September. The sudden shift stunned and angered Israel and Saudi Arabia, who are vocally seeking to break up the negotiations and lay the ground for war. Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu has repeatedly accused the Obama administration of preparing to deliver Tehran the diplomatic victory of the century. He sent senior officials to Washington to lobby for the US Congress to impose still harsher sanctions on Iran, and proclaimed that Israel will not necessarily be bound by any deal signed by the P-6—an implicit threat of a unilateral Israeli military strike on Iran. In an interview with the Financial Times published Sunday, Netanyahu's former national security advisor Yaakov Amirdor boasted that Israel has the military capacity to halt Iran's nuclear program "for a very long time." He then added that if Hezbollah retaliated against an Israeli attack on Iran, Israeli ground forces would "go into (Lebanon's) urban centers"—i.e. would mount a full-scale invasion of Lebanon. To its displeasure at the Obama administration's "diplomatic opening" to Iran and its failure to launch a war against Syria, Saudi Arabia recently refused to take a UN Security Council seat it spent years lobbying for. Saudi Arabia also recently offered to assist an Israeli attack on Iran. In addition to allowing Israeli jets to fly over Saudi airspace, Riyadh has reportedly offered to supply tanker planes, helicopters and drones. A diplomatic source told the London Sunday Times, "Once the Geneva agreement is signed, the military option will be back on the table. The Saudis are furious and are willing to give Israel all the help it needs." Tuesday's bombing is also aimed at further drawing Lebanon into the Shia-Sunni sectarian bloodletting the United States and its allies have stoked in Syria and help derail the US-Russian talks over Syria. It is the latest in a series of bombings targeting Shiite neighborhoods stretching back to the beginning of the summer. Already both Hezbollah and its US-allied Sunni rival, the Future Movement, are ranged on different sides in the Syrian conflict, with sections of the Sunni elite organizing and financing Lebanese Sunni Islamists to join the Syrian conflict. The Future Movement solidarized itself with the Al Qaeda forces that attacked the Iranian embassy, saying the bombing was Hezbollah's fault because of its support for the Syrian government. Copyright © 1998-2013 World Socialist Web Site - All rights reserved
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:48AM  

    islamist - Social Mention
     
     
     
    Terrorist attack at Iranian embassy in Lebanon kills 23, wounds 140 By Keith Jones 20 November 2013 At least 23 people were killed and over 140 injured Tuesday in a suicide bomb attack targeting Iran's embassy compound in Lebanon. Most of the dead were passersby in the predominantly Shiite southern Beirut neighborhood of Janah, where the embassy is situated. Iran confirmed the death of its embassy's cultural attaché. An al-Qaeda affiliated group, the Abdullah Azzam Brigade, claimed responsibility for the attack in a tweet by its "spiritual mentor," Sheikh Sirajeddine Zuraiqat. The Brigade has reportedly vowed to continue such attacks until Iran and Hezbollah, an Iranian-allied Lebanese Shiite militia, cease militarily supporting Syria's government. Tuesday's atrocity aimed to escalate tensions in the region, while the US and its allies carry out high-level talks with Iran over its nuclear program, and with the Syrian regime to arrange a diplomatic settlement with the US-backed, Al Qaeda-linked Syrian opposition. Today Iran will resume negotiations in Geneva over its nuclear program with the so-called P-6: the United States, Great Britain, France, Russia, China and Germany. Earlier this month, Iran and the P-6 nearly struck an interim agreement according to which Tehran would suspend its nuclear program in exchange for a partial easing of US and European sanctions against Iran. This would return only $5 billion of the tens of billions of Iranian oil revenues currently frozen in foreign bank accounts. Several US allies in the region with ties to Al Qaeda, including Israel and Saudi Arabia, have indicated that they are adamantly opposed to these talks. They insist the sanctions must remain until Iran's civilian nuclear program has been completely dismantled. Their demands, cloaked behind unsubstantiated charges that Iran is developing nuclear weapons, reflect their fear that a rapprochement between the US and Iran that would reduce their importance as US allies. The claiming of responsibility for the bombing by an Al Qaeda-linked group suggests that the atrocity was likely carried out with support from these US allies. Saudi Arabia in particular has longstanding ties to Al Qaeda, whose first leader, Osama bin Laden, came from one of the kingdom's wealthiest families. Saudi Arabia has, along with Qatar, emerged as one of the main backers of the Al Qaeda-linked Syrian opposition forces. Janah residents themselves blamed the Saudis for the bombing. A New York Times report said a local woman could be heard near the site of Tuesday's bombing shouting, "May God send Bandar to hell! This is the Saud family." Prince Bandar Bin Sultan is the Saudi intelligence chief and the organizer of its financial and military support for its Islamist proxies in Syria. Speaking in Rome, Iranian Foreign Minister Javad Zarif blamed the bombing on the rise of Al Qaeda-linked militias in Syria. These militias have been armed and supported by the United States and its allies. "We already see the consequences of the extremist forces in Syria," Zarif said. "The same organizations are killing people on the streets of Baghdad. … It is a very serious problem, and I believe once we see a flare-up of the tension that is boiling in Syria, there will be hardly a possibility of stopping it at the Syrian border [and] even within the Middle East." While not directly accusing Saudi Arabia of being behind Tuesday's atrocity, Syria's Foreign Minister said it was an outcome of the Saudi and Qatari monarchies' support for Al Qaeda-aligned militias. Tuesday's bombing underscores the extreme tensions and the threat of war that has now spread throughout the region, for which US imperialism is principally responsible. Over the past decade, it has waged a series of illegal wars to shore up its strategic dominance in the world's most important oil exporting region. It invaded and occupied Iraq, mounted a "humanitarian" war for regime change in Libya, fomented a Sunni Islamist-led insurgency in Syria and has repeatedly threatened Iran with war. Little more than two months ago, Washington was on the verge of launching a direct attack on Syria. Amid rising divisions within the US foreign policy establishment over the advisability of full-scale war—due to the role of Al Qaeda in Syria, warnings from Iran and Russia of a wider war as they supported Assad, the Pentagon's reluctance to enter into such a war without first launching a full-scale assault on all its potential enemies, and deep popular discontent with US war threats—the Obama administration pulled back from war at the last minute. It carried out a tactical shift in its policy, opening negotiations with both Syria and its main regional ally, Iran. Washington aims to force Iran to accept US hegemony in the Middle East, throw open its economy to the US transnationals, and secure Tehran's cooperation in stabilizing the region—from Afghanistan to the Eastern Mediterranean—under US hegemony. If it cannot secure these predatory objectives via diplomacy, Washington can as abruptly return to the path of war as it turned to talks in September. The sudden shift stunned and angered Israel and Saudi Arabia, who are vocally seeking to break up the negotiations and lay the ground for war. Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu has repeatedly accused the Obama administration of preparing to deliver Tehran the diplomatic victory of the century. He sent senior officials to Washington to lobby for the US Congress to impose still harsher sanctions on Iran, and proclaimed that Israel will not necessarily be bound by any deal signed by the P-6—an implicit threat of a unilateral Israeli military strike on Iran. In an interview with the Financial Times published Sunday, Netanyahu's former national security advisor Yaakov Amirdor boasted that Israel has the military capacity to halt Iran's nuclear program "for a very long time." He then added that if Hezbollah retaliated against an Israeli attack on Iran, Israeli ground forces would "go into (Lebanon's) urban centers"—i.e. would mount a full-scale invasion of Lebanon. To its displeasure at the Obama administration's "diplomatic opening" to Iran and its failure to launch a war against Syria, Saudi Arabia recently refused to take a UN Security Council seat it spent years lobbying for. Saudi Arabia also recently offered to assist an Israeli attack on Iran. In addition to allowing Israeli jets to fly over Saudi airspace, Riyadh has reportedly offered to supply tanker planes, helicopters and drones. A diplomatic source told the London Sunday Times, "Once the Geneva agreement is signed, the military option will be back on the table. The Saudis are furious and are willing to give Israel all the help it needs." Tuesday's bombing is also aimed at further drawing Lebanon into the Shia-Sunni sectarian bloodletting the United States and its allies have stoked in Syria and help derail the US-Russian talks over Syria. It is the latest in a series of bombings targeting Shiite neighborhoods stretching back to the beginning of the summer. Already both Hezbollah and its US-allied Sunni rival, the Future Movement, are ranged on different sides in the Syrian conflict, with sections of the Sunni elite organizing and financing Lebanese Sunni Islamists to join the Syrian conflict. The Future Movement solidarized itself with the Al Qaeda forces that attacked the Iranian embassy, saying the bombing was Hezbollah's fault because of its support for the Syrian government. Copyright © 1998-2013 World Socialist Web Site - All rights reserved
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=131967216974613&v=wall&story_fbid=216376971866970
    Nov 20th 2013, 07:07
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/HCr91T

     

 tauhid - Social Mention: TERAPI INTENSIF BAGI PELAKU BIDAH Terapi pertama: Kenali penyakitnya terlebih dahulu Seperti layaknya penyakit, sebelum seorang dokter bisa menentukan obat apa yang cocok untuknya, terlebih dahulu ia harus mengadakan diagnosa. Ia harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit yang diderita si pasien, baru kemudian menentukan terapi apa yang cocok untuknya. Demikian pula bid'ah, ia tak ubahnya seperti penyakit yang menggerogoti agama seseorang. Kalau orang tersebut tidak merasa dirinya sakit, bagaimana ia akan berobat? Oleh karena itu, berikut ini kami sebutkan beberapa pengaruh buruk bid'ah terhadap agama seseorang, mudah-mudahan dengan menyadarinya, seseorang akan lebih waspada terhadap bahaya bid'ah dan berusaha sekuat tenaga untuk membasminya [1]. a. Amalan yang tercampuri bid'ah tidak akan diterima Allah Beberapa bid'ah memang sangat buruk dampaknya, seperti bid'ahnya faham qadariyyah. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa salah seorang tabi'in yang bernama Yahya bin Ya'mar menceritakan, bahwa yang pertama kali menyoal masalah takdir di Basrah ialah Ma'bad Al Juhany. Ia menuturkan: Ketika itu, aku bersama Humaid bin Abdirrahman Al Himyari hendak berangkat menunaikan haji atau umrah. Maka kukatakan kepadanya: "Andai saja kita berjumpa dengan salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kita tanyai dia tentang orang-orang qadariyyah itu…". Lalu tiba-tiba kami berpapasan dengan Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, maka segeralah kami mengapitnya dari sebelah kiri dan kanan. Saat itu nampaknya temanku ingin agar aku yang memulai pembicaraan, maka kukatakan kepada Ibnu 'Umar: "Hai Abu Abdirrahman, sesungguhnya di daerah kami muncul sekelompok orang yang pandai membaca Al Qur'an, dan mendalami berbagai ilmu… akan tetapi mereka mendakwakan bahwa takdir Allah itu tidak ada, dan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya (tanpa ada ketentuan terlebih dahulu -pen)" Setelah mendengar uraian tadi, Ibnu Umar radhiallahu'anhuma menjawab: "Kalau kamu bertemu dengan mereka, sampaikan bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku… kabarkan bahwa Ibnu Umar bersumpah kalau pun ada di antara mereka yang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya Allah tak akan menerima infaknya sampai ia beriman kepada takdir…" Kemudian Ibnu Umar radhiallahu'anhuma mengutip hadits dari ayahnya yang bercerita tentang kedatangan Malaikat Jibril dalam sosok orang yang tak dikenal, lalu menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang makna Islam, Iman dan Ihsan (H.R. Muslim no . b. Pelaku bid'ah tak akan mendapat perlindungan Allah, namun diserahkan pada dirinya sendiri Imam Asy Syathiby mengatakan: "Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rahmatan lil 'aalamin; Sedangkan kita, sebelum diutusnya beliau, tidaklah mengenal manakah jalan kebenaran itu. Kita tidak mengerti tentang apa-apa yang baik bagi urusan dunia melainkan sedikit, apalagi urusan akhirat, maka sedikitpun kita tak tahu. Sampai Allah mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mencabut semua keraguan dalam dada, dan mengangkat semua perselisihan diantara manusia. Ketika seorang pelaku bid'ah meninggalkan karunia Allah dan pemberian-Nya yang sedemikian besar, lantas menganggap dirinya cukup faham akan apa yang baik baginya atau bagi dunianya, padahal Allah tidak menyebutkan satu dalil pun tentangnya; maka bagaimana mungkin orang semacam ini layak mendapat perlindungan Allah dan naungan rahmat-Nya, sedangkan ia telah melepaskan tangannya dari tali Allah dan menyerahkannya pada dirinya sendiri?! Sungguh, orang semacam ini amat layak untuk dijauhkan dari rahmat Allah. Bukankah Allah Ta'ala berfirman : وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا "Berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali Allah, dan janganlah berpecah-belah…" (Ali 'Imran: 103), setelah sebelumnya Ia berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa…" (Aali 'Imran: 102). Seakan Allah ingin mengisyaratkan bahwa takwa yang sesungguhnya ialah dengan berpegang teguh dengan tali Allah, dan semua yang diluar itu adalah perpecahan, karenanya Allah mengatakan: "janganlah berpecah". Sedangkan perpecahan merupakan karakter terburuk setiap pelaku bid'ah, karena ia meninggalkan aturan Allah dan memisahkan diri dari jama'ah kaum muslimin. c. Pelaku bid'ah adalah orang yang dilaknat menurut syari'at Dalilnya ialah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi, مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (متفق عليه) "Barangsiapa berbuat bid'ah di dalamnya (Madinah), atau melindungi pelaku bid'ah, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya" (Muttafaq 'Alaih).[2] d. Bid'ah semakin menjauhkan pelakunya dari Allah Ta'ala Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ayyub As Sikhtiyani -salah seorang tokoh tabi'in- bahwa beliau mengatakan: مَا ازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اِجْتِهَاداً، إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْداً {حلية الأولياء – (ج 1 / ص 392)} "Semakin giat pelaku bid'ah dalam beribadah, semakin jauh pula ia dari Allah" (Hilyatul Auliya', 1/392). Apa yang dikatakan oleh tokoh tabi'in di atas, kebenarannya didukung oleh hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menyifati orang-orang Khawarij: يَخْرُجُ فِيكُمْ قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ وَعَمَلَكُمْ مَعَ عَمَلِهِمْ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ … الحديث (متفق عليه) "Akan muncul diantara kalian suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian (para sahabat), puasa kalian, dan amal kalian di samping shalat mereka, puasa mereka, dan amal mereka. Mereka rajin membaca Al Qur'an akan tetapi (pengaruhnya) tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah yang keluar menembus sasarannya" (Muttafaq Alaih).[3] Perhatikan, bagaimana mulanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyifati mereka sebagai kaum yang amat giat beribadah, lalu menjelaskan betapa jauhnya mereka dari Allah.[4] e. Bid'ah mencegah pelakunya dari mendapat syafa'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang berbunyi: أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام أَلَا وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ (متفق عليه) "Sesungguhnya manusia pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat ialah Ibrahim 'alaihis salam. Ingatlah, bahwa nanti akan ada sekelompok umatku yang dihalau ke sebelah kiri… maka kutanyakan: "Ya Rabbi… mereka adalah sahabatku [5])?", akan tetapi jawabannya ialah: "Kamu tidak tahu akan apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu…" (Muttafaq 'Alaih).[6]) f. Pelaku bid'ah ikut menanggung dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat Dasarnya ialah firman Allah Ta'ala: لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ "Agar mereka memikul dosa-dosa mereka seluruhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dari dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu" (QS. An Nahl: 25). Sebagaimana dalam hadits shahih Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang maknanya, "Barangsiapa mengajarkan ajaran jelek, maka ia akan memikul dosanya dan dosa orang yang mengamalkan ajarannya…" [7]. g. Pelaku bid'ah sangat sulit untuk bertaubat Dalilnya ialah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi, إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ (رواه أبو الشيخ والطبراني والبيهقي وغيرهم) "Sesungguhnya Allah mencegah setiap pelaku bid'ah dari taubat" (H.R Abu Syaikh, At Thabrani, Al Baihaqy dan lainnya).[8] Demikian pula yang disebutkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang perpecahan umat beliau, yang diantaranya beliau mengatakan: إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابَيْنِ افْتَرَقُوا فِي دِينِهِمْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً يَعْنِي الْأَهْوَاءَ كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً وَهِيَ الْجَمَاعَةُ وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ وَاللَّهِ يَا مَعْشَرَ الْعَرَبِ لَئِنْ لَمْ تَقُومُوا بِمَا جَاءَ بِهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَغَيْرُكُمْ مِنْ النَّاسِ أَحْرَى أَنْ لَا يَقُومَ بِهِ (رواه أبو داود وأحمد وغيرهما بسند حسن). "Sesungguhnya ahli kitab telah berpecah menjadi 72 firqah; dan sesungguhnya umat ini akan berpecah menjadi 73 millah -maksudnya ajaran yang mengikuti bid'ah dan hawa nafsu,- mereka semua berada di Neraka kecuali satu, yaitu Al Jama'ah. Nanti akan muncul pada umatku sekelompok orang yang kerasukan bid'ah dan hawa nafsu sebagaimana anjing kerasukan rabies, tak tersisa satu pun dari urat dan sendinya melainkan telah kerasukan. Hai sekalian bangsa Arab, demi Allah… kalau kalian saja tidak mau melaksanakan ajaran Nabimu, maka orang lain akan lebih tidak mau lagi" (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan lainnya).[9] h. Pelaku bid'ah dijauhkan dari telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya, أَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا (رواه مسلم وابن ماجه وأحمد) "Aku akan mendahului kalian menuju telaga… sungguh, akan ada beberapa orang yang dihalau dari telagaku sebagaimana dihalaunya onta yang kesasar. Aku memanggil mereka: "Hai datanglah kemari…!" namun dikatakan kepadaku: "Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu…" maka kataku: "Menjauhlah sana… menjauhlah sana (kalau begitu)" (H.R Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).[10] i. Pelaku bid'ah dikhawatirkan terjerumus ke dalam kekafiran Sebab itulah para ulama dari dahulu sampai sekarang senantiasa berbeda pendapat tentang kafir-tidaknya sejumlah firqah ahlul bid'ah, seperti khawarij, qadariyyah dan yang lainnya. Hal ini didukung oleh dhahir ayat yang berbunyi: إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka (QS. Al An'am: 159). Diantara mereka ada yang jelas-jelas mengkafirkan firqah bid'ah tertentu seperti batiniyyah dan yang lainnya. Jika ada ulama yang berselisih tentang suatu perkara, apakah ia dihukumi kafir atau tidak? Tentunya setiap orang yang berakal akan merinding untuk ditempatkan di persimpangan yang sarat marabahaya seperti ini. Siapa yang rela kalau ada orang yang mengatakan kepadanya: "Sesungguhnya para ulama berselisih pendapat mengenaimu; apakah kamu telah kafir, atau sekedar sesat?" Atau yang mengatakan: "Sesungguhnya ada sebagian ulama yang mengkafirkan kamu dan menganggap darahmu halal…?!" tentunya tak seorang pun mau dikatakan seperti itu.[11] j. Pelaku bid'ah dikhawatirkan akan mati dalam keadaan suu'ul khatimah Wajar saja, karena seorang pelaku bid'ah sama dengan orang yang bermaksiat kepada Allah, dan siapa pun yang bersikukuh dengan maksiatnya perlu dicemaskan kalau-kalau ia mati dalam keadaan itu. Bahkan disamping melanggar larangan Allah, seorang pelaku bid'ah seakan ingin mengoreksi syari'at dengan pendapatnya pribadi. Ia tak puas menerima syari'at begitu saja demi meraih yang dia inginkan. Ia justeru meyakini bahwa maksiat yang dilakukan adalah ketaatan, mengapa? Karena ia menganggap baik apa yang dianggap jelek oleh syari'at, yaitu bid'ah. Tentunya orang yang seperti ini keadaannya, sangat dikhawatirkan akan mati dalam keadaan suu'ul khatimah.[12] k. Wajah pelaku bid'ah akan menghitam di hari kiamat Dalilnya ialah firman Allah Ta'ala yang berbunyi, يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ "Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula yang hitam muram…" (Ali 'Imran: 106). Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, يَعْنِي: يَوْمَ الْقِيَامَةَ، حِيْنَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالُفُرُقَةِ {تفسير ابن كثير – (ج 2 / ص 92)} "Yaitu hari kiamat… ketika wajah ahlussunnah wal jama'ah putih berseri, sedangkan wajah ahlul bid'ah wal furqah hitam legam"[13] Terapi kedua: Sibukkan diri dengan mengamalkan sunnah Ketahuilah wahai saudaraku… tidaklah seseorang melakukan bid'ah melainkan pasti saat itu juga ia meninggalkan sunnah. Agama ini ibarat cawan yang penuh terisi air, kalau seseorang memasukkan secuil benda asing kedalamnya, pastilah ada air yang tertumpah sesuai kadar benda yang masuk tadi… demikian pula Islam. Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah kuridhai Islam sebagai agamamu" (QS. Al Ma'idah: 3). Baca dan pelajarilah Shahih Bukhari, dan Shahih Muslim… niscaya kita akan mendapatkan ribuan sunnah yang selama ini belum pernah kita lakukan. Mengapa sebagian kaum muslimin justeru menyibukkan diri dengan membaca buku-buku mujarrobat, ratib, burdah, barzanji dan sejenisnya yang sarat dengan penyimpangan dalam masalah tauhid; namun meninggalkan wirid pagi dan sore dan sunnah-sunnah lain yang diajarkan baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Bukankah ini namanya mengorek-korek sampah demi mencari tempe basi, dan meninggalkan hidangan lezat yang siap disantap? Sungguh, seandainya kita menyibukkan diri dengan mengamalkan semua sunnah yang ada, niscaya kita tidak akan berhasil mengamalkan seluruhnya dalam dua puluh empat jam… lantas, untuk apa membuat "ibadah model baru" yang hanya menambah beban hidup kita? Renungkanlah kembali nasehat Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang tercantum dalam mukaddimah buku ini (hal 15). Terapi ketiga: sadarlah bahwa Allah tidak membutuhkan amal kita Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya amalan yang kita lakukan -betapa pun besarnya- adalah bagi diri kita sendiri. Allah Ta'ala sama sekali tidak butuh terhadap amal kita. Biarpun manusia sedunia ini kafir semuanya, toh Allah Ta'ala tetaplah penguasa tunggal alam semesta…. Di sana masih ada jutaan, bahkan milyaran makhluk yang taat menyembah kepada-Nya. Para malaikat yang memenuhi angkasa raya… ikan-ikan di lautan… semut-semut dalam liangnya, bahkan setiap benda yang ada di langit maupun di bumi semuanya bertasbih kepada-Nya. Sebagaimana ayat: يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَماَ فِي الأَرضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ (التغابن: 1) "Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi (senantiasa) bertasbih kepada Allah; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Taghaabun: 1) Ingatlah bahwa Allah Ta'ala berfirman: Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" (Al Isra': 44). Dalam sebuah hadits disebutkan: عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ فِي أَصْحَابِهِ إِذْ قَالَ لَهُمْ: أَتَسْمَعُونَ مَا أَسْمَعُ ؟ قَالُوْا : مَا نَسْمَعُ مِنْ شَيْءٍ ، قَالَ: إِنِّي لَأَسْمَعُ أَطِيْطَ السَّمَاءِ وَمَا تُلاَمُ أَنْ تَئِطَّ وَمَا فِيْهَا مَوْضِعُ شِبْرٍ إِلاَّ وَعَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ أَوْ قَائِمٌ (رواه الطحاوي في مشكل الآثار والطيراني في الكبير بإسناد على شرط مسلم) Dari Hakiem bin Hizam radhiyallahu 'anhu, katanya: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang bersama sahabatnya, beliau berkata: "Adakah kalian mendengar apa yang kudengar?" mereka menjawab: "Kami tak mendengar apa-apa…" lalu lanjut beliau: "Aku benar-benar mendengar suara berat yang ditimbulkan langit… dan wajar memang kalau dia merasa berat, karena tak tersisa sejengkal pun ruangan di sana melainkan ada malaikat yang sedang sujud atau berdiri" [14]). Ingatlah ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meriwayatkan dari Allah Ta'ala, bahwa Dia berfirman dalam sebuah hadits qudsi: يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا (رواه مسلم) "Wahai hamba-Ku, kalian tak akan mampu mencelakai-Ku maupun memberi manfaat kepada-Ku… wahai hamba-Ku, kalaulah kalian seluruhnya sejak dari yang pertama hingga terakhir, baik dari jin maupun manusia; semuanya memiliki hati yang paling takwa, niscaya itu tak menambah kekuasaan-Ku sedikit pun… dan seandainya kalian seluruhnya sejak dari yang pertama hingga terakhir, dari jin dan manusia; semuanya memiliki hati paling bejat, niscaya itu tak mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun…" (H.R. Muslim no 2577). Lihatlah… alangkah tidak berartinya manusia di sisi Allah. Alangkah sia-sianya amal yang selama ini kita lakukan dengan susah payah kalau sampai Allah tak sudi menerimanya. Kalau amal shalih saja belum tentu diterima oleh-Nya, maka bagaimana dengan bid'ah? Adakah Allah Ta'ala menaruh minat sedikit pun kepadanya? Renungkanlah baik-baik masalah ini, kemudian mari kita koreksi amal kita masing-masing. Terakhir: mintalah kepada Allah Ta'ala agar senantiasa membimbing kita Terapi ini tak kalah penting dari pendahulunya. Apalah artinya usaha kita yang mati-matian kalau tidak mendapat bimbingan Allah Ta'ala? Mintalah selalu kepada-Nya agar Dia menunjukkan kepada kita mana yang bid'ah dan mana yang sunnah. Hadirkanlah selalu hati kita tatkala membaca firman Allah: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukkanlah kami jalan yang lurus" Bersimpuhlah di hadapan-Nya pada sepertiga malam terakhir… teteskanlah airmata kita di haribaan-Nya, mudah-mudahan Dia mencurahkan sebagian rahmat-Nya untuk kita. Keluhkanlah segala gundah gulana kepada-Nya… karena Dia lah yang menguasai hati hamba-Nya, dan Dia lah yang membolak-balikkan hati mereka… mintalah kepada-Nya agar hati kita selalu berada di jalan yang diridhai-Nya. Simaklah apa yang diriwayatkan oleh Ummul mukminin Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَكْثَرَ دُعَاءَكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ (رواه الترمذي وقَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ) Doa yang paling sering dibaca Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ialah: (يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ) "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu". Aku pun bertanya kepadanya: "Ya Rasulullah, alangkah seringnya engkau memanjatkan doa ini…" maka jawab beliau shallallahu 'alaihi wa sallam: "Hai Ummu Salamah, tak ada seorang anak Adam pun melainkan hatinya berada diantara dua jemari Allah Ta'ala. Orang yang Dia kehendaki akan dijadikan-Nya istiqamah (lurus), atau justeru dibiarkan sesat" (H.R. Tirmidzi, dan beliau menghasankannya).[15]) [1] Disadur dari Mukhtasar Al I'tisham, hal 31-39, oleh Imam Asy Syathiby. Ikhtisar Sayyid 'Alawi Abdul Qadir Assaqqaf -hafidhahullaah-. [2]) H.R. Bukhari no 1870, 7306 dan Muslim no 1366, dari Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik. [3]) H.R. Bukhari no 5058, 6931, dan Mulim no 1064 dari sahabat Abu Sa'id Al Khudry. Lafazh hadits diatas kami ambilkan dari hadits Bukhari no 5058. [4]) Lihat: Mukhtasar Al I'tisham hal 33, oleh Imam Asy Syathiby. Ikhtisar oleh Sayyid 'Alawi Abdul Qadir Assaqqaf. [5]) Makna dari 'sahabatku' di sini bukanlah para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi orang-orang yang menyertai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal keyakinan (Islam). Karenanya hadits ini tidak bisa dijadikan dalil bahwa para sahabat berpaling (murtad) dari Islam sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana keyakinan orang-orang syi'ah rafidhah yang terkutuk itu. Jadi kata ashaab disini ialah seperti yang diungkapkan oleh ulama-ulama belakangan ketika menukil pendapat orang yang semadzhab dengan mereka dengan menagatakan: (وقال أصحابنا كذا…) yang artinya: Orang-orang yang semadzhab dengan kami mengatakan begini dan begitu… [6]) H.R. Bukhari no 6526, 4625, 4626, 4740, 3349 dan Muslim no 2860, dari sahabat 'Abdullah bin 'Abbas. [7]) H.R. Muslim no 1017, dari sahabat Jarir bin Abdillah secara ringkas. [8] H.R. Abu Syaikh dalam Tarikh Ashbahan, At Thabrani dalam Al Mu'jamul Ausath, Al Baihaqy dalam Syu'abul Iman dan lainnya. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Sayyid 'Alawi Assaqqaf dalam Mukhtasar Al I'tisham hal 35. Dishahihkan pula oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no 1620. [9] H.R. Abu Dawud no 4597, Ahmad dalam Musnadnya (4/102) no 17061 dari sahabat Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Hadits ini dinyatakan shahih lighairihi oleh Syaikh Al Albani dalam Dhilalul Jannah, 1/2, hadits no 1&2. Perhatian: kalimat yang bercetak miring di atas hanya terdapat pada riwayat Ahmad, dan nampaknya ia merupakan perkataan Mu'awiyah yang tersisipkan dalam hadits, karena disebutkan bahwa beliau menyampaikan hadits tadi di waktu haji selepas shalat dhuhur (lihat Musnad Imam Ahmad 4/102). Jadi beliau mengatakan kata-kata tadi dalam kapasitasnya sebagai khalifah saat itu, wallaahu a'lam
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:57AM  

    tauhid - Social Mention
     
     
     
    TERAPI INTENSIF BAGI PELAKU BIDAH Terapi pertama: Kenali penyakitnya terlebih dahulu Seperti layaknya penyakit, sebelum seorang dokter bisa menentukan obat apa yang cocok untuknya, terlebih dahulu ia harus mengadakan diagnosa. Ia harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit yang diderita si pasien, baru kemudian menentukan terapi apa yang cocok untuknya. Demikian pula bid'ah, ia tak ubahnya seperti penyakit yang menggerogoti agama seseorang. Kalau orang tersebut tidak merasa dirinya sakit, bagaimana ia akan berobat? Oleh karena itu, berikut ini kami sebutkan beberapa pengaruh buruk bid'ah terhadap agama seseorang, mudah-mudahan dengan menyadarinya, seseorang akan lebih waspada terhadap bahaya bid'ah dan berusaha sekuat tenaga untuk membasminya [1]. a. Amalan yang tercampuri bid'ah tidak akan diterima Allah Beberapa bid'ah memang sangat buruk dampaknya, seperti bid'ahnya faham qadariyyah. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa salah seorang tabi'in yang bernama Yahya bin Ya'mar menceritakan, bahwa yang pertama kali menyoal masalah takdir di Basrah ialah Ma'bad Al Juhany. Ia menuturkan: Ketika itu, aku bersama Humaid bin Abdirrahman Al Himyari hendak berangkat menunaikan haji atau umrah. Maka kukatakan kepadanya: "Andai saja kita berjumpa dengan salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kita tanyai dia tentang orang-orang qadariyyah itu…". Lalu tiba-tiba kami berpapasan dengan Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, maka segeralah kami mengapitnya dari sebelah kiri dan kanan. Saat itu nampaknya temanku ingin agar aku yang memulai pembicaraan, maka kukatakan kepada Ibnu 'Umar: "Hai Abu Abdirrahman, sesungguhnya di daerah kami muncul sekelompok orang yang pandai membaca Al Qur'an, dan mendalami berbagai ilmu… akan tetapi mereka mendakwakan bahwa takdir Allah itu tidak ada, dan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya (tanpa ada ketentuan terlebih dahulu -pen)" Setelah mendengar uraian tadi, Ibnu Umar radhiallahu'anhuma menjawab: "Kalau kamu bertemu dengan mereka, sampaikan bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku… kabarkan bahwa Ibnu Umar bersumpah kalau pun ada di antara mereka yang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya Allah tak akan menerima infaknya sampai ia beriman kepada takdir…" Kemudian Ibnu Umar radhiallahu'anhuma mengutip hadits dari ayahnya yang bercerita tentang kedatangan Malaikat Jibril dalam sosok orang yang tak dikenal, lalu menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang makna Islam, Iman dan Ihsan (H.R. Muslim no . b. Pelaku bid'ah tak akan mendapat perlindungan Allah, namun diserahkan pada dirinya sendiri Imam Asy Syathiby mengatakan: "Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rahmatan lil 'aalamin; Sedangkan kita, sebelum diutusnya beliau, tidaklah mengenal manakah jalan kebenaran itu. Kita tidak mengerti tentang apa-apa yang baik bagi urusan dunia melainkan sedikit, apalagi urusan akhirat, maka sedikitpun kita tak tahu. Sampai Allah mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mencabut semua keraguan dalam dada, dan mengangkat semua perselisihan diantara manusia. Ketika seorang pelaku bid'ah meninggalkan karunia Allah dan pemberian-Nya yang sedemikian besar, lantas menganggap dirinya cukup faham akan apa yang baik baginya atau bagi dunianya, padahal Allah tidak menyebutkan satu dalil pun tentangnya; maka bagaimana mungkin orang semacam ini layak mendapat perlindungan Allah dan naungan rahmat-Nya, sedangkan ia telah melepaskan tangannya dari tali Allah dan menyerahkannya pada dirinya sendiri?! Sungguh, orang semacam ini amat layak untuk dijauhkan dari rahmat Allah. Bukankah Allah Ta'ala berfirman : وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا "Berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali Allah, dan janganlah berpecah-belah…" (Ali 'Imran: 103), setelah sebelumnya Ia berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa…" (Aali 'Imran: 102). Seakan Allah ingin mengisyaratkan bahwa takwa yang sesungguhnya ialah dengan berpegang teguh dengan tali Allah, dan semua yang diluar itu adalah perpecahan, karenanya Allah mengatakan: "janganlah berpecah". Sedangkan perpecahan merupakan karakter terburuk setiap pelaku bid'ah, karena ia meninggalkan aturan Allah dan memisahkan diri dari jama'ah kaum muslimin. c. Pelaku bid'ah adalah orang yang dilaknat menurut syari'at Dalilnya ialah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi, مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (متفق عليه) "Barangsiapa berbuat bid'ah di dalamnya (Madinah), atau melindungi pelaku bid'ah, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya" (Muttafaq 'Alaih).[2] d. Bid'ah semakin menjauhkan pelakunya dari Allah Ta'ala Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ayyub As Sikhtiyani -salah seorang tokoh tabi'in- bahwa beliau mengatakan: مَا ازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اِجْتِهَاداً، إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْداً {حلية الأولياء – (ج 1 / ص 392)} "Semakin giat pelaku bid'ah dalam beribadah, semakin jauh pula ia dari Allah" (Hilyatul Auliya', 1/392). Apa yang dikatakan oleh tokoh tabi'in di atas, kebenarannya didukung oleh hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menyifati orang-orang Khawarij: يَخْرُجُ فِيكُمْ قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ وَعَمَلَكُمْ مَعَ عَمَلِهِمْ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ … الحديث (متفق عليه) "Akan muncul diantara kalian suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian (para sahabat), puasa kalian, dan amal kalian di samping shalat mereka, puasa mereka, dan amal mereka. Mereka rajin membaca Al Qur'an akan tetapi (pengaruhnya) tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah yang keluar menembus sasarannya" (Muttafaq Alaih).[3] Perhatikan, bagaimana mulanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyifati mereka sebagai kaum yang amat giat beribadah, lalu menjelaskan betapa jauhnya mereka dari Allah.[4] e. Bid'ah mencegah pelakunya dari mendapat syafa'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang berbunyi: أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام أَلَا وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ (متفق عليه) "Sesungguhnya manusia pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat ialah Ibrahim 'alaihis salam. Ingatlah, bahwa nanti akan ada sekelompok umatku yang dihalau ke sebelah kiri… maka kutanyakan: "Ya Rabbi… mereka adalah sahabatku [5])?", akan tetapi jawabannya ialah: "Kamu tidak tahu akan apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu…" (Muttafaq 'Alaih).[6]) f. Pelaku bid'ah ikut menanggung dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat Dasarnya ialah firman Allah Ta'ala: لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ "Agar mereka memikul dosa-dosa mereka seluruhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dari dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu" (QS. An Nahl: 25). Sebagaimana dalam hadits shahih Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang maknanya, "Barangsiapa mengajarkan ajaran jelek, maka ia akan memikul dosanya dan dosa orang yang mengamalkan ajarannya…" [7]. g. Pelaku bid'ah sangat sulit untuk bertaubat Dalilnya ialah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi, إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ (رواه أبو الشيخ والطبراني والبيهقي وغيرهم) "Sesungguhnya Allah mencegah setiap pelaku bid'ah dari taubat" (H.R Abu Syaikh, At Thabrani, Al Baihaqy dan lainnya).[8] Demikian pula yang disebutkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang perpecahan umat beliau, yang diantaranya beliau mengatakan: إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابَيْنِ افْتَرَقُوا فِي دِينِهِمْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً يَعْنِي الْأَهْوَاءَ كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً وَهِيَ الْجَمَاعَةُ وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ وَاللَّهِ يَا مَعْشَرَ الْعَرَبِ لَئِنْ لَمْ تَقُومُوا بِمَا جَاءَ بِهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَغَيْرُكُمْ مِنْ النَّاسِ أَحْرَى أَنْ لَا يَقُومَ بِهِ (رواه أبو داود وأحمد وغيرهما بسند حسن). "Sesungguhnya ahli kitab telah berpecah menjadi 72 firqah; dan sesungguhnya umat ini akan berpecah menjadi 73 millah -maksudnya ajaran yang mengikuti bid'ah dan hawa nafsu,- mereka semua berada di Neraka kecuali satu, yaitu Al Jama'ah. Nanti akan muncul pada umatku sekelompok orang yang kerasukan bid'ah dan hawa nafsu sebagaimana anjing kerasukan rabies, tak tersisa satu pun dari urat dan sendinya melainkan telah kerasukan. Hai sekalian bangsa Arab, demi Allah… kalau kalian saja tidak mau melaksanakan ajaran Nabimu, maka orang lain akan lebih tidak mau lagi" (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan lainnya).[9] h. Pelaku bid'ah dijauhkan dari telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya, أَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا (رواه مسلم وابن ماجه وأحمد) "Aku akan mendahului kalian menuju telaga… sungguh, akan ada beberapa orang yang dihalau dari telagaku sebagaimana dihalaunya onta yang kesasar. Aku memanggil mereka: "Hai datanglah kemari…!" namun dikatakan kepadaku: "Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu…" maka kataku: "Menjauhlah sana… menjauhlah sana (kalau begitu)" (H.R Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).[10] i. Pelaku bid'ah dikhawatirkan terjerumus ke dalam kekafiran Sebab itulah para ulama dari dahulu sampai sekarang senantiasa berbeda pendapat tentang kafir-tidaknya sejumlah firqah ahlul bid'ah, seperti khawarij, qadariyyah dan yang lainnya. Hal ini didukung oleh dhahir ayat yang berbunyi: إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka (QS. Al An'am: 159). Diantara mereka ada yang jelas-jelas mengkafirkan firqah bid'ah tertentu seperti batiniyyah dan yang lainnya. Jika ada ulama yang berselisih tentang suatu perkara, apakah ia dihukumi kafir atau tidak? Tentunya setiap orang yang berakal akan merinding untuk ditempatkan di persimpangan yang sarat marabahaya seperti ini. Siapa yang rela kalau ada orang yang mengatakan kepadanya: "Sesungguhnya para ulama berselisih pendapat mengenaimu; apakah kamu telah kafir, atau sekedar sesat?" Atau yang mengatakan: "Sesungguhnya ada sebagian ulama yang mengkafirkan kamu dan menganggap darahmu halal…?!" tentunya tak seorang pun mau dikatakan seperti itu.[11] j. Pelaku bid'ah dikhawatirkan akan mati dalam keadaan suu'ul khatimah Wajar saja, karena seorang pelaku bid'ah sama dengan orang yang bermaksiat kepada Allah, dan siapa pun yang bersikukuh dengan maksiatnya perlu dicemaskan kalau-kalau ia mati dalam keadaan itu. Bahkan disamping melanggar larangan Allah, seorang pelaku bid'ah seakan ingin mengoreksi syari'at dengan pendapatnya pribadi. Ia tak puas menerima syari'at begitu saja demi meraih yang dia inginkan. Ia justeru meyakini bahwa maksiat yang dilakukan adalah ketaatan, mengapa? Karena ia menganggap baik apa yang dianggap jelek oleh syari'at, yaitu bid'ah. Tentunya orang yang seperti ini keadaannya, sangat dikhawatirkan akan mati dalam keadaan suu'ul khatimah.[12] k. Wajah pelaku bid'ah akan menghitam di hari kiamat Dalilnya ialah firman Allah Ta'ala yang berbunyi, يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ "Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula yang hitam muram…" (Ali 'Imran: 106). Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, يَعْنِي: يَوْمَ الْقِيَامَةَ، حِيْنَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالُفُرُقَةِ {تفسير ابن كثير – (ج 2 / ص 92)} "Yaitu hari kiamat… ketika wajah ahlussunnah wal jama'ah putih berseri, sedangkan wajah ahlul bid'ah wal furqah hitam legam"[13] Terapi kedua: Sibukkan diri dengan mengamalkan sunnah Ketahuilah wahai saudaraku… tidaklah seseorang melakukan bid'ah melainkan pasti saat itu juga ia meninggalkan sunnah. Agama ini ibarat cawan yang penuh terisi air, kalau seseorang memasukkan secuil benda asing kedalamnya, pastilah ada air yang tertumpah sesuai kadar benda yang masuk tadi… demikian pula Islam. Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah kuridhai Islam sebagai agamamu" (QS. Al Ma'idah: 3). Baca dan pelajarilah Shahih Bukhari, dan Shahih Muslim… niscaya kita

     

 Abu Adam - Social Mention: ASALI DA TARIHIN MAKAMIN NUKILIYA A DUNIYA (2) ================================= Asali da Bunkasar Makamin Nukiliya a Duniya Wannan makami mai matukar tasiri wajen darkake rayuka da muhallin dan Adam ya samo asali ne shekaru kusan tamanin da suka gabata, lokacin da Hukumar Gwamnatin Amurka ta samo wasu kwararru kan makamashin nukiliya daga kasashen Jamus da Ingila da kuma Kanada. Wannan ya faru bayan yakin duniya na daya, lokacin da Hukumar Nazi da ke kasar Jamus ta aikata ta'addanci mafi girma kan wasu kasashe da kabilu irinsu Yahudawa da sauransu. Wannan tasa gwamnatin Amurka ta fara jin cewa zaman lafiyarta da kuma burinta wajen ci gaba da neman hanyoyin mallake duniya na fuskantar kalubale mafi girma. Don haka ta samo wadannan kwararru a boye, wajajen shekarun 1930s, don tsarawa da kuma kera mata makamin nukiliyarta ta farko, wanda kuma su ne tayi amfani da su kan kasar Jafan lokacin yakin duniya na biyu. Wadannan makamai ta kera su a wani tsari mai suna The Manhattan Project, ta kuma yi gwajin makaman nukilyarta na farko ne a watan Yuli na shekarar 1945, a wani gari mai suna Alamogordo da ke New Mexico, a nan Amurka. Hakan ya faru ne wata guda kafin ta kai hari kasar Jafan. Daga nan sai kasar Hadaddiyar Daular Sobiet, watau kasar Rasha kenan a yanzu. Ta kuma samo dabarunta daga wasu 'yan leken asiri da ta tura kasar Amurka suka sato fasahar tsarawa da kuma kera wannan makami. Kasar ta gama kera nata makaman ne a karon farko, cikin shekarar 1949, lokacin da tayi nata gwajin a fili kowa ya gani. Wannan ya faru ne bayan shekaru hudu da gama yakin duniya na biyu. Da aka shiga shekarar 1950 zuwa shekarar 1960s, sai tsarin ginawa da kuma tsara wannan makami ya fara sauyawa. Makamin nukiliya da kasashen biyu suka fara kerawa shine nau'in farko cikin nau'ukam nukiliya biyu da bayanansu suka gabata a sama, watau nau'in Atomic Bomb. Ana shiga shekarar 1950 sai suka shiga tseren kera wasu sabbin nau'ukan wannan makami. A lokacin ne aka fara kera nau'in Hydrogen Bomb ko Fusion Bomb. A wajajen shekarar 1955 kuma aka samar da hanyoyi dabam-dabam da ake amfani dasu wajen jefawa ko harba wannan makami. Shahararren makamin da suka kera shi ne roket, wanda ke sawwake daukan makamin nukilya cikin kwansonsa, ta hanyar roket din, don adana shi ko jefa shi a gari ko kasar da ake son aika mata. Hanyar farko wacce kasar Amurka tayi amfani da ita wajen darkake kasar Jafan lokacin yakin duniya na biyu ita ce ta yin amfani da jirgi mai dauke da makamin don jefawa a inda ake son jefawa, watau Airborne. Amma a wannan lokaci sai aka fara kirkirar makamin roket a matsayin makami na musamman don aikawa da shi, wanda shi ya fi tsananin sauri da dacewa wajen isarwa. Har way au, wannan hanya ce tafi karancin hasarar rayuka ko jirage ta bangaren kasa mai aikawa, ko da wacce aka aika mata da mukabulanci makamin. Saita shi kawai za a yi, a harba, ya rage wa kasar da aka jefo mata, idan tana da roket mai iya darkake wannan makami shikenan. In kuma bata dashi, sai Allah Sarki. Wadannan kasashe biyu na samun wannan makami sai duniya ta sake shiga halin zaman dardar; kowacce nai wa 'yar uwarta kallon hadarin kaji. Idan kasar Amurka tayi gwaji, sai ita ma kasar Rasha tayi nata gwajin. Ya zama kowacce na takama da nata makamin. Daga nan sai kasar Ingila ta shiga layi ita ma; ta mallaki nata makamin na nukiliya ta hanyar samun taimako daga kasar Amurka, babbar yaya kenan! Tana samun nata, sai kasar Faransa ita ma ta mallaki nata makamin. Duk ta hanyar kasar Amurka suka. Domin a lokacin an shiga zamanin yakin cacar-baki, inda kasashen duniya suka rabu uku; da masu goyon bayan kasar Amurka (irinsu Ingila da Faransa da sauran kasashen Turai), da masu goyon bayan kasar Rasha (irinsu kasar Koriya ta Arewa da Sin da sauransu), sai kuma 'Yan Baruwanmu. Don haka sai Amurka ta ci gaba da taimaka wa nata bangaren, ita kuma Rasha da ganin haka, sai ta koya. Kasar Faransa na samun nata, sai ga kasar Sin ita ma ta mallaki nata makamin na nukiliya. Wadannan kasashe su ake kira The Nuclear Club a duniya kuma daga kan su aka fara nazarin tasirin kowace kasa ta mallaki wannan makami a duniya, don haka sai aka fara neman hanyoyin magance yaduwarsa a duniya ta hanyar wasu yarjejeniyoyi da mai karatu zai samu bayaninsu nan gaba. (Zan ci gaba)
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:57AM  

    Abu Adam - Social Mention
     
     
     
    ASALI DA TARIHIN MAKAMIN NUKILIYA A DUNIYA (2) ================================= Asali da Bunkasar Makamin Nukiliya a Duniya Wannan makami mai matukar tasiri wajen darkake rayuka da muhallin dan Adam ya samo asali ne shekaru kusan tamanin da suka gabata, lokacin da Hukumar Gwamnatin Amurka ta samo wasu kwararru kan makamashin nukiliya daga kasashen Jamus da Ingila da kuma Kanada. Wannan ya faru bayan yakin duniya na daya, lokacin da Hukumar Nazi da ke kasar Jamus ta aikata ta'addanci mafi girma kan wasu kasashe da kabilu irinsu Yahudawa da sauransu. Wannan tasa gwamnatin Amurka ta fara jin cewa zaman lafiyarta da kuma burinta wajen ci gaba da neman hanyoyin mallake duniya na fuskantar kalubale mafi girma. Don haka ta samo wadannan kwararru a boye, wajajen shekarun 1930s, don tsarawa da kuma kera mata makamin nukiliyarta ta farko, wanda kuma su ne tayi amfani da su kan kasar Jafan lokacin yakin duniya na biyu. Wadannan makamai ta kera su a wani tsari mai suna The Manhattan Project, ta kuma yi gwajin makaman nukilyarta na farko ne a watan Yuli na shekarar 1945, a wani gari mai suna Alamogordo da ke New Mexico, a nan Amurka. Hakan ya faru ne wata guda kafin ta kai hari kasar Jafan. Daga nan sai kasar Hadaddiyar Daular Sobiet, watau kasar Rasha kenan a yanzu. Ta kuma samo dabarunta daga wasu 'yan leken asiri da ta tura kasar Amurka suka sato fasahar tsarawa da kuma kera wannan makami. Kasar ta gama kera nata makaman ne a karon farko, cikin shekarar 1949, lokacin da tayi nata gwajin a fili kowa ya gani. Wannan ya faru ne bayan shekaru hudu da gama yakin duniya na biyu. Da aka shiga shekarar 1950 zuwa shekarar 1960s, sai tsarin ginawa da kuma tsara wannan makami ya fara sauyawa. Makamin nukiliya da kasashen biyu suka fara kerawa shine nau'in farko cikin nau'ukam nukiliya biyu da bayanansu suka gabata a sama, watau nau'in Atomic Bomb. Ana shiga shekarar 1950 sai suka shiga tseren kera wasu sabbin nau'ukan wannan makami. A lokacin ne aka fara kera nau'in Hydrogen Bomb ko Fusion Bomb. A wajajen shekarar 1955 kuma aka samar da hanyoyi dabam-dabam da ake amfani dasu wajen jefawa ko harba wannan makami. Shahararren makamin da suka kera shi ne roket, wanda ke sawwake daukan makamin nukilya cikin kwansonsa, ta hanyar roket din, don adana shi ko jefa shi a gari ko kasar da ake son aika mata. Hanyar farko wacce kasar Amurka tayi amfani da ita wajen darkake kasar Jafan lokacin yakin duniya na biyu ita ce ta yin amfani da jirgi mai dauke da makamin don jefawa a inda ake son jefawa, watau Airborne. Amma a wannan lokaci sai aka fara kirkirar makamin roket a matsayin makami na musamman don aikawa da shi, wanda shi ya fi tsananin sauri da dacewa wajen isarwa. Har way au, wannan hanya ce tafi karancin hasarar rayuka ko jirage ta bangaren kasa mai aikawa, ko da wacce aka aika mata da mukabulanci makamin. Saita shi kawai za a yi, a harba, ya rage wa kasar da aka jefo mata, idan tana da roket mai iya darkake wannan makami shikenan. In kuma bata dashi, sai Allah Sarki. Wadannan kasashe biyu na samun wannan makami sai duniya ta sake shiga halin zaman dardar; kowacce nai wa 'yar uwarta kallon hadarin kaji. Idan kasar Amurka tayi gwaji, sai ita ma kasar Rasha tayi nata gwajin. Ya zama kowacce na takama da nata makamin. Daga nan sai kasar Ingila ta shiga layi ita ma; ta mallaki nata makamin na nukiliya ta hanyar samun taimako daga kasar Amurka, babbar yaya kenan! Tana samun nata, sai kasar Faransa ita ma ta mallaki nata makamin. Duk ta hanyar kasar Amurka suka. Domin a lokacin an shiga zamanin yakin cacar-baki, inda kasashen duniya suka rabu uku; da masu goyon bayan kasar Amurka (irinsu Ingila da Faransa da sauran kasashen Turai), da masu goyon bayan kasar Rasha (irinsu kasar Koriya ta Arewa da Sin da sauransu), sai kuma 'Yan Baruwanmu. Don haka sai Amurka ta ci gaba da taimaka wa nata bangaren, ita kuma Rasha da ganin haka, sai ta koya. Kasar Faransa na samun nata, sai ga kasar Sin ita ma ta mallaki nata makamin na nukiliya. Wadannan kasashe su ake kira The Nuclear Club a duniya kuma daga kan su aka fara nazarin tasirin kowace kasa ta mallaki wannan makami a duniya, don haka sai aka fara neman hanyoyin magance yaduwarsa a duniya ta hanyar wasu yarjejeniyoyi da mai karatu zai samu bayaninsu nan gaba. (Zan ci gaba)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=692985925&v=wall&story_fbid=10152018970855926
    Nov 20th 2013, 09:09
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/YVt0FM

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 10:00PM  

    Abu Walaa - Social Mention
     
     
     
    عااااااااااجل الخونة بعد ماحرقوا علم مصر يحرقون مدرعاات الشرطة شييييير بكل قوة لمتابعه الاحداث اول باول من هنا حملة السيسى رئيسى
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100002710173180&v=wall&story_fbid=440917722675230
    Nov 19th 2013, 21:42
     
    عااااااااااجل الخونة بعد ماحرقوا علم مصر يحرقون مدرعاات الشرطة شيييييييير بكل قوة لمتابعتكم اول باول من قلب الحدث
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/4Rk6G9

     

 islamisten - Social Mention: Wo ist Hilfe!? Da stehen Islamisten, eine Armee, die schon lange ihre Unschuld verloren hat und sich FSA (Freie Syrische Armee) nennt, indem sie sich mit Terroristen verbündet hat, vor der dritten christlichen Stätte und niemand greift ein. Die USA mit ihrem den islamistenaffinen Präsidenten schon mal garnicht, da sich ihr Präsident für die Hilfe vonTerroristen und Islamisten eingesetzt hat und offensichtlich noch immer einsetzt. Wo ist die Presse, wo sind die Mainstreammedien, die über die zerstörten Buddhastatuen in Afghanistan so ausführlich berichtet hatten? Wo sind die Mainstreammedien, die sich für den Erhalt von christlichem Kulturgut und die Zurückschlagung dieser Terrorbanden medial stark machen? Das ist eine Illusion, denn noch nicht einmal mitten in Europa, nämlich in Nordzypern, konnte der Ausverkauf christlicher Kultur abgewehrt werden gegen die islamischen Aggressoren aus der Türkei. Lediglich eine Zeitung, die von syrischen Christen in Frankreich betrieben wird, schildert diesen Skandal, offensichtlich das einzige Medium, welches sich für Christen einsetzt. Hollande in Frankreich ist als eingefleischter Sozialist eh gegen das Christentum. Von ihm und von der EU sind – wenn überhaupt - nichts als leere Worthülsen und Heucheleien zu erwarten. Von Appellen, die hier noch nicht einmal in die Welt gerufen, ja geschrieen werden müssten, ist nichts zu hören. Maluula und Sadad sind schon in islamistischer Hand. Mismiyye ist jetzt dran. Christen werden wieder flüchten, falls es nicht vorher zu Massakern an Christen kommt, Kirchen werden wieder einmal geschändet, das alles vor den Augen einer westlichen Öffentlichkeit, deren Prioritäten bereits seit geraumer Zeit feststehen. Öl, Macht und die Globalisierung des Sozialismus ist wichtiger als ein paar Christen, die um ihr Leben fürchten, aber auch wichtiger als verfolgte Muslime, wichtiger als Menschenrechte überhaupt. Es ist nur noch beschämend, wie der Westen reagiert. Von Saudi Arabien, von Katar als Terrorunterstützer in aller Welt haben und können wir nichts anderes erwarten. Wer Bibeln verbrennt, dem ist alles zuzutrauen. Aber von einem US-Präsidenten, der sich bislang nicht gescheut hat, militärisch gegen andere Nationen bis heute zu intervenieren, aber vor den führenden Saudis einen Hofknicks hinlegt vor devoter Ehrerbietung, ist nichts mehr zu erwarten. Der Westen steht vor einem Scherbenhaufen seiner Politik. In Europa wurde die PC solange übertrieben, bis sich jetzt rechte politische Gruppierungen in Frankreich, in Norwegen, in Finnland, in Dänemark und in Holland bilden und viel zu spät das Rad der Geschichte umdrehen wollen. Hoffentlich geht das alles ohne Blutvergießen hier ab, denn für die Christen in Syrien kommt jede Hilfe zu spät. Nur im Gebet können die Christen in Syrien und hier für sie Zuflucht nehmen. Aber zeichnet sich hier ein Gebetssturm für Syrien, für verfolgte Christen ab? Mitnichten! Die Christenheit hier in Europa ist so lau und gleichgültig geworden, dass es immer dringender Zeit wird, sich zu besinnen, sich auf die Wurzeln des Christentums, nämlich auf Christus in der Hl. Dreieinigkeit zu besinnen.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 02:31AM  

    islamisten - Social Mention
     
     
     
    Wo ist Hilfe!? Da stehen Islamisten, eine Armee, die schon lange ihre Unschuld verloren hat und sich FSA (Freie Syrische Armee) nennt, indem sie sich mit Terroristen verbündet hat, vor der dritten christlichen Stätte und niemand greift ein. Die USA mit ihrem den islamistenaffinen Präsidenten schon mal garnicht, da sich ihr Präsident für die Hilfe vonTerroristen und Islamisten eingesetzt hat und offensichtlich noch immer einsetzt. Wo ist die Presse, wo sind die Mainstreammedien, die über die zerstörten Buddhastatuen in Afghanistan so ausführlich berichtet hatten? Wo sind die Mainstreammedien, die sich für den Erhalt von christlichem Kulturgut und die Zurückschlagung dieser Terrorbanden medial stark machen? Das ist eine Illusion, denn noch nicht einmal mitten in Europa, nämlich in Nordzypern, konnte der Ausverkauf christlicher Kultur abgewehrt werden gegen die islamischen Aggressoren aus der Türkei. Lediglich eine Zeitung, die von syrischen Christen in Frankreich betrieben wird, schildert diesen Skandal, offensichtlich das einzige Medium, welches sich für Christen einsetzt. Hollande in Frankreich ist als eingefleischter Sozialist eh gegen das Christentum. Von ihm und von der EU sind – wenn überhaupt - nichts als leere Worthülsen und Heucheleien zu erwarten. Von Appellen, die hier noch nicht einmal in die Welt gerufen, ja geschrieen werden müssten, ist nichts zu hören. Maluula und Sadad sind schon in islamistischer Hand. Mismiyye ist jetzt dran. Christen werden wieder flüchten, falls es nicht vorher zu Massakern an Christen kommt, Kirchen werden wieder einmal geschändet, das alles vor den Augen einer westlichen Öffentlichkeit, deren Prioritäten bereits seit geraumer Zeit feststehen. Öl, Macht und die Globalisierung des Sozialismus ist wichtiger als ein paar Christen, die um ihr Leben fürchten, aber auch wichtiger als verfolgte Muslime, wichtiger als Menschenrechte überhaupt. Es ist nur noch beschämend, wie der Westen reagiert. Von Saudi Arabien, von Katar als Terrorunterstützer in aller Welt haben und können wir nichts anderes erwarten. Wer Bibeln verbrennt, dem ist alles zuzutrauen. Aber von einem US-Präsidenten, der sich bislang nicht gescheut hat, militärisch gegen andere Nationen bis heute zu intervenieren, aber vor den führenden Saudis einen Hofknicks hinlegt vor devoter Ehrerbietung, ist nichts mehr zu erwarten. Der Westen steht vor einem Scherbenhaufen seiner Politik. In Europa wurde die PC solange übertrieben, bis sich jetzt rechte politische Gruppierungen in Frankreich, in Norwegen, in Finnland, in Dänemark und in Holland bilden und viel zu spät das Rad der Geschichte umdrehen wollen. Hoffentlich geht das alles ohne Blutvergießen hier ab, denn für die Christen in Syrien kommt jede Hilfe zu spät. Nur im Gebet können die Christen in Syrien und hier für sie Zuflucht nehmen. Aber zeichnet sich hier ein Gebetssturm für Syrien, für verfolgte Christen ab? Mitnichten! Die Christenheit hier in Europa ist so lau und gleichgültig geworden, dass es immer dringender Zeit wird, sich zu besinnen, sich auf die Wurzeln des Christentums, nämlich auf Christus in der Hl. Dreieinigkeit zu besinnen.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000697527239&v=wall&story_fbid=664391840260727
    Nov 20th 2013, 01:50
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/mPKnB2

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:58AM  

    tauhid - Social Mention
     
     
     
    (Untitled)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100007041854021&v=wall&story_fbid=1387377864840262
    Nov 20th 2013, 07:57
     
    BismillahirahmanirrahiimAssalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Dalam shiroh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dijelaskan bahwa paman Nabi -Abu Tholib- biasa melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari gangguan kaumnya. Perlindungan yang diberikan ini tidak ada yang menandinginya. Oleh karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengharapkan hidayah itu datang pada pamannya. Saat menjeleng wafatnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk pamannya tersebut dan ingin menawarkan pamannya masuk Islam. Beliau ingin agar pamannya bisa menutupi hidupnya dengan kalimat "laa ilaha illallah" karena kalimat inilah yang akan membuka pintu kebahagiaan di akhirat. Berikut kisah yang disebutkan dalam hadits. Dari Ibnul Musayyib, dari ayahnya, ia berkata, "Ketika menjelang Abu Tholib (paman Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-) meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuinya. Ketika itu di sisi Abu Tholib terdapat 'Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahl. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan pada pamannya ketika itu, أَىْ عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ "Wahai pamanku, katakanlah 'laa ilaha illalah' yaitu kalimat yang aku nanti bisa beralasan di hadapan Allah (kelak)." Abu Jahl dan 'Abdullah bin Umayyah berkata, يَا أَبَا طَالِبٍ ، تَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ "Wahai Abu Tholib, apakah engkau tidak suka pada agamanya Abdul Muthollib?" Mereka berdua terus mengucapkan seperti itu, namun kalimat terakhir yang diucapkan Abu Tholib adalah ia berada di atas ajaran Abdul Muttholib. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mengatakan : لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ "Sungguh aku akan memohonkan ampun bagimu wahai pamanku, selama aku tidak dilarang oleh Allah" Kemudian turunlah ayat, مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ "Tidak pantas bagi seorang Nabi dan bagi orang-orang yang beriman, mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam" (QS. At Taubah: 113) Allah Ta'ala pun menurunkan ayat, إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ "Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah (ilham dan taufiq) kepada orang-orang yang engkau cintai" (QS. Al Qosshosh: 56) (HR. Bukhari no. 3884) Beberapa pelajaran dari hadits di atas: 1- Boleh menjenguk orang sakit yang non-muslim asal dengan tujuan untuk mendakwahinya masuk Islam. 2- Bahaya memiliki teman yang jelek yang terus merayu pada kekafiran dan maksiat. 3- Makna kalimat "laa ilaha illallah" adalah meninggalkan peribadahan pada berhala, wali dan orang sholeh. Orang-orang musyrik di masa Rasul sudah mengetahui hal ini. 4- Seseorang yang mengucapkan kalimaat "laa ilaha illallah" dengan penuh keyakinan, maka ia dianggap masuk Islam. 5- Terlarang meminta ampunan pada Allah untuk orang musyrik dan dilarang loyal pada mereka, juga dilarang mencintai mereka (atas dasar agama). 6- Amalan itu dilihat dari akhirnya. 7- Rasul -shallallahu 'alaihi wa sallam- tidak dapat memberi manfaat pada pamannya sendiri, lebih-lebih pada orang lain. Ini menunjukkan terlarangnya ketergantungan hati pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meraih manfaat dan menolak mudhorot. 8- Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Tholib mati dalam keadaan kafir. 9- Bahaya hanya mengekor (taklid) pada nenek moyang atau hanya mengikuti tradisi mereka, dan hal itu dijadikan alasan ketika didebat, "Ini kan tradisi nenek moyang kita." 10- Hidayah agar seseorang bisa melakukan ketaatan adalah kuasa Allah. Sedangkan kita sebagai manusia hanya bisa memberikan penjelasan pada kebenaran. Semoga pelajaran ini bermanfaat bagi pengunjung Muslim.Or.Id. Hanya Allah yang memberi taufik.   Referensi: Al Mulakhosh fii Syarh Kitab Tauhid karya guru kami, Syaikh Sholeh Al Fauzan, terbitan Darul 'Ashimah, cetakan kedua, tahun 1433 H, hal. 155-157. — Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/GrgmBy

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:57AM  

    tauhid - Social Mention
     
     
     
    (Untitled)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100004899731045&v=wall&story_fbid=224203297752993
    Nov 20th 2013, 11:46
     
    Guru : "Rukun Iman ada berapa?" Murid : "Ada enam!" Guru : "Sebutkan!" Murid : "Wah ustadz…itukan pelajaran masih kecil, kita semua sudah tahu tentang hal itu, jadi tidak perlu diulang lagi…" Guru : "Ana hanya minta antum sebutkan saja kalau antum benar sudah tahu…" Murid : "Iman kepada Allah, malaikat2Nya, kitab2Nya, Rasul2Nya, Hari Akhir, Takdir baik dan buruk." Guru : "Baiklah kalau antum sudah tahu. Sekarang, apakah antum mengimani semua rukun iman tersebut secara keseluruhan?" Murid : "Jelas dong ustadz…kalau tidak mengimani salah satunya, bukan Muslim namanya…" Guru : "Baiklah, sekarang kita perinci lagi…" Murid : (???) Guru : "Pembahasan pertama tentang Iman kepada Allah. Iman kepada Allah ada berapa perkara?" Murid : "Haah??? Emang ada pembagiannya lagi?" Guru : "Ya ada. Katanya antum sudah tahu semua, itu kan pelajaran masih kecil?!" Murid : "Tapi ana belum pernah diajarin oleh guru2 ana terdahulu. Ana baru tahu sekarang kalau Iman kepada Allah masih memiliki pembagiannya lagi…Apakah itu bukan termasuk hal yang diada-adakan??" Guru : "Maksudnya?" Murid : "Jangan-jangan pembagian Iman kepada Allah menjadi beberapa rukun adalah bid'ah (perkara yang diada2kan), soalnya guru2 ana belum pernah ngajarin ana tentang itu. Kalau bukan bid'ah mana dalil shahih tentang pembagian tersebut??" Guru : "Pembagian tersebut seperti halnya para ulama menjelaskan bahwa Shalat itu ada pembagiannya juga, memiliki Rukun Shalat, Syarat Shalat, Wajib Shalat, Sunnah Shalat, dan lainnya. Hal tersebut dikumpulkan oleh para ulama setelah mereka melakukan penelitian, dan itu bukan tergolong bid'ah. Jika pembagian tersebut adalah bid'ah, niscaya rukun Shalat juga termasuk bid'ah?! Dan bukan berarti apa yang tidak diajarkan oleh guru antum kepada antum itu adalah bid'ah. Apakah guru antum pernah mengajarkan ilmu Mushthalahul Hadits kepada antum?" Murid : "Belum pernah…" Guru : "Kalau belum pernah, apakah ilmu Mushthalahul Hadits itu adalah perkara bid'ah?" Murid : "Bukan bid'ah." Guru : "Kalau bukan bid'ah, begitu juga tentang pembagian iman kepada Allah bukanlah bid'ah." Murid : "Hmmm….Kalau begitu apa saja pembagian dari Iman kepada Allah?" Guru : "Iman kepada Allah memiliki 4 perkara. Yang pertama adalah Iman kepada Wujud Allah. Dalilnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya, "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (QS. Ath-Thur:35).Apakah antum mengimani bahwa Allah itu ada?" Murid : "Ya. Ana mengimani kalau Allah itu ada." Guru : "Untuk perkara pertama, antum selamat insya Allah. Yang kedua adalah, Mengimani rububiyah Allah ta'ala (maksudnya 'mengimani sepenuhnya bahwa Dialah satu- satunya Rab,'Dzat yang menciptakan, memiliki, serta mengatur semesta alam'. Jadi, tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada pemilik selain Allah, dan tidak ada yang bisa mengatur alam semesta, menghidupkan, serta mematikan, selain Allah ta'ala). Allah berfirman, yang artinya, "Ingatlah, menciptakan dan mengatur hanya milik Allah. Mahasuci Allah … (QS. Al- A'raf:54). Apakah antum mengimani tingkatan kedua ini?" Murid : "Iya, ana beriman kepada Rububiyah Allah." Guru : "Apakah antum percaya Nyi Roro Kidul?" Murid : "Kalau orangtua saya yang orang Jogja percaya kepada Nyi Roro Kidul." Guru : "Bagaimana dengan antum sendiri?" Murid : "Orangtua saya mungkin lebih paham daripada saya, jadi saya masih mengikuti orangtua saya." Guru : "Siapakah Nyi Roro Kidul? Antum tahu?" Murid : "Katanya, dia adalah penguasa pantai selatan." Guru : "Subhanallah (Maha SUci Allah)!!…Dalam masalah ini antum telah salah. Secara tidak sadar, antum telah menyekutukan Allah dalam masalah Rububiyah Allah, menyakini ada penguasa lain selain Allah…wal iyadzubillah. Bertaubatlah dan ucapkan syahadat!" Murid : (mengucapkan syahadat). Guru : "Yang ketiga adalah Mengimani uluhiyah Allah ta'ala (Artinya, mengimani dan mengamalkan konsekuensi bahwa Dialah satu-satunya sesembahan yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya). Allah ta'ala berfirman, yang artinya, "Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia; yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Baqarah:163). Apakah antum mengimani Uluhiyah Allah?" Murid : "Iya, ana mengimaninya." Guru : "Apakah antum pernah memberikan sesajen kepada Nyi Roro Kidul?" Murid : "Pernah, tapi waktu itu ana hanya ikut2an orangtua saja, memberikan sesajen ke pantai agar kami tidak terkena musibah." Guru : "Subhanallah (Maha SUci Allah)!!…Dalam masalah ini antum juga telah salah. Secara tidak sadar, antum telah menyekutukan Allah dalam masalah Uluhiyah Allah, pernah beribadah dengan memberikan sesajen dan meminta perlindungan kepada penguasa lain selain Allah… wal iyadzubillah. Bertaubatlah dan ucapkan syahadat!" Murid : (mengucapkan syahadat). Guru : Dan tingkatan terakhir adalah Mengimani Nama dan Shifat Allah ta'ala (maksudnya, Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah ta'ala adalah dengan menetapkan nama- nama dan sifat-sifat yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-Nya dalam Alquran atau sunah Rasul-Nya, sesuai dengan kebesaran-Nya, tanpa tahrif (penyelewengan), ta'thil (penghapusan), takyif (menanyakan kaifiyahnya), dan tamtsil (penyerupaan)). Dia juga berfirman, yang artinya, "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura:11). Apakah antum mengimani Nama dan Shifat Allah?" Murid : "Iya, ana mengimaninya." Guru : "Kalau antum mengimaninya, dimanakah Allah?" Murid : "Allah ada dimana-mana." Guru : "Kalau Allah ada dimana-mana, berarti Allah juga ada di dalam WC? di tempat sampah? Allah ada di Amerika? Allah ada di Bekasi? di Bojonggede? Maha Suci Allah… Murid : "Hmm…salah ya? berarti Allah itu tidak dimana-mana, Allah itu tanpa tempat dan tanpa arah…" Guru : "Kalau Allah itu tanpa tempat dan tanpa arah, lantas kenapa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mi'raj (naik) ke langit untuk menghadap kepada Allah?" Murid : "Jadi apa jawabannya?" Guru : "Allah itu diatas langit ('Arsy). Dari Muawiyah bin Hakam As-Sulami - radhiyallahu 'anhu- berkata: "…Saya memiliki seorang budak wanita yang bekerja sebagai pengembala kambing di gunung Uhud dan Al-Jawwaniyyah (tempat dekat gunung Uhud). Suatu saat saya pernah memergoki seekor serigala telah memakan seekor dombanya. Saya termasuk dari bani Adam, saya juga marah sebagaimana mereka juga marah, sehingga saya menamparnya, kemudian saya datang pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau menganggap besar masalah itu. Saya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah saya merdekakan budak itu?" Jawab beliau: "Bawalah budak itu padaku". Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Dimana Allah?" Jawab budak tersebut: "Di atas langit". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya lagi: "Siapa saya?". Jawab budak tersebut: "Engkau adalah Rasulullah". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Merdekakanlah budak ini karena dia seorang wanita mukminah". (Imam Al-Baihaqi berkata: "Hadits ini shahih, dikeluarkan Muslim"). Dan dalam Al Qur'an juga disebutkan, "Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) bersemayam di atas 'arsy. (QS. Thaha: 5)." Murid : "Berarti apa yang ana imani selama ini salah donk?" Guru : "Iya. Untuk perkara keempat antum telah salah. Lihatlah…dalam pembahasan Iman kepada Allah saja antum masih memiliki keyakinan yang keliru. Dari empat perkara, ketiganya antum telah salah dalam mengimani. Bukankah awal tadi antum mengatakan bahwa antum mengimani semuanya?? Ini baru di pembahasan pertama, yaitu Iman kepada Allah, belum masuk ke pembahasan berikutnya, yaitu pembahasan tentang: - Iman kepada Malaikat, ada 4 unsur. - Iman kepada Kitab-kitab, ada 4 unsur juga. - Iman kepada para Rasul, ada 4 unsur juga. - Iman kepada Hari Akhir, ada 3 unsur. - dan Iman kepada Takdir baik dan buruk, ada 4 unsur." Murid : "Wah koq jadi banyak begini pembagiannya??…Tolong dijelaskan masing-masing ustadz, agar ana tidak terjerumus kepada aqidah yang menyesatkan…" Guru : "Untuk menjelaskan masing2 butuh waktu yang tidak sedikit. Makanya mulai sekarang antum harus lebih giat dan banyak lagi dalam menuntut ilmu. Insya Allah nanti akan ana jelaskan kepada antum semuanya." Murid : "Syukran ustadz atas ilmunya… Alhamdulillah…" –SELESAI– (Dialog ini hanya rekaan/imajinasi) Oleh Abu Fahd Negara Tauhid
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/GrgmBy

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:10AM  

    al-ansar - Social Mention
     
     
     
    Ibn Taimiya (rahimahu Allah) a dit : « Tout ce qui est étranger à l'appel de l'islam et au Qur'an, comme l'origine, la terre, la nationalité, les écoles de pensée et les méthodologies, font partie des appels des jours de l'ignorance (jahiliya). Une fois, les Muhajirin et les Ansar ont débattu, au point qu'un des Muhajirin a dit : 'Ô Muhajirin !' ; Et un des Ansar a dit : 'Ô Ansar !' En entendant cela, le Prophète (salla Allahu 'alayhi wa salam) a dit : « Est-ce avec les appels de la Jahiliya que vous vous écriez, alors que je suis toujours parmi vous ?! » [Rapporté par Al-Bukhari (8/137)] Et il s'est fâché." [Majmu'-ul-Fatawa (3/456)]
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=118198458227298&v=wall&story_fbid=592964660750673
    Nov 20th 2013, 09:52
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/RXmr56

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:58AM  

    jihad - Social Mention
     
     
     
    اجتنبوا السبع الموبقات قالوا يا رسول الله وما هن قال الشرك بالله والسحر وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق وأكل الربا وأكل مال اليتيم والتولي يوم الزحف وقذف المحصنات المؤمنات الغافلات "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan", Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah apakah tujuh perkara yang membinasakan itu?" Beliau menjawab: "Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba', lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita mu'minah padahal dia tidak tahu menahu (dengan zina tersebut)"." (HR. Al-Bukhari, no. 2615 dan Muslim, no. 272)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100003626589438&v=wall&story_fbid=393374627460087
    Nov 20th 2013, 09:45
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/knvV6y

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 09:09PM  

    Portali i dijes dhe Informacionit Islams Facebook-Pinnwand
     
    Portali i dijes dhe Informacionit Islams Facebook-Pinnwand
     
    Pasojat e largimit nga rruga e All-llahut
     
    Allahu i madhërishëm në Kur'anin fisn...
    http://www.facebook.com/MesoFenTande/posts/615870598479928
    Nov 19th 2013, 20:31
     
    Pasojat e largimit nga rruga e All-llahut

    Allahu i madhërishëm në Kur'anin fisnik urdhëron e thotë: "Ai (që nuk besoi) do të thotë: "Zoti im, përse më ngrite të verbër, kur unë isha me sy?"(Allahu) thotë: "Ashtu si i harrove argumentet Tona që t'i ofruam, ashtu je i harruar sot."kështu Ne e shpërblejmë edhe atë që zhytet në mëkate dhe nuk i beson argumentet e Zotit të vet, po dënimi në botën tjetër është edhe më i ashpër dhe i përjetshëm." (Ta Ha, 125 - 127)Vërtet, njeriu nuk gëzohet, dhe nuk dëshiron këtë që shohim se sa më larg nga feja aq më tepër kronikë të zezë në jetën e përditshme.Nuk di njeriu të qajë apo të pëlcasë nga situata që na rrethon! Pranë nesh vërejmë shumë përvoja të ithëta: nga urrejtja, zilia, vrasjet, grabitjet, droga, alkooli, mos dëgjimi i prindërve, dhunimet, trafikimi i qenieve njerëzore, etj. Kah do që kthehemi diç nuk ecë. Njeriu nuk di as vet nga i vinë të gjitha këto probleme të panumërta.Jeta e pakufizuar e njerëzve e ka bërë të përditshmen tonë të rëndë.Pejgamberi ynë fisnik a.s. na ka paralajmëruar që do të vijë koha që të gjallët do të dëshirojnë të jenë në vend të vdekurve, e këtë sot shpesh e dëgjojmë. Me plot të drejtë pyesim, cili është shkaku i tërë kësaj?!Është bërë zakon që shumica prej nesh i dëgjojmë lajmet e mbrëmjes - ditarin, për të parë njeriu se çfarë po ndodh rreth tij. Edhe pse gazetarëve gjithnjë e më pak u besojmë dhe atë që shprehin e marrin me rezervë, por është bërë rutinë që ditarin ta shohim. Shpesh dëgjojmë thënien se njerëzit më tepër dëshirojnë t'i shohin lajmet nga vendet tjera, e jo vendore, sepse nuk mund të dëgjojnë më çfarë po ndodh rreth tyre.Një natë dëgjojmë si u plaçkit një bankë, natën tjetër pë 6 mijë narkomanë në Kosovë, natën tjetër doli nga sistemi bloku B, natën tjetër u dhunua vajza trembëdhjetë vjeçare, etj... Rregullisht dëgjojmë premtimet e politikanëve. Çfarë të themi tjetër, mjerim dhe helm! Por edhe themi keni kërkuar, shikoni pra! Të gjitha në esencë janë pasojë e versetit kuranor të cituar në fillim. Gjithnjë janë edhe temat bombastike në emisionet politike dhe shoqërore islami dhe islamistët. Natyrisht jo nga pasqyrimi real i gjendjes, por në kontekstin negativ, si problem i të sotmes. D.m.th. për pjesën më të madhe të shoqërisë sonë, si dhe asaj perëndimore, feja është problem. Njeriu ynë prapambeturën e islamit e ka bërë formulë. Pra, nuk e duron fenë andaj Allahu na sprovon.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/8jg8LL

     

 Al-Rahma - Social Mention: SHIN WA YA SANAR DA KAI DANGIN MANZON ALLAH (SAW)? Ahlus-sunnah, 'Dan shi'a, 'Dan bid'ah ko kuma 'dan kame kame? Kuzo mu duba baki dayanmu, idan kuma gogan naka baya cikin jerin wainnan dake tafe, Ayyah!!! baka cikin tsari, ina baka shawaran kayi watsi dashi kabi gaskiya. * Muhammad dan Abdullahi dan Abdul-mutallib dan Hashim dan Abdu Manaf dan Qusai dan Kilab, Dan kabilar kuraish, hashimiyyi. * Kunyar sa: Abu Qasim. * Mahaifiyar sa itace Aminatu 'yar Wahab dan Abdu Manaf dan Zahrah dan Kilab 'yar kabilar Kuraish, Zahriyyah. * Haihuwansa (SAW): An haifi (SAW) a garin Makkah a cikin gidan Ammin sa Abi Talib. * Tarihin haihuwansa (SAW) an haifi Manzon Allah ranar Litinin 12/ Rabi'ul Auwal, a shekaran giwa, wanda yayi daidai da 20/April/571 miladiyya. * Sunayensa (SAW) Ana kiransa da Muhammad, Ahmad Alhashir, Almahi, Al-aqib, Al-muqfi, Nabiyut-taubah, Nabiyur-rahma. * Adadin yaransa maza: Guda uku ne kuma sune; Alqasim, Abdullahi da Ibrahim. * Adadin Yaransa Mata: Hudu ne kuma sune; Zainab, Ruqayyah, Ummu Kurthuum da Fatima. * Adadin Baffanninsa (SAW) guda takwas ne kuma sune: Abbas, Hamza, Abu Talib, Zubair, Harith, Hajlan, Almaqum, Dirar da Abu Lahab, kuma babu wanda ya musulunta a cikinsu in ba Sayyidina Hamza da Abbas ba. * Adadin Gwaggonninsa shida ne, kuma sune: Safiyyah, Atikah, Arwa, Umaimah, Burrah da Ummu Hakim, wainda suka musulunta a cikinsu sune; Safiyyah amma anyi sabani wajen musuluntar Atikah wasunsu kuma sun inganta musuluntar Arwa. * Khalayensa (SAW) 'ya'yan zahrah a Madinatul-munauwara, daga cikinsu akwai Sa'ad ibn Abi Waq-qas Allah ya yarda dashi. * Kakanninsa Mata (SAW) sune: Ummu Abdullahi, Fatimatu bintu Amru bin Makhzuum bin Yaqzah bin Murrah. * Matansa (SAW) (Iyayen Muminai ne) Allah ya yarda dasu. (1) Khadija bintu Khuwailid (r.a). (2) Saudatu bintu Zam'ah Al-aamariyyah (r.a). (3) Aishatu bintu Abi Bakr (r.a). (4) Hafsatu bintu Umar bin Alkhat-tab (ra). (5) Zainab bintu Jahsh Al-asdiyyah (r.anhuma). (6) Ummu Salma Hindatu bintu Abi Umayyah Almakhzumiy-yah (r.a). (7) Ummu Habibah Ramlatu bintu Abi Safyan (r.a). (8) Juwai-riyyah bintu Alharith (r.a). (9) Safiyyah bintu Hayyi bin Akhtab (r.a). (10) Maimunatu bintu Alharis Alhilali (r.a). (11) Zainab bintu Khuzaima (r.a). * Kwar kwarorinsa (SAW) (1) Mariyatu Alqibtiyyah. (2) Raihanatu bintu Zaid Al-qarziyyah. * Jikokinsa (SAW) Guda biyar ne kuma sune: Ummu khurthum bintu Aliyu bin Abi Talib {'ya wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)}, Alhassan bin Aliyu bin Abi Talib {'Da wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)} , Alhussain bin Aliyu bin Abi Talib {'Da wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)}, Abdullahi bin Uthman bin Affan {'Da a wajen Sayyidah Ruqayyah 'yar Manzon Allah (s.a.w)} da kuma Aliyu bin Abi Al-aas {'Da A wajen Sayyida Zainab 'yar manzon Allah (s.a.w)}. * Yakokinsa (s.a.w) guda Ashirin da bakwai ne, aciknsu ya halarci tara. * Hajji da Umransa (SAW): Hajjinsa daya kuma Umransa hudu ne kacal. * Shekarunsa a duniya sittin da uku ne, shekara arba'in kafin annabta, kuma ashirin da ukun da suka rage yana Manzo kuma Annabi, Shekaru sha uku a Makkah, sauran goman kuma a Madinatul-munauwara. Allah ne mafi Sani. FALALAR YI MASA SALATI (SAW) Manzon Allah (SAW) ya ce: Duk wanda yayi min salati guda daya, Allah zai yi masa salati goma saboda wannan salati dayan da yayi min. Allah kayi dadin tsira a bisa ga shugabanmu Annabi Muhammad da iyalan gidansa da sahabbansa baki daya.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 10:34AM  

    Al-Rahma - Social Mention
     
     
     
    SHIN WA YA SANAR DA KAI DANGIN MANZON ALLAH (SAW)? Ahlus-sunnah, 'Dan shi'a, 'Dan bid'ah ko kuma 'dan kame kame? Kuzo mu duba baki dayanmu, idan kuma gogan naka baya cikin jerin wainnan dake tafe, Ayyah!!! baka cikin tsari, ina baka shawaran kayi watsi dashi kabi gaskiya. * Muhammad dan Abdullahi dan Abdul-mutallib dan Hashim dan Abdu Manaf dan Qusai dan Kilab, Dan kabilar kuraish, hashimiyyi. * Kunyar sa: Abu Qasim. * Mahaifiyar sa itace Aminatu 'yar Wahab dan Abdu Manaf dan Zahrah dan Kilab 'yar kabilar Kuraish, Zahriyyah. * Haihuwansa (SAW): An haifi (SAW) a garin Makkah a cikin gidan Ammin sa Abi Talib. * Tarihin haihuwansa (SAW) an haifi Manzon Allah ranar Litinin 12/ Rabi'ul Auwal, a shekaran giwa, wanda yayi daidai da 20/April/571 miladiyya. * Sunayensa (SAW) Ana kiransa da Muhammad, Ahmad Alhashir, Almahi, Al-aqib, Al-muqfi, Nabiyut-taubah, Nabiyur-rahma. * Adadin yaransa maza: Guda uku ne kuma sune; Alqasim, Abdullahi da Ibrahim. * Adadin Yaransa Mata: Hudu ne kuma sune; Zainab, Ruqayyah, Ummu Kurthuum da Fatima. * Adadin Baffanninsa (SAW) guda takwas ne kuma sune: Abbas, Hamza, Abu Talib, Zubair, Harith, Hajlan, Almaqum, Dirar da Abu Lahab, kuma babu wanda ya musulunta a cikinsu in ba Sayyidina Hamza da Abbas ba. * Adadin Gwaggonninsa shida ne, kuma sune: Safiyyah, Atikah, Arwa, Umaimah, Burrah da Ummu Hakim, wainda suka musulunta a cikinsu sune; Safiyyah amma anyi sabani wajen musuluntar Atikah wasunsu kuma sun inganta musuluntar Arwa. * Khalayensa (SAW) 'ya'yan zahrah a Madinatul-munauwara, daga cikinsu akwai Sa'ad ibn Abi Waq-qas Allah ya yarda dashi. * Kakanninsa Mata (SAW) sune: Ummu Abdullahi, Fatimatu bintu Amru bin Makhzuum bin Yaqzah bin Murrah. * Matansa (SAW) (Iyayen Muminai ne) Allah ya yarda dasu. (1) Khadija bintu Khuwailid (r.a). (2) Saudatu bintu Zam'ah Al-aamariyyah (r.a). (3) Aishatu bintu Abi Bakr (r.a). (4) Hafsatu bintu Umar bin Alkhat-tab (ra). (5) Zainab bintu Jahsh Al-asdiyyah (r.anhuma). (6) Ummu Salma Hindatu bintu Abi Umayyah Almakhzumiy-yah (r.a). (7) Ummu Habibah Ramlatu bintu Abi Safyan (r.a). (8) Juwai-riyyah bintu Alharith (r.a). (9) Safiyyah bintu Hayyi bin Akhtab (r.a). (10) Maimunatu bintu Alharis Alhilali (r.a). (11) Zainab bintu Khuzaima (r.a). * Kwar kwarorinsa (SAW) (1) Mariyatu Alqibtiyyah. (2) Raihanatu bintu Zaid Al-qarziyyah. * Jikokinsa (SAW) Guda biyar ne kuma sune: Ummu khurthum bintu Aliyu bin Abi Talib {'ya wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)}, Alhassan bin Aliyu bin Abi Talib {'Da wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)} , Alhussain bin Aliyu bin Abi Talib {'Da wajen Nana Fatima 'yar Manzon Allah (s.a.w)}, Abdullahi bin Uthman bin Affan {'Da a wajen Sayyidah Ruqayyah 'yar Manzon Allah (s.a.w)} da kuma Aliyu bin Abi Al-aas {'Da A wajen Sayyida Zainab 'yar manzon Allah (s.a.w)}. * Yakokinsa (s.a.w) guda Ashirin da bakwai ne, aciknsu ya halarci tara. * Hajji da Umransa (SAW): Hajjinsa daya kuma Umransa hudu ne kacal. * Shekarunsa a duniya sittin da uku ne, shekara arba'in kafin annabta, kuma ashirin da ukun da suka rage yana Manzo kuma Annabi, Shekaru sha uku a Makkah, sauran goman kuma a Madinatul-munauwara. Allah ne mafi Sani. FALALAR YI MASA SALATI (SAW) Manzon Allah (SAW) ya ce: Duk wanda yayi min salati guda daya, Allah zai yi masa salati goma saboda wannan salati dayan da yayi min. Allah kayi dadin tsira a bisa ga shugabanmu Annabi Muhammad da iyalan gidansa da sahabbansa baki daya.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100002228422190&v=wall&story_fbid=532099623540980
    Nov 19th 2013, 09:44
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/ZnGzZ5

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out

Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen
Nov 20th 2013, 20:31, by Nahsaka Lasbhan

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:40AM  

    Kakerlaken dieser Welts Facebook-Pinnwand
     
    Kakerlaken dieser Welts Facebook-Pinnwand
     
    Operation bei lebendigem Leib: Fernsteuerung für Kakerlaken entwickelt
     
    Eine U...
    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=544113449016008&set=a.480210652072955.1073741826.480209548739732&type=1
    Nov 20th 2013, 11:21
     
    Operation bei lebendigem Leib: Fernsteuerung für Kakerlaken entwickelt

    Eine US-Firma hat einen elektronischen „Rucksack" entwickelt, der auf und mit dem Körper von Kakerlaken verpflanzt wird. Per Handy lassen sich anschließend die Bewegungen des Insekts koordinieren. Wissenschaftler kritisieren das „Spiel mit dem Leben".

    Vor der Montage des elektronischen „Rucksacks" wird die Kakerlake in Eiswasser getaucht. Anschließend wird ihr Kopf mit Sandpapier bearbeitet, um die Fettschicht von ihrem Kopf zu entfernen. Elektroden werden auf den Rücken des Insekts geklebt, ein Loch in ihren Brustkorb gebohrt, um ein Kabel einzuführen. Die Fühler des Tiers werden abgeschnitten, um die Verbindung mit den Elektroden aufzubauen. Ein Schaltkreis wird auf dem Rücken montiert. Er ist nötig zum Verbindungsaufbau mit dem Handy, auf dem die App fungiert: Eine App zur Steuerung ihrer Bewegungen.

    Die Gründer der Firma Backyard Brains Tim Marzullo und Greg Gage preisen ihre Entwicklung „RoboRoach" als ein Mittel, Kinder stärker für Neurobiologie zu begeistern, berichtet die BBC. Aber auch wenn das Eiswasserbad stark betäubend wirkt und somit Schmerzen verbeugt, sind sich Kritiker aus der Wissenschaft einig: Diese Behauptung sei „unaufrichtig", so Jonathan Balcombe, Verhaltensforscher an der Humane Society University in Washington DC: „Wenn herauskäme, dass ein Lehrer Schülern auftragen würde, Vergrößerungsgläser zur Verbrennung von Ameisen zu verwenden, wie würden wir da reagieren?"

    Gregory Kaebnick vom Hastings Center für bioethische Fragen nennt RoboRoach „eine Form des Spiels mit dem Leben". Es sei vergleichbar mit dem „Imperius-Fluch" aus Harry Potter, zitiert ihn das Technologiemagazin The Register. Und Michael Allen Fox, Professor der Philosophie an der Queen's University of Canada kritisiert die Unternehmer: „Sie ermuntern Amateure, invasiv an lebenden Organismen herumzupfuschen. Sie verstärken das Denken, komplexe lebendige Organismen seien lediglich Maschinen oder Werkzeuge."

    Dem hält Backyard Brains entgegen, dass die Untersuchung des Effekts von elektrischen Mikrostimulationen auf das Nervensystem eine immerhin mehr als 150-jährige Geschichte aufweise. Empirische Studien mit der Erregung von Neuronen und neuronalen Verbindungen führe zur nächsten Generation von Ingenieuren, Wissenschaftlern und Ärzten, die Nervenkrankheiten wie Alzheimer bekämpfen werde. Aber Mitbegründer Gage räumte bereits ein, Mails empfangen zu haben, auf denen Interessierte „uns erzählen, wir erziehen Kinder zu Psychopathen."

    Unabhängig von der Debatte kann man die App samt „backpack" in den USA bereits für 99 Dollar kaufen.
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/8LrplH

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:58AM  

    jihad - Social Mention
     
     
     
    R.E.C.A.P.: "Agents of S.H.I.E.L.D." S01E08 "The Well"
    http://ct.moreover.com/ct?haid=8bc32d5587e44a0f1384939980559342436d0a2364a92&co=f000000013912s-1248979077
    Nov 20th 2013, 09:33
     
    Examiner.com - Found 25 minutes agoSure, Thor's latest dust-up drove some crazy people to basically declare Asgardian Jihad, but it was vague enough that it could've been a plot... Chloe Bennet: JJ Spotlight of the Week (Behind the Scenes Pics!) - TMZ Agents of S.H.I.E.L.D.'s Chloe Bennet Dishes on the "Heavy Stuff" to ... - EOnline.com 'Agents of S.H.I.E.L.D.': Chloe Bennet previews 'Thor' ... - Entertainment Weekly Online Agents of SHIELD react The Well - Big News Network Explore All TMZ
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/knvV6y

     

 Abu Adam - Social Mention: 2A markah geografi pep akhir sem 2 2013 markah >> .. 1 ADAM AZHAD BIN AZHAR 63 C+ 68 C 2 AFEEF ZUHAYR BIN ABU BAKAR 77 B+ 80 A 3 AMIR KHALID BIN MOHD NAZRI 80 A- 77 B 4 AZIZUL HAADI BIN ZULKIFLI 67 B- 60 C 5 BAIS WAFIQ B MOHAMAD RIZUDIN 78 B+ 77 B 6 DANIAL HAZIQ BIN ZAIROLNORHAIZAM 78 B+ 80 A 7 ELEENA JASMINE BINTI ZAHARIN 80 A- 82 A 8 FARAH ATIQAH RADZUAN 79 B+ 75 B 9 FARAH NAQIYAH BINTI MOHD FADHLI 75 B+ 72 B 10 HAZIQ MIRZA BIN BISMIMOHAR 79 B+ 75 B 11 ILYASA HAKIM B FAUZI 68 B- 70 B 12 IRDINA BINTI NOR AZMAN 81 A- 92 A 13 MUHAMAD AMENUR HAQEEM 66 B- 67 C 14 MUHAMMAD FARHAN AKMAL 70 B 68 C 15 MUHAMMAD IRFAN NAIM 73 B 65 C 16 MUHAMMAD SAIFUL AZLAN 77 B+ 82 A 17 NAJIBAH ADILAH BINTI 89 A 90 A 18 NUR DAMIA BINTI ABDUL MALEK 77 B+ 75 B 19 NUR FATINA AMIRA BT MOHAMAD 81 A- 80 A 20 NUR YASMIN BINTI RAZALI 78 B+ 75 B 21 NURUL EZZAH BINTI ARBA`AE 88 A 93 A 22 NURUL IZZAH BINTI ROSLI 75 B+ 75 B 23 RAQEEBAH BINTI RUSDI 76 B+ 7 3 B 24 SALMAN HAKIM BIN SAIFUL REDZUAN 81 A- 82 A 25 SYARAFANA NUR SOFEA 85 A 87 A 26 SYED MUHAMMAD FATHI 72 B 73 B 27 TASNIM KHAIRINA BINTI KADRISHAH 77 B+ 78 B 28 WAN MUHAMMAD IZZAT RUZAIN 68 B- 65 C 29 WAN NUR FARHANA AZZAHRAH BINTI MEOR MOHD 82 A- 83 A
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:55AM  

    Abu Adam - Social Mention
     
     
     
    2A markah geografi pep akhir sem 2 2013 markah >> .. 1 ADAM AZHAD BIN AZHAR 63 C+ 68 C 2 AFEEF ZUHAYR BIN ABU BAKAR 77 B+ 80 A 3 AMIR KHALID BIN MOHD NAZRI 80 A- 77 B 4 AZIZUL HAADI BIN ZULKIFLI 67 B- 60 C 5 BAIS WAFIQ B MOHAMAD RIZUDIN 78 B+ 77 B 6 DANIAL HAZIQ BIN ZAIROLNORHAIZAM 78 B+ 80 A 7 ELEENA JASMINE BINTI ZAHARIN 80 A- 82 A 8 FARAH ATIQAH RADZUAN 79 B+ 75 B 9 FARAH NAQIYAH BINTI MOHD FADHLI 75 B+ 72 B 10 HAZIQ MIRZA BIN BISMIMOHAR 79 B+ 75 B 11 ILYASA HAKIM B FAUZI 68 B- 70 B 12 IRDINA BINTI NOR AZMAN 81 A- 92 A 13 MUHAMAD AMENUR HAQEEM 66 B- 67 C 14 MUHAMMAD FARHAN AKMAL 70 B 68 C 15 MUHAMMAD IRFAN NAIM 73 B 65 C 16 MUHAMMAD SAIFUL AZLAN 77 B+ 82 A 17 NAJIBAH ADILAH BINTI 89 A 90 A 18 NUR DAMIA BINTI ABDUL MALEK 77 B+ 75 B 19 NUR FATINA AMIRA BT MOHAMAD 81 A- 80 A 20 NUR YASMIN BINTI RAZALI 78 B+ 75 B 21 NURUL EZZAH BINTI ARBA`AE 88 A 93 A 22 NURUL IZZAH BINTI ROSLI 75 B+ 75 B 23 RAQEEBAH BINTI RUSDI 76 B+ 7 3 B 24 SALMAN HAKIM BIN SAIFUL REDZUAN 81 A- 82 A 25 SYARAFANA NUR SOFEA 85 A 87 A 26 SYED MUHAMMAD FATHI 72 B 73 B 27 TASNIM KHAIRINA BINTI KADRISHAH 77 B+ 78 B 28 WAN MUHAMMAD IZZAT RUZAIN 68 B- 65 C 29 WAN NUR FARHANA AZZAHRAH BINTI MEOR MOHD 82 A- 83 A
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100004702202676&v=wall&story_fbid=233087143524691
    Nov 20th 2013, 07:32
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/YVt0FM

     

 takbir - Social Mention: Angan-Angan Mereka Yang Telah Tiada Angan-angan mereka yang telah mati ialah kembali ke dunia meski sejenak untuk menjadi orang shalih. Mereka ingin taat kepada Allah, dan memperbaiki segala kerusakan yang dahulu mereka perbuat. Mereka ing in berdzikir kepada Allah, bertasbih, atau bertahlil walau sekali saja. Namun mereka tidak lagi diijinkan untuk itu. Kematian serta-merta memupuskan segala angan-angan tersebut. Allah ta'ala berfirman mengenai mereka "Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan." (Qs Al Mukminun: 99-100) Begitulah kondisi orang mati, mereka telah melihat akhirat dengan mata kepala mereka. Mereka tahu pasti apa yang telah mereka perbuat dan apa yang mereka terima. Dahulu mereka demikian mudah menyia-nyiakan waktu yang amat berharga untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat mereka. Kini mereka sadar bahwa detik-detik dan menit-menit yang hilang tersebut sungguh tidak ternilai harganya. Dahulu, kesempatan itu ada di depan mata, namun tidak mereka manfaatkan. Sekarang, mereka siap menebus kesempatan itu berapapun harganya! Sungguh tak terbayang alangkah ruginya dan alangkah besarnya penyesalan mereka.. Memang, saat manusia paling lalai terhadap nikmat Allah ialah ketika ia bergelimang di dalamnya. Ia tidak menyadari betapa besarnya kenikmatan tersebut, kecuali setelah kenikmatan itu tercabut darinya. Sebab itu, kita yang masih hidup sungguh berada dalam kenikmatan yang besar. Karenanya, jangan kita biarkan semenit pun berlalu tanpa ibadah walau sekedar mengucapkan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Ada dua orang Arab badui datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Salah satunya bertanya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Hai Muhammad, siapakah lelaki yang terbaik?' 'Yang panjang umurnya dan baik amalnya.' jawab Rasulullah. Kemudian yang satu lagi bertanya, 'Sesungguhnya ajaran Islam terlampau banyak bagi kami, lalu adakah amalan yang mencakup banyak kebaikan yang dapat kami tekuni?' 'Usahakan agar lisanmu selalu basah dengan dzikrullah', jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Ahmad dengan sanad shahih) Tidakkah pembaca tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk memuji Allah saat bangun tidur, karena Dia telah menghidupkan kita setelah mati, dan mengijinkan kita untuk kembali mengingat-Nya? Benar, tidur memang identik dengan kematian. Saat tidur, manusia berhenti dari segala aktivitasnya dan acuh akan apa yang terjadi di sekelilingnya. Alangkah miripnya ia dengan orang mati, andai saja Allah tidak mengembalikan ruhnya. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika seorang terbangun hendaklah mengucapkan AL HAMDULILLAAHILLADZII 'AAFAANII FII JASADII WA RADDA 'ALAYYA RUUHII WA ADZINA LII BIDZIKRIHI. (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku tubuhku, dan mengembalikan nyawa kepadaku, serta mengizinkanku untuk berdzikir kepadaNya)." (HR. Tirmidzi) Sekarang kita masih mengenyam nikmatnya hidup, kita masih bisa menambah pahala dan menghapus dosa. Ingatlah bahwa suatu saat Anda akan tutup usia, dan semuanya menjadi angan-angan. Oleh karena itu, marilah kita wujudkan angan-angan itu mulai sekarang! Ibrahim bin Yazid al-Abdi mengatakan, "Suatu ketika Riyah al Qaisy mendatangiku seraya berkata, 'Hai Abu Ishaq –julukan Ibrahim-, ayo ikut bersamaku menemui penghuni akhirat dan marilah kita mengikat janji setia di samping mereka." Lalu aku pun pergi bersamanya ke sebuah pemakaman. Kami duduk di samping salah satu kuburan di sama, kemudian Riyah berkata, "Hai Abu Ishaq, kira-kira apakah yang diangankan oleh mayit ini jika ia diminta berangan-angan?" "Demi Allah, ia pasti ingin dikembalikan ke dunia agar bisa taat kepada Allah dan memperbaiki amalnya," jawabku. "Nah, kita sekarang berada di dunia. Karenanya, marilah kita taat kepada Allah dan memperbaiki amal kita," sahut Riyah. Maka Riyah bangkit meninggalkan kuburan tersebut dan mulai bersungguh-sungguh dalam beribadah. Ternyata tak lama berselang, ia dipanggil menghadap Allah, semoga Allah merahmatinya. Saudaraku, jika Anda menziarahi pemakaman, carilah kuburan kosong dan duduklah di sampingnya. Perhatikan liang kubur yang sempit itu, dan bayangkan kalau Anda berada di sana ketika papan-papan kayu menutup tubuh Anda, lalu bongkahan tanah menimbun, kemudian sanak keluarga dan handai taulan pergi satu persatu. Anda terbaring sendirian dalam keheningan dan kegelapannya, tak ada teman di sana, dan tak ada yang Anda lihat selain amal Anda. Kiranya apa yang Anda damba-dambakan di saat menegangkan tersebut?? Bukankan Anda ingin kembali ke dunia supaya beramal shalih? Supaya shalat walau satu rakaat? Atau bertasbih dan berdzikir meski sekali? Nah, sekaranglah waktunya…!! Ibrahin At Taimi mengatakan, "Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, "Apa yang kamu dambakan sekarang?" maka jawabnya, "Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih," maka aku berkata, "Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!" (Lihat Umniyat al Mauta) Saudaraku, tatkala Anda ziarah kubur atau mengiring jenazah, janganlah menjadi orang yang lalai. Jangan sibukkan diri Anda dengan mengobrol, namun ingatlah angan-angan mereka yang terkubur di sekeliling Anda, merekalah orang-orang yang kini tertawan oleh amal perbuatan mereka. Jika hawa nafsu mengajak Anda bermaksiat, ingatlah angan-angan mereka yang tiada. Mereka ingin dihidupkan lagi untuk taat kepada Allah, lalu mengapa Anda justru bermaksiat? Jika Anda merasa lesu untuk beramal, ingatlah angan-angan mereka yang tiada… Konon ar Rabi' bin Khutsaim menggali kuburan di halaman rumahnya. Jika dia merasa hatinya mulai keras, ia letakkan belenggu di lehernya lalu berbaring dalam kuburan tersebut selama beberapa waktu, kemudian berteriak, "Ya Rabbi, kembalikan aku ke dunia agar aku beramal shalih!!" sembari mengulang-ulangnya. Setelah itu ia bangun dan berkata kepada dirinya, "Hai Rabi', kini permintaanmu telah terkabul, maka beramallah sebelum tiba saat engkau meminta namun tak dijawab." (Lihat Ihya' Ulumuddin)
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 08:29AM  

    takbir - Social Mention
     
     
     
    Angan-Angan Mereka Yang Telah Tiada Angan-angan mereka yang telah mati ialah kembali ke dunia meski sejenak untuk menjadi orang shalih. Mereka ingin taat kepada Allah, dan memperbaiki segala kerusakan yang dahulu mereka perbuat. Mereka ing in berdzikir kepada Allah, bertasbih, atau bertahlil walau sekali saja. Namun mereka tidak lagi diijinkan untuk itu. Kematian serta-merta memupuskan segala angan-angan tersebut. Allah ta'ala berfirman mengenai mereka "Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan." (Qs Al Mukminun: 99-100) Begitulah kondisi orang mati, mereka telah melihat akhirat dengan mata kepala mereka. Mereka tahu pasti apa yang telah mereka perbuat dan apa yang mereka terima. Dahulu mereka demikian mudah menyia-nyiakan waktu yang amat berharga untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat mereka. Kini mereka sadar bahwa detik-detik dan menit-menit yang hilang tersebut sungguh tidak ternilai harganya. Dahulu, kesempatan itu ada di depan mata, namun tidak mereka manfaatkan. Sekarang, mereka siap menebus kesempatan itu berapapun harganya! Sungguh tak terbayang alangkah ruginya dan alangkah besarnya penyesalan mereka.. Memang, saat manusia paling lalai terhadap nikmat Allah ialah ketika ia bergelimang di dalamnya. Ia tidak menyadari betapa besarnya kenikmatan tersebut, kecuali setelah kenikmatan itu tercabut darinya. Sebab itu, kita yang masih hidup sungguh berada dalam kenikmatan yang besar. Karenanya, jangan kita biarkan semenit pun berlalu tanpa ibadah walau sekedar mengucapkan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Ada dua orang Arab badui datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Salah satunya bertanya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Hai Muhammad, siapakah lelaki yang terbaik?' 'Yang panjang umurnya dan baik amalnya.' jawab Rasulullah. Kemudian yang satu lagi bertanya, 'Sesungguhnya ajaran Islam terlampau banyak bagi kami, lalu adakah amalan yang mencakup banyak kebaikan yang dapat kami tekuni?' 'Usahakan agar lisanmu selalu basah dengan dzikrullah', jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Ahmad dengan sanad shahih) Tidakkah pembaca tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk memuji Allah saat bangun tidur, karena Dia telah menghidupkan kita setelah mati, dan mengijinkan kita untuk kembali mengingat-Nya? Benar, tidur memang identik dengan kematian. Saat tidur, manusia berhenti dari segala aktivitasnya dan acuh akan apa yang terjadi di sekelilingnya. Alangkah miripnya ia dengan orang mati, andai saja Allah tidak mengembalikan ruhnya. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika seorang terbangun hendaklah mengucapkan AL HAMDULILLAAHILLADZII 'AAFAANII FII JASADII WA RADDA 'ALAYYA RUUHII WA ADZINA LII BIDZIKRIHI. (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku tubuhku, dan mengembalikan nyawa kepadaku, serta mengizinkanku untuk berdzikir kepadaNya)." (HR. Tirmidzi) Sekarang kita masih mengenyam nikmatnya hidup, kita masih bisa menambah pahala dan menghapus dosa. Ingatlah bahwa suatu saat Anda akan tutup usia, dan semuanya menjadi angan-angan. Oleh karena itu, marilah kita wujudkan angan-angan itu mulai sekarang! Ibrahim bin Yazid al-Abdi mengatakan, "Suatu ketika Riyah al Qaisy mendatangiku seraya berkata, 'Hai Abu Ishaq –julukan Ibrahim-, ayo ikut bersamaku menemui penghuni akhirat dan marilah kita mengikat janji setia di samping mereka." Lalu aku pun pergi bersamanya ke sebuah pemakaman. Kami duduk di samping salah satu kuburan di sama, kemudian Riyah berkata, "Hai Abu Ishaq, kira-kira apakah yang diangankan oleh mayit ini jika ia diminta berangan-angan?" "Demi Allah, ia pasti ingin dikembalikan ke dunia agar bisa taat kepada Allah dan memperbaiki amalnya," jawabku. "Nah, kita sekarang berada di dunia. Karenanya, marilah kita taat kepada Allah dan memperbaiki amal kita," sahut Riyah. Maka Riyah bangkit meninggalkan kuburan tersebut dan mulai bersungguh-sungguh dalam beribadah. Ternyata tak lama berselang, ia dipanggil menghadap Allah, semoga Allah merahmatinya. Saudaraku, jika Anda menziarahi pemakaman, carilah kuburan kosong dan duduklah di sampingnya. Perhatikan liang kubur yang sempit itu, dan bayangkan kalau Anda berada di sana ketika papan-papan kayu menutup tubuh Anda, lalu bongkahan tanah menimbun, kemudian sanak keluarga dan handai taulan pergi satu persatu. Anda terbaring sendirian dalam keheningan dan kegelapannya, tak ada teman di sana, dan tak ada yang Anda lihat selain amal Anda. Kiranya apa yang Anda damba-dambakan di saat menegangkan tersebut?? Bukankan Anda ingin kembali ke dunia supaya beramal shalih? Supaya shalat walau satu rakaat? Atau bertasbih dan berdzikir meski sekali? Nah, sekaranglah waktunya…!! Ibrahin At Taimi mengatakan, "Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, "Apa yang kamu dambakan sekarang?" maka jawabnya, "Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih," maka aku berkata, "Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!" (Lihat Umniyat al Mauta) Saudaraku, tatkala Anda ziarah kubur atau mengiring jenazah, janganlah menjadi orang yang lalai. Jangan sibukkan diri Anda dengan mengobrol, namun ingatlah angan-angan mereka yang terkubur di sekeliling Anda, merekalah orang-orang yang kini tertawan oleh amal perbuatan mereka. Jika hawa nafsu mengajak Anda bermaksiat, ingatlah angan-angan mereka yang tiada. Mereka ingin dihidupkan lagi untuk taat kepada Allah, lalu mengapa Anda justru bermaksiat? Jika Anda merasa lesu untuk beramal, ingatlah angan-angan mereka yang tiada… Konon ar Rabi' bin Khutsaim menggali kuburan di halaman rumahnya. Jika dia merasa hatinya mulai keras, ia letakkan belenggu di lehernya lalu berbaring dalam kuburan tersebut selama beberapa waktu, kemudian berteriak, "Ya Rabbi, kembalikan aku ke dunia agar aku beramal shalih!!" sembari mengulang-ulangnya. Setelah itu ia bangun dan berkata kepada dirinya, "Hai Rabi', kini permintaanmu telah terkabul, maka beramallah sebelum tiba saat engkau meminta namun tak dijawab." (Lihat Ihya' Ulumuddin)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100002281597059&v=wall&story_fbid=557127924373256
    Nov 20th 2013, 07:39
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/Cs0hBK

     

 jihad - Social Mention: Islam Exposed (the truth about Islam) via No Compulsion (US Admin 2) Excerpts: It is more likely that Todashev told the investigators the murders were drug-related so as to avoid disclosing a terrorist conspiracy that could reveal other members in Chechnya or the United States. ... Most police officers are unaware that there even are jihadist-related homicides with similar patterns of specific ritualistic trauma in which perpetrators are Muslim and associated with Islamist ideologies.[7] Particularly, knife wounds to the neck or complete beheading, overkill, and mutilation are indicators of Islamic murder, and there have been dozens of "honor" killings in the West with similar forensic profiles. ... Ritual murders appear to be the latest tactic in the war on terror, but they are not recognized as such in homicide investigations. There is no training in jihadist ritual murder and little to none in Islamist terrorist identifiers. Similar to gangs, however, Islamists have emblems, symbols, flags, graffiti, special clothing, hand signs, and expressions that are specific to particular groups as well as to the global jihadist movement. A further impediment to recognizing these connections is that, in 2010, the Obama administration scrubbed all Federal training materials of any references to jihad or Islamism as an underlying ideology motivating extremist attacks around the world because Muslim groups claimed such terminology and discussions were offensive.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 12:55AM  

    jihad - Social Mention
     
     
     
    Islam Exposed (the truth about Islam) via No Compulsion (US Admin 2) Excerpts: It is more likely that Todashev told the investigators the murders were drug-related so as to avoid disclosing a terrorist conspiracy that could reveal other members in Chechnya or the United States. ... Most police officers are unaware that there even are jihadist-related homicides with similar patterns of specific ritualistic trauma in which perpetrators are Muslim and associated with Islamist ideologies.[7] Particularly, knife wounds to the neck or complete beheading, overkill, and mutilation are indicators of Islamic murder, and there have been dozens of "honor" killings in the West with similar forensic profiles. ... Ritual murders appear to be the latest tactic in the war on terror, but they are not recognized as such in homicide investigations. There is no training in jihadist ritual murder and little to none in Islamist terrorist identifiers. Similar to gangs, however, Islamists have emblems, symbols, flags, graffiti, special clothing, hand signs, and expressions that are specific to particular groups as well as to the global jihadist movement. A further impediment to recognizing these connections is that, in 2010, the Obama administration scrubbed all Federal training materials of any references to jihad or Islamism as an underlying ideology motivating extremist attacks around the world because Muslim groups claimed such terminology and discussions were offensive.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001537073974&v=wall&story_fbid=618609158200314
    Nov 20th 2013, 00:45
     
    On September 11, 2011, three lifelong friends—Brendan Mess, age 25, Erik Weissman, 31, and Raphael Teken, 37—were brutally murdered in Mess's apartment in Waltham, Massachusetts. The graphic crime scene was discovered in the early afternoon of September
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/knvV6y

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:30PM  

    Ahlulsunnah vs Shias Facebook-Pinnwand
     
    Ahlulsunnah vs Shias Facebook-Pinnwand
     
    The more you investigate the traditions of the #Shia , the more you realize that...
    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=214477918732108&set=a.199151583598075.1073741827.198997366946830&type=1
    Nov 19th 2013, 17:43
     
    The more you investigate the traditions of the #Shia , the more you realize that they will follow the #Sunnah of every deviant group but never the Sunnah of #Muhammad (S). Self flagellation, mud baths, fire worship, and prostitution? Subhanallah they wont even PRAY according to methodology of the Messenger (S) and they call themselves #Muslims ?
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/VYfcXZ

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:44AM  

    Fethullah Guelen - Social Mention
     
     
     
    Hizmet from the Heart
    http://www.gulenarticles.com/hizmet-heart/
    Nov 20th 2013, 01:47
     
    [caption id="attachment_422" align="aligncenter" width="261"]                 Dr. Jon Pahl[/caption] As delivered at "Friendship Dinners" in Portland, Maine, and Boston, Massachusetts.  I could tell you tonight [&#8230;]
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/2R85w5

     

 Abu Bilal - Social Mention: Allah telah menutup hati,pendengaran,dan penglihatan mereka (Al Baqarah : 7)...Barangsiapa menginginkan keuntungan akhirat,akan Kami tambah keuntungan itu baginya.Dan barangsiapa menginginkan keuntungan dunia maka Kami berikan kepadanya keuntungan dunia.Dan tidak ada bagian baginya di akhirat (Asy Syuura : 20)...Dari Anas r.a.,ia berkata,kami bertanya,"Ya Rasulullah,kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran."Maka Nabi saw.bersabda,"Tidak,bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya,dan cegahlah dari kemungkaran,meskipun kalian belum meninggalkan semuanya."(Hadist riwayat Thabrani)...Dakwah itu sulit & pahit apalagi jika yg sampaikan seperti Bilal r.a seorang hamba sahaya yg terompah sandalnya di syurga dapat didengar meski masih hidup oleh Rasulullah saw.Tapi Nabi Sulaiman a.s & Abu dzar al ghifari yg notabenenya @ raja saja dapat tantangan,penolakan,hambatan,penyiksaan,terkucilkan apalagi kita???Kalau mau ikut Nabi Saw ya memang susah dulu.Tidak bisa "duduk disofa empuk"...Buat yg beriman 2 firman 1 hadist cukup sedang yg tidak beribu-ribu ayat & hadist belum bisa meyakinkannya,karena hidayah datang dari Allah swt.Nabi saw sekedar pemberi peringatan saja
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:49PM  

    Abu Bilal - Social Mention
     
     
     
    Allah telah menutup hati,pendengaran,dan penglihatan mereka (Al Baqarah : 7)...Barangsiapa menginginkan keuntungan akhirat,akan Kami tambah keuntungan itu baginya.Dan barangsiapa menginginkan keuntungan dunia maka Kami berikan kepadanya keuntungan dunia.Dan tidak ada bagian baginya di akhirat (Asy Syuura : 20)...Dari Anas r.a.,ia berkata,kami bertanya,"Ya Rasulullah,kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran."Maka Nabi saw.bersabda,"Tidak,bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya,dan cegahlah dari kemungkaran,meskipun kalian belum meninggalkan semuanya."(Hadist riwayat Thabrani)...Dakwah itu sulit & pahit apalagi jika yg sampaikan seperti Bilal r.a seorang hamba sahaya yg terompah sandalnya di syurga dapat didengar meski masih hidup oleh Rasulullah saw.Tapi Nabi Sulaiman a.s & Abu dzar al ghifari yg notabenenya @ raja saja dapat tantangan,penolakan,hambatan,penyiksaan,terkucilkan apalagi kita???Kalau mau ikut Nabi Saw ya memang susah dulu.Tidak bisa "duduk disofa empuk"...Buat yg beriman 2 firman 1 hadist cukup sedang yg tidak beribu-ribu ayat & hadist belum bisa meyakinkannya,karena hidayah datang dari Allah swt.Nabi saw sekedar pemberi peringatan saja
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100006083498192&v=wall&story_fbid=1433151490230954
    Nov 20th 2013, 13:06
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/r50W0Z

     

 abu adam - Social Mention: The First Imam, 'Ali (as) Ibn Abu Talib It was Friday 13th of Rajab 30 Amulfeel Hazrat Fatima binte Asad, the wife of Hazrat Abu Talib entered the precincts of the Kaaba and prayed to Allah saying O'my protector ease my pain.'All of a sudden the wall of the Kaaba opened up and she, as if by some unseen force went inside the Kaaba and the wall closed. 'Ali (as) the youngest son of Abu Talib was born inside the Holy Kaaba. She stayed inside for three days. On the 3rd day she came out through the door and Muhammad was waiting outside. She told Muhammad (S) that the boy had not taken any milk. Muhammad gave him the first feed from his mouth and afterwards asked his uncle Abu Talib that he wished to adopt the baby. 'Ali entered the house of Muhammad from the very first day of his birth. 'Ali's mother Fatima binte Assad Also lived there who looked after his own son as well as Muhammad (S) so much so that later the Holy Prophet used to say that she was like his own mother. Shah Waliullah, Mohadith-e-Dehlvi writes in the book "Izalatul Kholafa" giving reference from Imam Hakim in his Mustadrak Part 3, Page 483. Qud Tawatarul Akhbar Inna Fatimah Binte Asad woledat Aliyan Fi Jaufil Kaaba". Another writer of the old school Sibtel Jauzi in his book Tazkeratul Khawas ul Umma, page 7 mentions the same fact that 'Ali was born inside the Kaaba. Khawja Moinuddin Chishti Ajmeri mentions this fact in his famous Quartet saying that when 'Ali was born inside the kaaba the Sky and the earth was filled with a light and Angel Gabriel announced that a child was born in the house of God. Maulana Rumi in his Mathnawi writes, " O'one who travels to Najef to visit the tomb of 'Ali must know the fact that the pearl of the Kaaba lies there to give us security because of our intense love for him." Masoodi the famous historian writes in his book of history Muruj el Zahab, that 'Ali was born inside the Kaaba on the orders of Muhammad the Messenger of God. It was after the adoption of 'Ali (as) that he lived with the Holy Prophet in his house. Wherever Muhammad (S) went 'Ali (as) was with him all the time. Even in the Mountain of Hira when Muhammad (S)went for meditation 'Ali (as) went with him most of the time. Sometimes they stayed on the mountain for 3 or 4 days. Sometimes 'Ali (as) took his food there. In Nahjul Balagha 'Ali (as) said that " I used to go with the Holy Prophet like the baby camel goes with his mother." Some historians try to show that when Muhammad (S) declared his prophet hood 'Ali (as) was the first among male children who accepted Islam. The implication here is that both Muhammad (S) and 'Ali (as) were non -believers before this declaration. This is against the Qur'anic verdict which says that Ibrahim was a Muslim and he taught his children to be Muslims so that when the Prophet was born among the descendants of Ibrahim through the line of Ismael he was born a Muslim and so was 'Ali. The correct thing to say would be that when Muhammad (S)declared his prophet hood openly 'Ali (as) immediately adhered to the declaration without hesitation. The three persons seen in prayers in the Kaaba were Muhammad, Khadija and 'Ali before anyone else accepted Islam. For 3 years young and poor persons of Makka were accepting Islam secretly. The first open declaration came when the Qora'nic verse tells the Prophet to "come out openly and warn the people of your own clan." Invitations were sent to leaders of the Banu Hashim to come to the house of Muhammad (S)for Dinner. Forty of them came, ate food and then heard Muhammad (S)about his mission of ' No god but Allah and Muhammad (S) as the messenger of Allah and whoever offers his help to propagate this religion will be his deputy and successor. No one stood up except 'Ali (as) . After announcing this 3 times Muhammad (S) declared that 'Ali (as) will be his deputy to his mission and will be his successor after him. People thought it as a joke that a 13 year old boy was to be a deputy of this prophetic mission. Even Abu Lahab jokingly told Abu Talib, go and obey your son to which AbuTalib smilingly accepted. 'Ali (as) promised to help Muhammad (S) in his mission and kept this promise all his life. The next thing which we see in the life of 'Ali (as) is the reflection of this promise he gave at this place in front of the leaders of the Quraish. We see 'Ali (as) protecting Muhammad (S) from the abuses of the enemies of Islam. When Muhammad (S)went to Taif a nearby town to preach Islam children of Taif hurled stones and it was 'Ali (as) who protected the Prophet and drove the stone throwing children away from the Prophet. As a youth 'Ali (as) was strongly built, strong arms, wide chest and a very strong brave and shining face. Children of his age and even older to him were frightened of him and whenever they tried to mock the Prophet, they always ran away when they saw 'Ali (as) standing by for protection. Time passed and hostility of the Quraish increased so much so that Muhammad (S) was ordered by Allah to leave Makka. 'Ali (as) slept on Muhammad's bed without hesitation and when the non-believers entered the house of Muhammad (S) to kill, they found 'Ali (as) who was not afraid at all at the site of 40 swordsmen entering the house. When they questioned 'Ali: "where is Muhammad" he bravely replied, did you leave him in my custody? When after 3 days of Muhammad's departure 'Ali returned all the goods entrusted to Muhammad to their owners, he set out to leave Makka for Madina with the rest of the family. 'Ali (as) had with him his mother Fatima binte Asad, His aunt, the wife of Hamza, and Fatima, the daughter of Muhammad (S) and many other ladies. Non-believers of Makka tried to stop 'Ali (as) from his departure but 'Ali (as) fought back, drove the infidels away and safely reached Madina. Muhammad (S) was waiting for the family outside the precincts of the town. He entered the city with 'Ali (as) and the rest of the family. The Holy Prophet created a bond of brotherhood between the Muslims, making 'Ali (as) as his Muslim brother saying O''Ali, you are my brother in this world as well as in the next. Once the family settled in the newly adopted city of Madina their first task was to complete the mosque around which their houses were also built. 'Ali initially stayed with his mother but when he married Fatima the daughter of the Prophet he was given a house next to the Prophet by the side of the mosque. He had been betrothed to her several days before the battle of Badr. But the marriage was celebrated three months later. 'Ali was about 23 years old and Fatima was 18. This was most happy and celebrated marriage. The distinctiveness of their respective characters blended so well with each other that they never quarreled and complained of one another and led a happy and most contended life. Materially the couple did not possess much, spiritually they were at the highest level of assent. They had no worries if they go hungry or their clothes had patches. They would be more concerned if an orphan goes away from their door without receiving any food. History records 'Ali's life in Madina with the Holy Prophet for the next ten years as the busiest in defending Islam against the attackers from Makka. 'Ali (as) was always the standard bearer of the Flag of Islam in all such battles and his bravery became legendary. Ibne Abil Hadid, the Motazelli commentator of Nahjul Balagha says that: 'Ali (as) had a personality in which opposite characteristics had so gathered that it was difficult to believe a human mind could manifest such a combination. He was the bravest man that history could cite and such brave men are always hard hearted, cruel and eager to shed blood. On the contrary 'Ali was kind, sympathetic, responsive and warmhearted person, qualities quite contrary to the other phase of his character and more suited to pious and God fearing persons.'Ali's bravery and piety both became legendry. Life in Madina while the Holy Prophet was alive was the busiest for 'Ali. But he remembers these times as the best times of his life. He says in Nahjul Balagha 'Life with my brother was a life of ease and happiness.' The battles of Badr, Ohud, Khandaq and Khyber were fought in the defense if Islam and won on the hands of 'Ali (as) . He was not only the standard bearer of the Flag of Islam in these battles, but always led the forces of Islam against Kufr and came out victorious. Khyber was the climax of these battles when 'Ali's victory brought prosperity in the Muslim ranks. Ayesha the wife of the Prophet said once that until the victory of Khyber we in the house of the Prophet spent days without food. It was only after Khyber that life at home became a little easier. Thus 'Ali (as) brought an end to the hostilities of Quraish in three encounters of Badr, Ohud and Khandaq. Their best warriors were killed, their unity against Islam was crushed, their pride was humiliated and their prestige before Arab clans was lowered by him and by him alone. Khyber saw an end to the hegemony of Jews in Arabia at the hands of 'Ali (as) . The peace agreement of Hodaibiya was written by 'Ali (as) and at the time of the peaceful victory at Makka, the idols of the Kaaba were demolished by the Holy Prophet with the help of 'Ali (as) .Details of these battles were shown in the life of the Prophet. Battle of Honain The Victory of Makka brought many non believers into the fold of Islam. Broadly speaking there were three types who embraced Islam. Fear, greed and the true understanding of Islam and its principles. Some of the Makkans became Muslims for fear of their lives, they were afraid that the Prophet would kill them, others were simply frightened that the Holy Prophet with the help of Angel Gabriel would bring the wrath of God on them. Then there was greed that Islam was now victorious, so if they joined in the good life would be theirs for free. Very few of them truly understood Islam and accepted it as a true faith. The Test of their true faith came immediately after the fall of Makka while Muslims were still in the sweet pleasure of this bloodless victory, that various tribes outside Makka gathered an army of 20,000 in Taif to fight the Muslims. The hostile tribes decided to attack at a vantage point at Hunain and selected two prominent places where they concealed their archers. The Muslims were proud of their success in Makka, but their behavior during the encounter was timorous and cowardly. The Qur'an tells us this in (9:9): "God came to your help on so many occasions, on the day of Honain, your vanity in the number of your soldiers and your arrogance did not prove any avail to you, you were badly defeated and could not find any place of shelter, you started running away without shame." This encounter took place in the month of Shawwal 8th Hijri (Jan 630 AD). When the Muslim army marched towards the place where archers were concealed the enemy opened the campaign with such a severe onslaught that the Muslim army could not stand it. Their assault was fierce and confusion in the Muslim ranks made the archers bolder and they came nearer and attacked from both flanks and from the front. The Muslims could not stand the attack and started running without putting any resistance and where not concerned to leave the Prophet alone, (see Saheeh Bukhari). The first battalion to run was the one in the command of Khalid ibne Waleed(Rauzathus Safa vol II page 137) This was followed by such a disorderly and tumultuous flight that only 10 people were left out of an army of 15,000 with the Holy Prophet. Eight of them were of Bani Hashim,(.Abbas, two of his sons, 'Ali and three other cousins of the Holy Prophet) Abbas was shouting to the Muslims to come back, reminding them of the oath of allegiance taken and promises made, but it was to no avail. Those who accepted Islam for greed , wealth and power were not willing to risk their lives. Many of them who had carefully hidden their enmity from the rising power were happy at the defeat. They gathered round Abu Sofian, started congratulating him and saying, "The magical circle of the lying Prophet is broken," They were praying for the return of Polytheism. 1. Once again it fell to the lot of 'Ali (as) to save the Holy Prophet and the Islam. Armies of Bani Hawaazen and Banu Saqeef under cover of their archers were rushing the hillock and were getting ready for a fierce onslaught. 'Ali (as) divided the small band of faithful true Muslims in three divisions; to Abdullah Ibne Masood, Abbas ibne Abdul Muttalib and Abu bin Harris has assigned the duty of protecting the Holy Prophet, to three he ordered to guard the rear and he himself faced the onslaught with only three warriors with him. He fought, wounded at many places, but continued fighting when he faced the commander of the hostile army, Abu Jerdal in hand to hand fight and killed him with one stroke of his sword. He alone killed over 30 of the enemy and with this bravery his aids also fought bravely and enemy was defeated. The day was saved, the commander of the enemy's army was killed, their ranks were broken they had no courage to face 'Ali (as) and they started retreating. The sight of the powerful army in retreat, made the fleeing Muslims bold and they came back as victory was won for them 2. The defensive battles were over and the peaceful spread of Islam began. 'Ali (as) was again in the forefront. He brought the whole tribe of Bani Hamdan to Islam by preaching . Similarly when he was sent to Yemen he brought the whole country in to the fold of Islam by his sermons. This news so pleased the Holy Prophet that he bowed down in Sajdah to thank God three times and said loudly, peace be to Bani Hamdan and to 'Ali. Again in the year 10th of Hijra 'Ali's sermon and preaching proved so effective that the whole province embraced Islam as one man. In the 9th year of Hijra the famous event of Mobahela took place. Najran was a city in the province of Yemen. It was the center of Christian Missionary activities in southern Arabia. The Holy Prophet had written to the Chief Priest of the City to realize the blessings of Islam. In reply he wrote that he personally would like to discuss the teachings of this new religion. His name was Haris. He was invited and came with a group of 14 priests. These priests as guest of the Holy Prophet. Long discussions took place during the course of 4 days of their stay in Madina. When Sunday came the Chief priest wanted to go out of the city to have their Sunday Service. Prophet Islam said that they all have permission to conduct their religious service inside the mosque of the Prophet which they happily did. Long discussions continued about monotheism verses trinity and it was realized that these priests were not open minded, on the contrary they were prejudiced against monotheism. The Almighty Lord ordered the Holy Prophet to explain to that: "Verily Jesus is as Adam in the sight of God. He created Adam from dust. He said unto him, Be, and he was. This is truth from thy Lord. be not therefore one of those who doubt, and whoever shall dispute thee, say unto them, "come let us call together our sons and your sons, our women and your women, our Selves and your Selves, then let us make imprecations and lay the curse of God upon those who lie." (3:61) According to Bibi Ayesha when the above verse was revealed to the Apostle of God, he called 'Ali, Fatima, Hasan and Husayn and said, "Lord, this is my family (Ahlul Bayt). The Holy Prophet took this small family with them to the open land outside the city where they all assembled to bring the curse of God on those who lie. When the Chief priest saw these faces, he told his companions that he was looking at the faces that if they call the mountain, the mountain will go them. Do not have Mobahela with them or you will be destroyed. On hearing this they all agreed to pay homage to the Holy Prophet and an annual tax for living in the Islamic State and withdrew from the scene. Designation of 'Ali as successor to the Prophet In history there were numerous occasions when the Holy Prophet designated 'Ali as his Deputy and successor after him. From the moment of Zulasheera to the time of the conquest of Khyber and the occasion of the battle of Tabuke the Holy Prophet made it abundantly clear that no one deserved more than 'Ali to be his Deputy and successor. But at the time of Ghadeer this was clearly ordered by Allah through a clear verse revealed on the Prophet. The Verse said, "O' apostle; proclaim the whole of that which hath been sent down to thee from thy Lord, for if thou dost it not, it will be as if thou hast not at all performed the duty of His Prophethood. And God will protect thee from evil men, verily God guideth not the unbelievers." (5:67.) The occasion was after the last pilgrimage in 10th Hijri. The Prophet delivered his Sermons on Mount Arafat, had the final rounds of the Kaaba and left for Madina. More than 120,000 pilgrims were coming out with him from Makka going to the North. Half way through their journey where the routes were separated for various pilgrims, the Holy Prophet ordered the whole caravan to halt. All those who went ahead were called back and for those who were behind they waited for them to arrive. The place was Ghadeer, near the pool of water. That is why it was named Ghadeer-e-Khom. When all assembled at this place the Holy Prophet stood up on top of the pulpit and said, "People, shortly I shall be called towards my creator where I shall have to give an account as to how I have conveyed His message to you and you in your turn will be asked as to how you have accepted and carried out the teachings. Now tell me what you will say". Thereupon all the pilgrims declared as one man, "Apostle of God, we testify and declare that you have conveyed the message of God fully, you have strived your utmost to guide us to the Right Path and taught us to follow it. You were most kind to us and you never wished for us but our good, may God repay you for all that." After that the Prophet said, "Do you not testify that there is no god but Allah, that Muhammad is His creature, His servant, and His apostle, that there is the Heaven and the Hell, that death will overtake every one of you, that you will be brought back from your graves that the Day of Judgement will surely dawn and human beings will be resurrected from their graves to account for their deeds. The whole crowd declared in unison, "We believe and testify all this." Hearing this the Apostle declared, "I am leaving amongst you two most important things worthy of obedience, the Qur'an and my progeny (Ahlul Bayt). Take care how you treat them, they will not separate from each other till they reach me at the fountain of Kauser." Then he said, "The Almighty God is my Lord (Maula) and I am the Lord of all Muslims and have more right and power on their lives than they themselves. Do you believe in this assertion of mine?" They all in one voice replied "Yes O'Apostle of God. Three times he asked the same question and three times he received the same affirmative reply. At this solemn affirmation he said, "Hear and remember that to whomever I am Lord or Maula, 'Ali is the Lord and Maula to him. He is to me what Aaron was to Musa. The Almighty God is a friend to his friends and a foe to his foe, help those who help him and frustrate those who betray him. While saying this he raised 'Ali High over his shoulders in order to be seen by all the Muslims assembled there. Thereupon the Holy Prophet received the final revelation: "This day I have perfected your religion for you and have filled up the measure of my bounties upon you and I am pleased with Islam to be your Deen," (5:3). After performing this ceremony and receiving the above revelation the Holy Prophet came down from the pulpit and ordered a tent to be erected. In this 'Ali (as) was made to take his seat and all Muslims were ordered to pay homage to him and address him as Amirul Momeneen (Lord of the faithful) The first person to congratulate and address him as such was Omar Ibne Khattab saying, "I congratulate you, O''Ali, today you have become my Maula and Lord and Lord of every Muslim man and woman. 1. The event of Ghadeer was on 18th of Zilhijja 10th Hijri, immediately after the last pilgrimage by the Holy Prophet. He then arrived back in Madina and lived only for 70 days after the event.(130 Prominent Companions of the Holy Prophet narrated this Hadith including the first three Kholafa-e-Rashidoon) The year 11th AH was the saddest year for 'Ali. (as) He lost two of his best friends. One of whom he loved and venerated like a father, like a master and like a dearest friend, the Holy Prophet(S) who died on 28th Safar 11th Hijri, exactly 70 days after the event of Ghadeer. His death followed by the death of his dearest companion his wife Fatima, the Lady of Light. Immediately after the death of the Holy Prophet who was buried by 'Ali (as) with the help of his uncle Abbas and all the family of Bani Hashim, the news was given to 'Ali (as) about the events at the Saqeefa that Abubakr was made Caliph. Abu Sofian heard the news came to 'Ali (as) and told him that his Right was taken away from him. If he wishes, Abu Sofian would fill the city of Madina with horsemen to defend 'Ali's Right of Khilafat. 'Ali's reply was typical, he said," since when you have become friends of Islam", you want to create serious dissension amongst the Muslims. You have always tried to harm Islam I do not need your sympathies or help." 'Ali realized that any serious dissension at this stage would harm the cause of Islam. He had before him the example of Hodaibiya and he had been foretold by the Holy Prophet of all that would happen. Allama 'Ali Ibne Mohammed (630 AH) in his book Usdul Ghaba Vol iv page 31 says, The Holy Prophet had told 'Ali, your status is like that of Kaaba. People go to Kaaba but that August house never approaches anybody. Therefore after my death, if people come to you and swear the oath of allegiance you accept it and if they do not come to you then you do not go to them." 'Ali's love for Islam was so intense, he could not, for the sake of worldly rule, endanger Islam. He knew fully well that a civil war at this stage would give chances to the Jewish tribes of Banu Nuzair and Banu Qoraiza on the one side, and the Byzantine armies in the north with the Munafiqoon (hypocrites) the new converts on the third side to simply take advantage of the situation. When they would find the Muslims busy killing each other they would literally cut them to pieces and Islam would totally disappear as a message of peace. 'Ali's utmost desire was to see Islam and the Arabs in one piece and wanted the enemies of Islam to realize that Islam was strong enough to defend itself as "Deen". even after the demise of the Apostle of God. He had another important job to complete that is the completion of the collection of Qur'an with its Tafseer (explanations) according to the instructions of the Holy Prophet. Qur'an as a book was already completed by the Holy Prophet, many copies were made and circulated among the Muslim communities all over the Islamic world. What 'Ali did in the next six months after the demise of the Holy Prophet was to collect all the explanations of the various verses, reasons behind their revelation and their full context. This monumental job he completed in six months and brought before the Muslims in the city of the Prophet. Unfortunately this was ignored by the ruling party and 'Ali (as) took it back with him. Their comment was "this is too bulky and people will not understand it." The original remained with 'Ali (as) all his life and then passed on to his son Hasan (as) and then to Husayn (as) which then continued with the Ahlul Bayt of the Prophet. It is now with the 12th Imam (as) . During the time of the three Kholafa, although 'Ali (as) did not take part in any of the battles, he was always available when they sought his advice on religious matters. His position as the jurist was on the top of the list among the companions of the Holy Prophet. Omar Ibne Khattab the 2nd Caliph had given clear instructions that when 'Ali was present in the mosque of the Prophet no one should take precedence over him in answering questions on religious matters. In one such encounter during the time of the 2nd Caliph, a group of Jewish scholars approached the caliph and said, " We have a few questions. If we get the answers to these questions correctly, we will accept the Islamic faith. "Ask whatever you want to ask," said the caliph. They asked the following questions. 1. What are the locks and keys of heaven? 2. Who was the messenger who was neither of the human nor of the jinn and who warned his people? 3. Which are the 5 beings that were created without the aid of ovaries? 4 What are one, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, ten, eleven and twelve? The caliph thought over these questions for a time, then said, I do not know the answers to these questions. I will take you to a man who is most knowledgeable in the commandments of God and the Prophet and the greatest among us. The caliph then brought the Jewish scholars to 'Ali (as) . They asked the same questions to him. 'Ali (as) answered thus: 1. The locks of the heavens are beliefs in more than one God, and its keys are the letters of "La Ilaha Illallah, Muhammad-Ur-Rasulallah." 2. The messenger who warned his people is the ant who, when Solomon's army was passing by, said to his people, " Enter your houses so that the army may not stamp you out (without intention)". So God states in the Holy Qur'an, "Until they came to the valley of the Ants, said an ant (addressing the other ants of the valley) O" you ants' enter into your dwellings, so that Solomon and his hosts may not crush you while they know it not". (27:18) 3. The five beings that were not born of ovaries are: Adam, Eve, the staff of Moses which used to change into a python, the camel of Saleh, and the sheep of Ibrahim (which was sent by God to become a ransom of the life of Ibrahim's son Ismael). 4. One is God who has no partners, two are Adam and Eve, three are the substances ( i.e. non-living matter, plants and animals), four are the Heavenly books: Torah of Moses, Bible of Jesus, Zubur of Dawood and the Qur'an of Muhammad (S). Five are the daily prayers. Six are the days of creation of the heavens and earth, as per the verse of the Qur'an: "And indeed We created the heavens and the earth and what is between them two, in six periods and touched us not any fatigue." (Surah 50:38). Seven are the seven heavens, in the light of the Qur'anic Verse: "And we have erected above you the seven strong ones." (78:12) Eight are those angels who bear the heavens, as per the Qur'anic Verse: "And the angels shall be on the side of it; and above them shall bear that day 'Arsh'(the throne of authority). of your Lord, eight of them (69:17) Nine are the nine signs given to Moses as stated by God: "And indeed we gave Moses nine clear signs (miracles); so ask the children of Israel when he came to them, Pharaoh said to him; "Verily I deem you O'Moses one bewitched." (17:101). Ten are the ten days, i.e. God had promised Moses that he would stay on the mountain of Toor for thirty days, and later added ten more days to this duration, as it is stated in the Qur'an. "And we made an appointment with Moses for thirty nights and completed it with ten more;" Thus was completed the term of his Lord, forty nights, and (before he went up) Moses said to his brother Aaron: You take my place among my people, act rightly and follow not the path of the mischief-makers." (7:142). Eleven are the brothers of Joseph, son of Jacob, as the Qur'an states, "When said Joseph to his father, O'my father; Verily I did see (dream) eleven stars and the sun and the moon,, I saw them all prostrating to me." (12:4). Twelve are the Twelve water-springs manifested by the staff of Moses, as God states, "And (remember) when Moses sought water for his people; said We, 'Strike the rock with your staff' Then gushed out therefrom twelve springs; each people knew their drinking place; "Eat and drink God's provision, and commit not evil in the earth acting mischievously." (2:60) When the Jewish scholars heard the replies of 'Ali (as) they said, "We bear witness that there is no god but Allah and that Muhammad (S) is His Messenger and 'Ali (as) is the "Wasi" and successor of the Messenger of God as Aaron was the Wasi of Moses. They all embraced Islam, went back to their tribe and converted all of them to Islam.(Kaukabe Durri). After the death of Osman the 3rd Caliph 'Ali (as) was elected by the overwhelming majority of Muslims as the 4th Caliph. He was reluctant to accept the office of the caliph but when pushed by the majority , accepted it by saying that he was taking the reins of worldly authority only to bring back the Ummah of the Prophet on the Right Path, though the value of this worldly khilafat is less than the sneeze of a goat. His position as an Imam and guide was already established during the period of three earlier khulafa, with worldly power he began the daunting task of establishing the type of rule the Messenger of God had established during his time. Imam Bukhari mentioned in his Saheeh that the very first prayers which 'Ali (as) led in the mosque of the Prophet as the Caliph, many companions of the prophet said that "today we have prayed as the Messenger of God used to pray". But during the past 25 years many companions of the Prophet had, due to excessive wealth coming in from the conquest of the foreign lands, changed into the habit of living like feudal lords of the period of Jahiliya of pre-Islamic days. 'Ali (as) as caliph warned them of the dangers of excessive wealth by these words. " Beware of the intoxication of wealth".(Masudi,Muruj el Zahab). The path of 'Ali (as) was full of thorns and as soon as he tried to establish the austere path of the Messenger of God, he created many enemies. The first and foremost was the Governor of Syria Moawiya ibne Abi Sofian. He persuaded Talha and Zubair,when they were denied the Governorship of various provinces by 'Ali (as) , to start a revolt against 'Ali. (as) Both of them left Madina, arrived in Makka and somehow persuaded bibi Ayesha the widow of the Prophet to start a fight against 'Ali. (as) They left Makka for Basra and assembled an army against 'Ali. (as) . He warned them of the dangers of war against the caliph upon whose hand they had taken the oath of allegiance, but persuasion from Moawiya and promises of Governorship of various provinces was so strong that they would not hear any advice. 'Ali (as) left Madina in pursuit of these deviants and two Muslim armies faced each other near Basra. When many companions of the Prophet saw this they questioned the validity of this war and cast doubt as to which party was on the right path. 'Ali (as) replied in the most subtle way to these doubters. " Truth cannot be identified from men, find the truth and you will find the deserving person". The battle of Jamal was fought, 'Ali 's army was victorious, both Talha and Zubair were killed by their own men and bibi Ayesha was sent back to Madina under the escort of her brother Muhammad ibne Abibakr. She always repented this venture and asked forgiveness from God. When with the connivance of Moawiya her brother Muhammad ibne abi bakr was killed and his body was put into the body of a dead camel and burnt, she cursed Moawiya five times a day after every prayer, throughout her life.. The Battle of Siffin was also fought due to the deviant action of Moawiya against the Islamic State. Some companions of 'Ali's army deserted him by accepting bribes from Moawiya and due to this deceitful action the battle of Siffin remained indecisive, no one won and no one lost. In the meantime this deviant group which was later named as "Khawarij" meaning deviant, began to spread trouble within the Islamic State by looting and burning villages and killing women and children that 'Ali (as) fought against them and the battle of Nahrwan took place. On the way to Nahrwan 'Ali (as) passed a monastery. An old Christian monk who also claimed to be an astrologer of some repute called out, " O' army of Islam, ask your leader to come to me. Upon hearing this 'Ali (as) turned his horse towards the monastery and approached the monk. Where do you go ask the monk. To fight the enemies of Islam, replied 'Ali (as) . Do not fight now, because at this moment the stars do not favor the Muslims. Wait for a few days when the stars will become favorable for you. 'Ali (as) replied, do you defy Allah for this action we are taking on the orders of Allah and for His Deen. 'Ali (as) said, " since you profess knowledge of the stars, tell me about the movement of such and such star." The old man said, By God, I have never heard the name of this star. 'Ali (as) asked him another question about the skies and when the old man failed to reply said "It is now known that you do not know about the skies. Shall I ask you about the earth? Tell me what is buried beneath your feet at the spot where you stand. I do not know said the old monk, "There is a vessel filled with so many silver coins and the coins bear such and such emblem. How do you know enquired the monk". "By God's grace." said 'Ali (as) . Then 'Ali proceeded to say that in the ensuing fight, less than ten persons of Islamic army would be killed whereas less than ten persons from the opposing army would escape. The old monk listened astonished. As per 'Ali's command, when the earth beneath the feet of the monk was dug, a vessel filled with silver coins was found exactly as described by 'Ali (as) 'Ali (as) proceeded to Nahrwan and in the ensuing fight, the Khawarij were thoroughly defeated. Out of the four thousand men of the Khawarij only nine escaped and only nine men of the Islamic army were killed in this battle. (Rawdhatul Shuhada, Kaukab el Durri ) Returning from the battle 'Ali (as) passed the monastery and when the monk heard the full story he embraced Islam immediately. 'Ali (as) also admonished him about his belief in astrology. He said " do you think you can tell the hour when a man goes out and no evil befall him. Whoever testifies this falsifies the Qur'an and becomes unmindful of Allah in achieving his desired objective and in warding off the undesirable." Then 'Ali (as) addressed to his own soldiers and said "Beware of learning the science of stars except that with which guidance is sought on land or sea, because it leads to divining and an astrologer is a diviner, while a diviner is like the sorcerer, the sorcerer is like the unbeliever and the unbeliever's place is in hell."(Nahjul Balagha) The four years and ten months of the Khilafat of 'Ali (as) has been regarded by many historians as the best example of Islamic State after the Prophet of Islam's death, in spite of the fact that the family of Abu Sofian tried their best to destroy it. Imam Abu Yousuf the famous disciple of Imam Abu Hanifa in his book about the history of Kholafae Rashedun declares above the title of his book that 'Ali's (as) time of Khilafat was the best in the management of the Islamic State and most just. Many European historians mentioned 'Ali's name with love and affection. Carlyle writes in his Heros and Heroworship that" 'Ali had such a personality that he was liked, loved and venerated by everybody. He was the man of excellent character loving and lovable, so intensely brave that if anything stood against his bravery it was consumed as if by fire, yet he was so gentle and kind that he represented the model of a Christian Knight." The famous Egyptian scholar Mohammad Abdoh relates a story about the time of the conquest of Alexandria during the reign of the 2nd caliph. They found a great library there and did not know what to do with it. Orders were issued from Madina that 'if these books are according to the Holy Qur'an, then we do not need them and if they say anything contrary to the Holy Qur'an then we do not want them. Therefore, in any case they ought to be burnt. (Akhbarul Ulama wa Aakhbarul Hukama of Ibne Quftee, pages 232 and 233,Printed Cairo). When 'Ali (as) heard the news of this, he tried to pursuade them to refrain from issuing such order. He told them, "These books are treasures of knowledge and they cannot say anything against the Holy Qur'an. On the contrary the knowledge contained therein would act as commentaries of the Holy Book and would assist and help in further explanations of the knowledge as presented by the Holy Prophet. Knowledge is an asset for human beings and a birth right of man. It should not be destroyed." It was 19th of Ramadan 41 Hijri while 'Ali (as) was leading the morning prayers and was in the second Sajdah of the 2nd Rakaat that Ibne Muljim's sword fell and the life of the greatest warrior saint was taken away to his merciful Lord. The famous christian writer of Lebanon George Jurdaq writes in his books on 'Ali (as) that with this one blow of the sword of Ibne Muljim the world was deprived of the person who, if had lived a few more years would have given the world a system of administration that future generations would have benefited for a long time to come." In fact the letter to his Governor of Egypt Malike Ashter advising him of the "Do's and Don'ts for a successful administration of the State is the hall mark in the annals of history". We can only say that 'Ali's supreme wisdom provides the guidance of a stature that mankind can aspire to. 'Ali (as) injured with the wound from the poisonous sword lived for two days. In these two days he dictated his Will and last testament to his son Hasan (as) which is again a brilliant part of literary history. He advised his eldest son to love God and obey Him and to live for the service of the people in the way of God. "And then do not forget to set apart the best of your time for communion with God, although every moment of yours is for Him, provided it is spent sincerely in the service of your people." 'Ali's (as) sermons, collected by Sayyid Razi in the 4th century (AH) are the examples of the most brilliant piece of Arabic literature that after the Holy Qur'an and the authentic Hadith of the Prophet of Islam, ever produced. What Sayyid Razi could compile in Nahjul Balagha does not contain all the Sermons, letters and sayings of 'Ali (as) . Masoodi (d.346) in his famous book of history Muruj-al-Zahab says that the only Sermons of 'Ali, (as) which have been preserved by various people, number more than 480. These were extempore orations, people have copied them from one another and compiled them in the book forms' they have cited them and quoted passages from them in their books. The famous companion and pupil of 'Ali (as) Hasan al Basri had made such arrangements that one of his own friends would memorize the sermons delivered in the mosque of Kufa and relate the same in the next Friday prayer in Basra. This shows the deep interest people of his own time had in these sermons and sayings. Apparently out of these 480 sermons some were lost and Sayyid Razi could lay hands on only 245 sermons. Besides them he has collected about 75 letters and 489 sayings. Almost every one of the sermons, sayings and letters collected in Nahjul Balagha is to be found books of authors who died long before Sayyid Raza was even born. Here we quote a few selected sayings of 'Ali (as) from Nahjul Balagha, The numbers given as they appear in the English translation by Sayyid 'Ali Raza from Pakistan. 1. During civil disturbance be like an adolescent camel that has neither a back strong enough for riding nor udders for milking."( 1, page 568) 2. He who adopts greed as a habit devalues himself, he who discloses his hardship agrees to humiliation, and he who allows his tongue to overpower his Nafs debases the Nafs.(2 page 569) 5. Knowledge is a venerable estate, good manners are new dresses and thinking is a clear mirror. ( 5, page 569) 7. Charity is an effective cure, and actions of people in their present life will be before their eyes in the next life.( 7, page 570) 10.Meet people in such a manner that if you die they should weep for you and if you live they should long for you.( 10, page 571) 27." Keep walking in your sickness as long as you can."(27, page 576)-A simple cure through exercise and ignoring the sickness as much as possible) 31. Faith stands on four supports: on endurance, conviction, justice and Jihad.(31 page 576) 40. The tongue of the wiseman is behind his heart and the heart of the fool is behind his tongue.(40 page 579) 45. Even if I strike the nose of a believer with this sword for hating me, he will not hate me, and even if I pile all the wealth of the world before a hypocrite for loving me he will not love. This is because it is pronounced by the tongue of the beloved Prophet. O''Ali, a believer will never hate you and a hypocrite (Muslim) will never love you.( 45 page 580) 54. There is no wealth like wisdom, no destitution like ignorance, no inheritance like refinement and no support like consultation.(54 page 584) 64. The people of the world are like travelers who are being carried while asleep. 64, page 584) 67. Do not feel ashamed for giving little, because refusal is smaller than that.( 67, page 584) 90. The perfect jurist of Islam is he who does not let people lose hope from the mercy of Allah, does not make him despondent of Allah's kindness and does not make him feel safe from Allah's punishment.( 90 page 589) 117. Two categories of persons will face ruin on account of me; he who loves me with exaggeration and he who hates me intensely. (117 page 594) 146. Protect your belief by charity, guard your wealth by paying Allah's share, and ward off the waves of calamity by praying.(146 page 600) 334. Beware of disobeying Allah in solitude, for the witness is also the judge.(334. page 648) The famous French historian and Orientalist Gabriel Enkiri writes in his famous book 'Le chevalier de Islam', In the extremely superfine, grand and noble character of 'Ali, there were two traits which, it is difficult to believe that can be united in one man. Besides 'Ali, history cannot show any other man who has displayed these two qualities at one and the same time, and each one, in such a marked way that none can surpass him. 1. He was the greatest marshal of his time (even of all time) and , 2. He was the wisest man who could explain and expound religion, philosophy, science, sociology and ethics, in a style which was not and which cannot be improved; what is more, he was such a great speaker that his speeches enchant you even fourteen centuries after his death". Read the book called Nahjul Balagha and find out yourself. Battle of Honain Designation of 'Ali as successor to the Prophet ‹ The Story of Hazrat Fatima (sa), daughter of the Holy ProphetupThe Second Imam, al-Hasan (as) ›
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:58PM  

    abu adam - Social Mention
     
     
     
    The First Imam, 'Ali (as) Ibn Abu Talib It was Friday 13th of Rajab 30 Amulfeel Hazrat Fatima binte Asad, the wife of Hazrat Abu Talib entered the precincts of the Kaaba and prayed to Allah saying O'my protector ease my pain.'All of a sudden the wall of the Kaaba opened up and she, as if by some unseen force went inside the Kaaba and the wall closed. 'Ali (as) the youngest son of Abu Talib was born inside the Holy Kaaba. She stayed inside for three days. On the 3rd day she came out through the door and Muhammad was waiting outside. She told Muhammad (S) that the boy had not taken any milk. Muhammad gave him the first feed from his mouth and afterwards asked his uncle Abu Talib that he wished to adopt the baby. 'Ali entered the house of Muhammad from the very first day of his birth. 'Ali's mother Fatima binte Assad Also lived there who looked after his own son as well as Muhammad (S) so much so that later the Holy Prophet used to say that she was like his own mother. Shah Waliullah, Mohadith-e-Dehlvi writes in the book "Izalatul Kholafa" giving reference from Imam Hakim in his Mustadrak Part 3, Page 483. Qud Tawatarul Akhbar Inna Fatimah Binte Asad woledat Aliyan Fi Jaufil Kaaba". Another writer of the old school Sibtel Jauzi in his book Tazkeratul Khawas ul Umma, page 7 mentions the same fact that 'Ali was born inside the Kaaba. Khawja Moinuddin Chishti Ajmeri mentions this fact in his famous Quartet saying that when 'Ali was born inside the kaaba the Sky and the earth was filled with a light and Angel Gabriel announced that a child was born in the house of God. Maulana Rumi in his Mathnawi writes, " O'one who travels to Najef to visit the tomb of 'Ali must know the fact that the pearl of the Kaaba lies there to give us security because of our intense love for him." Masoodi the famous historian writes in his book of history Muruj el Zahab, that 'Ali was born inside the Kaaba on the orders of Muhammad the Messenger of God. It was after the adoption of 'Ali (as) that he lived with the Holy Prophet in his house. Wherever Muhammad (S) went 'Ali (as) was with him all the time. Even in the Mountain of Hira when Muhammad (S)went for meditation 'Ali (as) went with him most of the time. Sometimes they stayed on the mountain for 3 or 4 days. Sometimes 'Ali (as) took his food there. In Nahjul Balagha 'Ali (as) said that " I used to go with the Holy Prophet like the baby camel goes with his mother." Some historians try to show that when Muhammad (S) declared his prophet hood 'Ali (as) was the first among male children who accepted Islam. The implication here is that both Muhammad (S) and 'Ali (as) were non -believers before this declaration. This is against the Qur'anic verdict which says that Ibrahim was a Muslim and he taught his children to be Muslims so that when the Prophet was born among the descendants of Ibrahim through the line of Ismael he was born a Muslim and so was 'Ali. The correct thing to say would be that when Muhammad (S)declared his prophet hood openly 'Ali (as) immediately adhered to the declaration without hesitation. The three persons seen in prayers in the Kaaba were Muhammad, Khadija and 'Ali before anyone else accepted Islam. For 3 years young and poor persons of Makka were accepting Islam secretly. The first open declaration came when the Qora'nic verse tells the Prophet to "come out openly and warn the people of your own clan." Invitations were sent to leaders of the Banu Hashim to come to the house of Muhammad (S)for Dinner. Forty of them came, ate food and then heard Muhammad (S)about his mission of ' No god but Allah and Muhammad (S) as the messenger of Allah and whoever offers his help to propagate this religion will be his deputy and successor. No one stood up except 'Ali (as) . After announcing this 3 times Muhammad (S) declared that 'Ali (as) will be his deputy to his mission and will be his successor after him. People thought it as a joke that a 13 year old boy was to be a deputy of this prophetic mission. Even Abu Lahab jokingly told Abu Talib, go and obey your son to which AbuTalib smilingly accepted. 'Ali (as) promised to help Muhammad (S) in his mission and kept this promise all his life. The next thing which we see in the life of 'Ali (as) is the reflection of this promise he gave at this place in front of the leaders of the Quraish. We see 'Ali (as) protecting Muhammad (S) from the abuses of the enemies of Islam. When Muhammad (S)went to Taif a nearby town to preach Islam children of Taif hurled stones and it was 'Ali (as) who protected the Prophet and drove the stone throwing children away from the Prophet. As a youth 'Ali (as) was strongly built, strong arms, wide chest and a very strong brave and shining face. Children of his age and even older to him were frightened of him and whenever they tried to mock the Prophet, they always ran away when they saw 'Ali (as) standing by for protection. Time passed and hostility of the Quraish increased so much so that Muhammad (S) was ordered by Allah to leave Makka. 'Ali (as) slept on Muhammad's bed without hesitation and when the non-believers entered the house of Muhammad (S) to kill, they found 'Ali (as) who was not afraid at all at the site of 40 swordsmen entering the house. When they questioned 'Ali: "where is Muhammad" he bravely replied, did you leave him in my custody? When after 3 days of Muhammad's departure 'Ali returned all the goods entrusted to Muhammad to their owners, he set out to leave Makka for Madina with the rest of the family. 'Ali (as) had with him his mother Fatima binte Asad, His aunt, the wife of Hamza, and Fatima, the daughter of Muhammad (S) and many other ladies. Non-believers of Makka tried to stop 'Ali (as) from his departure but 'Ali (as) fought back, drove the infidels away and safely reached Madina. Muhammad (S) was waiting for the family outside the precincts of the town. He entered the city with 'Ali (as) and the rest of the family. The Holy Prophet created a bond of brotherhood between the Muslims, making 'Ali (as) as his Muslim brother saying O''Ali, you are my brother in this world as well as in the next. Once the family settled in the newly adopted city of Madina their first task was to complete the mosque around which their houses were also built. 'Ali initially stayed with his mother but when he married Fatima the daughter of the Prophet he was given a house next to the Prophet by the side of the mosque. He had been betrothed to her several days before the battle of Badr. But the marriage was celebrated three months later. 'Ali was about 23 years old and Fatima was 18. This was most happy and celebrated marriage. The distinctiveness of their respective characters blended so well with each other that they never quarreled and complained of one another and led a happy and most contended life. Materially the couple did not possess much, spiritually they were at the highest level of assent. They had no worries if they go hungry or their clothes had patches. They would be more concerned if an orphan goes away from their door without receiving any food. History records 'Ali's life in Madina with the Holy Prophet for the next ten years as the busiest in defending Islam against the attackers from Makka. 'Ali (as) was always the standard bearer of the Flag of Islam in all such battles and his bravery became legendary. Ibne Abil Hadid, the Motazelli commentator of Nahjul Balagha says that: 'Ali (as) had a personality in which opposite characteristics had so gathered that it was difficult to believe a human mind could manifest such a combination. He was the bravest man that history could cite and such brave men are always hard hearted, cruel and eager to shed blood. On the contrary 'Ali was kind, sympathetic, responsive and warmhearted person, qualities quite contrary to the other phase of his character and more suited to pious and God fearing persons.'Ali's bravery and piety both became legendry. Life in Madina while the Holy Prophet was alive was the busiest for 'Ali. But he remembers these times as the best times of his life. He says in Nahjul Balagha 'Life with my brother was a life of ease and happiness.' The battles of Badr, Ohud, Khandaq and Khyber were fought in the defense if Islam and won on the hands of 'Ali (as) . He was not only the standard bearer of the Flag of Islam in these battles, but always led the forces of Islam against Kufr and came out victorious. Khyber was the climax of these battles when 'Ali's victory brought prosperity in the Muslim ranks. Ayesha the wife of the Prophet said once that until the victory of Khyber we in the house of the Prophet spent days without food. It was only after Khyber that life at home became a little easier. Thus 'Ali (as) brought an end to the hostilities of Quraish in three encounters of Badr, Ohud and Khandaq. Their best warriors were killed, their unity against Islam was crushed, their pride was humiliated and their prestige before Arab clans was lowered by him and by him alone. Khyber saw an end to the hegemony of Jews in Arabia at the hands of 'Ali (as) . The peace agreement of Hodaibiya was written by 'Ali (as) and at the time of the peaceful victory at Makka, the idols of the Kaaba were demolished by the Holy Prophet with the help of 'Ali (as) .Details of these battles were shown in the life of the Prophet. Battle of Honain The Victory of Makka brought many non believers into the fold of Islam. Broadly speaking there were three types who embraced Islam. Fear, greed and the true understanding of Islam and its principles. Some of the Makkans became Muslims for fear of their lives, they were afraid that the Prophet would kill them, others were simply frightened that the Holy Prophet with the help of Angel Gabriel would bring the wrath of God on them. Then there was greed that Islam was now victorious, so if they joined in the good life would be theirs for free. Very few of them truly understood Islam and accepted it as a true faith. The Test of their true faith came immediately after the fall of Makka while Muslims were still in the sweet pleasure of this bloodless victory, that various tribes outside Makka gathered an army of 20,000 in Taif to fight the Muslims. The hostile tribes decided to attack at a vantage point at Hunain and selected two prominent places where they concealed their archers. The Muslims were proud of their success in Makka, but their behavior during the encounter was timorous and cowardly. The Qur'an tells us this in (9:9): "God came to your help on so many occasions, on the day of Honain, your vanity in the number of your soldiers and your arrogance did not prove any avail to you, you were badly defeated and could not find any place of shelter, you started running away without shame." This encounter took place in the month of Shawwal 8th Hijri (Jan 630 AD). When the Muslim army marched towards the place where archers were concealed the enemy opened the campaign with such a severe onslaught that the Muslim army could not stand it. Their assault was fierce and confusion in the Muslim ranks made the archers bolder and they came nearer and attacked from both flanks and from the front. The Muslims could not stand the attack and started running without putting any resistance and where not concerned to leave the Prophet alone, (see Saheeh Bukhari). The first battalion to run was the one in the command of Khalid ibne Waleed(Rauzathus Safa vol II page 137) This was followed by such a disorderly and tumultuous flight that only 10 people were left out of an army of 15,000 with the Holy Prophet. Eight of them were of Bani Hashim,(.Abbas, two of his sons, 'Ali and three other cousins of the Holy Prophet) Abbas was shouting to the Muslims to come back, reminding them of the oath of allegiance taken and promises made, but it was to no avail. Those who accepted Islam for greed , wealth and power were not willing to risk their lives. Many of them who had carefully hidden their enmity from the rising power were happy at the defeat. They gathered round Abu Sofian, started congratulating him and saying, "The magical circle of the lying Prophet is broken," They were praying for the return of Polytheism. 1. Once again it fell to the lot of 'Ali (as) to save the Holy Prophet and the Islam. Armies of Bani Hawaazen and Banu Saqeef under cover of their archers were rushing the hillock and were getting ready for a fierce onslaught. 'Ali (as) divided the small band of faithful true Muslims in three divisions; to Abdullah Ibne Masood, Abbas ibne Abdul Muttalib and Abu bin Harris has assigned the duty of protecting the Holy Prophet, to three he ordered to guard the rear and he himself faced the onslaught with only three warriors with him. He fought, wounded at many places, but continued fighting when he faced the commander of the hostile army, Abu Jerdal in hand to hand fight and killed him with one stroke of his sword. He alone killed over 30 of the enemy and with this bravery his aids also fought bravely and enemy was defeated. The day was saved, the commander of the enemy's army was killed, their ranks were broken they had no courage to face 'Ali (as) and they started retreating. The sight of the powerful army in retreat, made the fleeing Muslims bold and they came back as victory was won for them 2. The defensive battles were over and the peaceful spread of Islam began. 'Ali (as) was again in the forefront. He brought the whole tribe of Bani Hamdan to Islam by preaching . Similarly when he was sent to Yemen he brought the whole country in to the fold of Islam by his sermons. This news so pleased the Holy Prophet that he bowed down in Sajdah to thank God three times and said loudly, peace be to Bani Hamdan and to 'Ali. Again in the year 10th of Hijra 'Ali's sermon and preaching proved so effective that the whole province embraced Islam as one man. In the 9th year of Hijra the famous event of Mobahela took place. Najran was a city in the province of Yemen. It was the center of Christian Missionary activities in southern Arabia. The Holy Prophet had written to the Chief Priest of the City to realize the blessings of Islam. In reply he wrote that he personally would like to discuss the teachings of this new religion. His name was Haris. He was invited and came with a group of 14 priests. These priests as guest of the Holy Prophet. Long discussions took place during the course of 4 days of their stay in Madina. When Sunday came the Chief priest wanted to go out of the city to have their Sunday Service. Prophet Islam said that they all have permission to conduct their religious service inside the mosque of the Prophet which they happily did. Long discussions continued about monotheism verses trinity and it was realized that these priests were not open minded, on the contrary they were prejudiced against monotheism. The Almighty Lord ordered the Holy Prophet to explain to that: "Verily Jesus is as Adam in the sight of God. He created Adam from dust. He said unto him, Be, and he was. This is truth from thy Lord. be not therefore one of those who doubt, and whoever shall dispute thee, say unto them, "come let us call together our sons and your sons, our women and your women, our Selves and your Selves, then let us make imprecations and lay the curse of God upon those who lie." (3:61) According to Bibi Ayesha when the above verse was revealed to the Apostle of God, he called 'Ali, Fatima, Hasan and Husayn and said, "Lord, this is my family (Ahlul Bayt). The Holy Prophet took this small family with them to the open land outside the city where they all assembled to bring the curse of God on those who lie. When the Chief priest saw these faces, he told his companions that he was looking at the faces that if they call the mountain, the

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:49AM  

    IHED - Social Mention
     
     
     
    Confession # 351 hiiii I am a IHE clg grl, my nam is ma***a mai sirf itna kehna chahti hu ki is page pe Sahil Kewl Rules hai jo ki,tu sunle or apni harkto se baaz aaja, grls confessions per comment karna band kar de ..... verna hath pair tudvaa dungi ..Identity: shakal choro jesi and bihari sa lagta hai and kabhi kabhi college ke bahar bike le kar ghumta rhta hai
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=195271593956952&v=wall&story_fbid=251796508304460
    Nov 20th 2013, 11:21
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/Dqccd

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:49AM  

    koran infostand - Social Mention
     
     
     
    I Cooked & Smuggled Ammunition For Boko Haram – Female Victim Reveals [MUGSHOT]
    http://freaknaija.com/?p=21362
    Nov 19th 2013, 06:31
     
    According to reports, a new tactic is being employed by members of the Boko Haram sect; they are kidnapping Christian women and turning them into "wives." One of such [&#8230;]
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/JDSJcd

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out

Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen
Nov 20th 2013, 20:24, by Nahsaka Lasbhan

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:10AM  

    al-ansar - Social Mention
     
     
     
    (Untitled)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=128785020529732&v=wall&story_fbid=560825920658971
    Nov 20th 2013, 09:22
     
    The Emigration to Al-Madinah:When the Muslims received authorization from Muhammad (pbuh) to emigrate to Al-Madinah, they began to flee in droves under the cover of night for fear that they might be discovered by Quraish. Those who fled Makkah were from that day forward named "Al-Muhajireen" (The Emigrators). When they departed from Makkah they left behind all of their wealth, their livestock, and their homes. The people of Quraish wasted no time in claiming this property and their zeal in amassing their newfound wealth helped to occupy them from setting out in pursuit of the Muslims who had fled with only the clothes on their backs, enough provisions for their trip, and an undying love of God burning brightly in their hearts.Although the Muslims had forsaken all of their worldly possessions to the people of Quraish, still, this did not prevent many of them from being captured and tormented by Quraish.Hind the daughter of Abi-Umayya Huthaifah ibn Al-Mugeerah Al-Qurasiyya Al-Makhzoomiyya (more popularly known as Um-Salama) was one such victim. She was married at the time to Abdullah ibn Abdulasad, one of the first ten converts to Islam. They had a son named Salama. Upon receiving the authorization to emigrate to Al-Madinah, Abdullah collected some provisions, placed his wife and son on the back of their camel and set out for Al-Madinah.As they reached the outskirts of the city some of the men of the tribe of Makhzoom (the tribe of Um-Salama), saw them. They came running and said: "Although we may be powerless to stop you, still, you shall not be allowed to take our daughter and travel throughout the land with her," and they wrenched the reins of the camel from his hands.As this was going on, a group of men from the tribe of Um-Salama's husband Abdullah, the tribe of Abdulasad, became enraged by this display and shouted: "By God, if you take her you shall not take his son, the son of our tribe" and they wrenched the boy away. Both tribes then began to pull on the boy until they dislocated his arm. Finally, the tribe of Makhzoom took Um-Salama and the tribe of Abdulasad took her son Salama, and they both left Abdullah with no recourse but to flee to Yethrib alone.After that, Um-Salama would go out every day to the edge of the city and weep over the loss of her son and her husband until well into the night. This continued for about a year until the tribes finally had mercy upon her, returned her child to her and allowed them to catch up with her husband.Another example is that of Suhaib Al-Roomi of the Arab tribe of Numair. As a child he had been taken captive by the Romans in one of their raids on the city of Al-Thani in Iraq. After spending many years as a slave in the service of the Roman nobles he escaped and returned to Arabia. He came to Makkah as an emigrant barely remembering a single word of Arabic. Due to his heavy accent and his bright red hair he was given the nick-name of "Al-Roomi" (The Roman). Suhaib spent many years in Makkah bartering and trading, and eventually he managed to amass substantial wealth. During his stay in Rome, Suhaib had once heard a Christian priest commenting to a Roman noble that the time was near when a final prophet of God would be coming from the land of Arabia and would confirm the message of Jesus (see chapter 6). When Suhaib later heard of Muhammad's message he inquired after him and ultimately, he accepted Islam.When Muhammad (pbuh) authorized the emigration to Al-Madinah Suhaib collected his belongings, and set out for Al-Madinah. However, the nobles of Quraish had heard of his intentions and prevented him from leaving the city. They then set up a continuous guard to ensure that he would not leave the city, nevertheless, through his cunning he later managed to elude them and leave.It was not long after that Quraish learned that Suhaib had tricked them and escaped, so they sent out their best riders on their fastest horses in heated pursuit of him. Somewhere along the road to Al-Madinah they caught up with him. Upon seeing them Suhaib dismounted, pulled out his bow and arrows and called to them: "O people of Quraish. By Allah, you know that I am a very skilled archer. By Allah, you shall not reach me until I kill with each arrow in my quiver a man among you, and then I shall smite you with my sword until it falls from my hand."The detachment of Quraish replied: "You came to us as a lowly emigrant with no money. Now that you have prospered by way of us you wish to leave? By Allah, we shall not allow you to leave with your life and your wealth!" Whereupon Suhaib replied: "If I were to deliver my wealth to you, will you let me be?" They replied "Yes." So Suhaib revealed to them the location where his wealth was buried and they retrieved it and let him go.When Suhaib reached Quba (a city located two miles from Al-Madinah), Muhammad (pbuh) saw him and hastened to greet him saying: "You have indeed prospered in your trade O father of Yahya, you have indeed prospered in your trade."When Suhaib heard these words he replied: "By Allah, no one has beat me to you [with this news]. You have not been informed of it except by way of [the angel] Gabriel."All of the Muslims in Makkah emigrated in secret and under the cover of night out of fear of the persecution of Quraish. All, that is, except Umar ibn Al-Khattab. Umar was a powerful man and greatly respected by Quraish. He was ambidextrous and highly skilled in matters of war. When he resolved to emigrate he stood up in the middle of the holy mosque in Makkah in front of it's nobles and proclaimed: "I have resolved to emigrate. Let he who wishes his parents to lose their child or wishes to make his children orphans, let him meet me behind this hill," and he departed. Of course, no one followed him.After Muhammad (pbuh) authorized the Muslims to emigrate to Al-Madinah, all able bodied Muslims departed until there was no one left behind except himself, his close friend Abu-Bakr, his cousin Ali, and those who had been persecuted and imprisoned.When Quraish saw that Muhammad (pbuh) had found a strong ally and a tribe that would protect him and his followers from their persecution they began to fear that he might leave and join them. They decided that extreme measures were necessitated in order to prevent this from happening. It was time for Muhammad to die.The nobles of Quraish met in "Dar-Alnadwa" and plotted as to how they shall execute this deed. They decided that the best strategy was to choose a young and capable representative from each of their tribes and to dispatch these representatives to his home. They would all then strike Muhammad (pbuh) with their swords simultaneously such that his blood would be distributed between all of the tribes. In this manner, the children of AbdulManaf would not be able to take vengeance against all of the tribes of Quraish combined.Gabriel visited Muhammad (pbuh) and informed him of this plot, so Muhammad requested from his cousin Ali that he take his place in his bed and he informed him of this plot. He consoled him not to worry, no harm shall befall him.When the young men of Quraish collected outside Muhammad's home, Allah momentarily took away their sight. Muhammad (pbuh) then scooped up a handful of dust, sprinkled it upon their heads, and then departed. As he did this he read the first verses of Yaseen(36):"YaSeen. By the Qur'an full of Wisdom, Truly you [O Muhammad] are one of the messengers. On a straight path. [This is] a Revelation sent down by the All-Mighty, the Most Merciful, that you may warn a people that which their forefathers were warned, but they are heedless"until he reached the verse "And We have set a barrier before them and a barrier behind them, and [thus] we have covered them so that they see not."A man then passed by them and said "what are you waiting for here?"They replied "For Muhammad" He responded "He has already departed and left dust on your heads." They then placed their hands upon their heads and found the dust. So they peered inside the house and saw Ali in the bed and thought he was Muhammad The next morning Ali got up out of the bed and they realized that Muhammad (pbuh) had indeed escaped just as that man had told them. They quickly set out in his pursuit.Muhammad (pbuh) set out with Abu-Bakr towards Yethrib. When the two reached the cave of Thor at the edge of Makkah, Abu Bakr said: "Wait O messenger of Allah while I inspect it [for dangerous creatures]."Once he had inspected it he asked Muhammad (pbuh) to enter. While they were inside the cave, the dispatchment of Quraish reached them. As they walked about all around the cave Abu Bakr became terrified and said: "O Messenger of Allah, if one of them were but to look beneath his feet he would see us." Muhammad (pbuh) turned to him and said:"O Abu Bakr, what shall you think of two [men] the third of whom is God? [through guidance and protection]"In this regard the following verses were later revealed:"If you help him not [it matters not], for Allah helped him when those who disbelieved drove him forth, the second of two; when they two were in the cave, when he said unto his comrade: Grieve not. Verily! Allah is with us. Then Allah caused His peace of reassurance to descend upon him and supported him with troops you did not see, and made the word of those who disbelieved the nethermost, while Allah's Word is the highest. For Allah is Exalted in Might, Wise."The noble Qur'an, Al-Tawba(9):40Muhammad (pbuh) and Abu-Bakr remained inside the cave for three days while Abdullah the son of Abu-Bakr brought them news of the plotting of Quraish. His daughter, Asma, would also bring them food every day. After three days, they took a guide by the name of Abdullah ibn Arqat and set out for Makkah. At times Abu-Bakr would walk behind Muhammad (pbuh) and at others he would walk in front of him. Finally, Muhammad (pbuh) asked him about that and Abu-Bakr explained that at times he would fear that an attack would come at Muhammad from behind, so he would walk behind Muhammad (pbuh) to protect him. At other times he would fear an attack from in front of them so he would walk in front of him for the same reason.When Quraish realized that Muhammad (pbuh) had eluded they announced a reward of one hundred camels for anyone who would capture him and return him to them. Suraqa ibn Malik ibn Ju'ushum heard of this reward and set out in pursuit of Muhammad (pbuh).Suraqa was a skilled tracker and Muhammad (pbuh) and Abu Bakr had spent three days in the cave before departing, eventually he caught up with them. However, as he began to close in on them his horse tripped and fell. He then got up and mounted his horse, and again it tripped and fell. When this happened a third time his horse began to sink into the ground and a strong wind began to blow. When Suraqa saw this he realized that he would not be allowed to capture them. So he called out to them: "I am Suraqa ibn Ju'ushum. Will you allow me to speak to you? By Allah, I promise not to harm you" They asked him what he wanted and he replied: "I want you to write a pact for me that shall be a sign between me and you." Muhammad (pbuh) commanded that this pack be written and Suraqa took it and left. As he departed, Muhammad said to him:"conceal our location" and they parted ways.Suraqa never spoke to anyone about what had happened until many years later, after the Muslims captured Makkah. At that point, Suraqa returned to Muhammad (pbuh) with the pact in his hand and embraced Islam.When Muhammad (pbuh) drew near Al-Madinah, he came upon the city of Quba (two miles away from Al-Madinah). Ever since the beginning of the emigration of the Muslims to Al-Madinah, the citizens of the city had been waiting with the utmost anticipation for his arrival. They had received word that he had left Makkah and was en route to them. Every day a party of them would go out to the outskirts of the city at daybreak and look for him, they would stay there waiting for him until the midday heat would force them indoors.Muhammad (pbuh) and Abu Bakr first arrived on Monday the 12th of Safar (the third lunar month). Muhammad was fifty three years old at the time. When they arrived the citizens had already returned home for the afternoon. The first person to see him called out at the top of his lungs announcing his arrival.Muhammad (pbuh) and Abu Bakr were men of similar age. Most of the citizens of Al-Madinah had never seen Muhammad (pbuh) in person, so they could not tell which one was him. When Abu Bakr realized this he stood over Muhammad (pbuh) and shaded him with his coat whereupon the people recognized Muhammad (pbuh).It is estimated that about five hundred people greeted them on that day and the people clamored on the roof tops trying to get a glimpse of him and crying: "Which one is him? Which one is him?" while the children and the slaves filled the streets shouting "God is great! God's messenger has come! God is great! Muhammad has arrived!"The people then joined together in singing: The full moon (Muhammad) has risen upon usFrom the direction of "Thaniyyat al-Wada'a"And all thanks [to Allah] is incumbent upon usSo long as a caller calls to AllahO you who were sent among usYou have come with a heeded commandYou have brought favor upon the cityWelcome, O best of callers Fig. 10 The Mosque of Quba. The first Mosque built in Islam. Here it has been expanded greatly since it's simple beginnings at the time of Muhammad (pbuh)Muhammad (pbuh) remained in Quba four days. During his stay he laid the foundations for the first masjid (mosque) to be built in Islam, the masjid of Quba. After these four days he departed on Friday and prayed the Friday (congregational) prayer in Bani Salim ibn Ouf.When Muhammad (pbuh) entered the city of Al-Madinah all of it's people vied for the honor of having him as their guest in their home and they would call to him: "stay with us and under our protection." Some of the people would also take hold of his camel's reins in order to guide it to their homes. However, each time Muhammad (pbuh) would respond to them with the words: "Leave it (my camel) be, for it has been commanded [where to go]"Muhammad (pbuh) released the reins of his camel and allowed it to roam freely. The people all followed the camel through the city hoping against hope that it might stop at their home. Each time it would come upon one of their homes it's owner's heart would soar; perhaps I shall be the one. And each time it passed by a home their hearts would plummet, for they had lost the honor of the best of guests, the messenger of God. Finally the camel of Muhammad (pbuh) came to a stop and sat down at a location in the city where the Masjid of the Prophet stands today.The nearest home to that location was the home of Khalid the son of Zaid Al-Najjari Al-Khuza'i, more popularly known as Abu-Ayyoob. Abu Ayyoob carried Muhammad's belongings into his home, cleared out the top (second) floor for him and left the bottom floor for himself and his wife. He did this out of respect for the messenger of Allah so that he would not reside above him. Muhammad (pbuh), however, objected and told him that he received many visitors each day and he feared that they would cause Abu-Ayyoob distress by passing back and forth to reach him. Abu-Ayyoob finally consented and took the top floor. However, a few nights later Abu-Ayyoob accidentally struck a jar of water during the night and spilled it all over the floor. He and his wife hastened to soak it up with their sheets fearing that it might leak through and drip on Muhammad (pbuh). In the morning Abu Ayyoob pleaded with Muhammad to allow him to take the lower floor and Muhammad (pbuh) consented.The land that Muhammad's camel had come to a stop upon was at that time owned by two orphans from Banu Al-Najjar

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:35AM  

    sharia - Social Mention
     
     
     
    Sarawak & Sabah's Christian Concern Raised In UK Parliament
    http://hornbillunleashed.wordpress.com/2013/11/19/53264/
    Nov 18th 2013, 16:13
     
    Charles will become 'Head' of the Anglican Church, but he doesn't write the sermons or run the government at the same time! This weekend the government religious department, Jakim, which operates out of the Prime Minister's own office, issued a sermon to be read in all mosques condemning "liberal forces" on the internet, which it alleged were plotting to undermine Islam.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/fmPW1b

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:49PM  

    Al Qawlu Qawlu Sawarims Facebook-Pinnwand
     
    Al Qawlu Qawlu Sawarims Facebook-Pinnwand
     
    Der Prophet salAllahu aleyhi wa sallam hat gesagt: "Kein Mißgeschick betrifft de...
    http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=221226111335023&id=193606614096973
    Nov 20th 2013, 13:45
     
    Der Prophet salAllahu aleyhi wa sallam hat gesagt: "Kein Mißgeschick betrifft den Muslim, keine Krankheit, kein Kummer, kein Schaden, kein Gram, nicht einmal ein Dorn sticht ihn, ohne daß Allah damit etwas von seinen Sünden auslöscht." (Abu Said, Abu Huraira; Buchari, Muslim)
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/cns5X0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:42PM  

    Abu Abdullah - Social Mention
     
     
     
    Suicide blasts hit Iran embassy in Lebanon
    http://ct.moreover.com/ct?haid=885c44d67751e73d1384881680325ac26f9bc7ad24519&co=f000000013912s-1248979088
    Nov 19th 2013, 17:21
     
    Newstalk ZB - Found 1 hour agoThe blasts were claimed by the Abdullah Azzam Brigades, a jihadist ... were at school," said Farah, a woman in her 30s. Abu Ahmad, the owner of a WorldViews: Will Syria's civil war spread to Lebanon? The case for ... - Washington Post 23 dead in blast near Iran's Beirut embassy - CNN Blasts near Iran Embassy kills 23 - CNN Iranian Embassy Bombing Could Affect Syria Conflict - Time Explore All CNN
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/b8dhV2

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:45AM  

    allahuakbar - Social Mention
     
     
     
    Subhanallah..Allahuakbar..menitis air mata menyaksikan video ini krn diri ini juga seorang ibu..satu kemuliaan utk ibumu ahmad ammar..sungguh..betapa untungnya ibumu yg dipilih Allah utk mengandung serta melahirkanmu..sungguh..mulianya kamu krn dipilih Allah utk syahid dan d semadikan d klgn para syuhada'..syurga buatmu..Al Fatihah utkmu Ahmad Ammar..
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000411317459&v=wall&story_fbid=686753434681694
    Nov 20th 2013, 09:33
     
    Video ini telah ditayangkan dalam program "APABILA AMMAR BERTEMU BIDADARINYA : PERKONGSIAN & HARAPAN" pada 17 November 2013 di Masjid Asy-Syakirin KLCC. Vide...
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/nPTL6l

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:39PM  

    kafir - Social Mention
     
     
     
    Allah tdk membebani seseorg melainkan sesuai dgn kesanggupanx. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yg dikerjakanx dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yg diperbuatx. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dgn beban yg berat sagaimana Engkan bebankan kpd org-org sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kpd kami apa yg tdk sanggup kami memikulx. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau-lah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi org-org kafir." (QS: Al-Baqarah 286)
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100002134058980&v=wall&story_fbid=543743312373466
    Nov 20th 2013, 13:34
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/ntXtB2

     

 Abu Adam - Social Mention: Hadith of the Day: Question: Is cosmetic surgery allowed? Assalamu Alaikum wa rahmatullahi wa Barakatuh Thank you for your question. Mutilation of one's body has been clearly prohibited in Islam. Allah Almighty mentions in Surah al-Nisa the words of Shaytan, when he said: "I will mislead them and I will order them to slit the ears of cattle, and to deface the (fair) natural creation of Allah." (4: 119) To deface the fair nature created by Allah, both physically and spiritually is what Shaytan likes and orders to practise. Sayyiduna Abd Allah ibn Mas'ud (Allah be pleased with him) said: "Allah's curse is on those women who practise tattooing and get themselves tattooed, and those who remove hair from their faces, and those who make space between their teeth artificially to beautify themselves. They are such that they change the nature and features created by Allah. Allah's Messenger also cursed such women." (Recorded by Imam al-Bukhari and Imam Muslim in their respective Sahih collections) In view of the above, the jurists (fuqaha) have declared all types of mutilation to one's body to be unlawful (haram) unless when Shariah permits to do so, such as: circumcision, trimming the hair of the body, cutting the nails, etc… or that which is considered an adornment for the body, such as: piercing the ears or the nose, etc. Cosmetic Surgery Cosmetic surgery for the purpose of beautifying oneself is also (in light of the above explanation) impermissible. The body given to us by our creator is a trust (amanah), thus it is unlawful to tamper with it in any way. If one does so, one will be committing the sin of "changing the nature created by Allah" (taghyir khalq Allah). However, if there is a genuine need, for example, a particular organ of the body is severely deformed, the nose is damaged or a child is born with six fingers, etc…, then to perform cosmetic surgery will become permissible. Imam Abu Dawud, Imam Nasa'i and Imam Tirmidhi (Allah have mercy on them) relate in their respective Sunan collections, that a Companion (sahabi) by the name of Arfajah ibn Aswad (Allah be pleased with him) had his nose damaged in the battle of kulab. He replaced it first with silver, and then with a nose made of gold, with the order and consent of the Messenger of Allah (Allah bless him & give him peace). It is stated in al-Fatawa al-Hindiyya: "If one intends to cut off an extra finger, it will be permissible as long as there is no fear of perishing." (4/114) It should be also remarked here that, if cosmetic surgery was carried out due to a genuine reason, then the ablution (wudu) and obligatory bath (ghusl) will be valid by letting the water flow on the surgical area, even though the water does not reach the actual body. (See: Raddal-Muhtar, 1/104) In conclusion, cosmetic and plastic surgery for the purpose of beautifying and adornment is impermissible. However, if there is a genuine need due to something being abnormal or deformed, then there is a dispensation of permissibility. And Allah knows best. Answered by Mufti Muhammad ibn Adam SeekersGuidance Proudly brought to you by SeekersHub Global, more SeekersAnswer can be found at http://www.seekersguidance.org/ans-blog. Earn Amazing Reward Join HOTD Love HOTD Meet the HOTD Imam Ask a Question Asalaam Alaykum! If you want to ask the HOTD Imam a question please click Ask a Question Categories All Discussions325 Angels & Prophets8 Business & Trade12 Death & Burial8 Divorce4 Family10 Female Issues13 Food & Drink7 General33 Islam for Children, Baby Names6 Marriage28 New Muslims2 Personal Grooming17 Prayer54 Quran, Hadith & Dua23 Ramadan & Fasting19 Sex Related Topics18 Society & Culture47 Umrah, & Charity.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 07:55AM  

    Abu Adam - Social Mention
     
     
     
    Hadith of the Day: Question: Is cosmetic surgery allowed? Assalamu Alaikum wa rahmatullahi wa Barakatuh Thank you for your question. Mutilation of one's body has been clearly prohibited in Islam. Allah Almighty mentions in Surah al-Nisa the words of Shaytan, when he said: "I will mislead them and I will order them to slit the ears of cattle, and to deface the (fair) natural creation of Allah." (4: 119) To deface the fair nature created by Allah, both physically and spiritually is what Shaytan likes and orders to practise. Sayyiduna Abd Allah ibn Mas'ud (Allah be pleased with him) said: "Allah's curse is on those women who practise tattooing and get themselves tattooed, and those who remove hair from their faces, and those who make space between their teeth artificially to beautify themselves. They are such that they change the nature and features created by Allah. Allah's Messenger also cursed such women." (Recorded by Imam al-Bukhari and Imam Muslim in their respective Sahih collections) In view of the above, the jurists (fuqaha) have declared all types of mutilation to one's body to be unlawful (haram) unless when Shariah permits to do so, such as: circumcision, trimming the hair of the body, cutting the nails, etc… or that which is considered an adornment for the body, such as: piercing the ears or the nose, etc. Cosmetic Surgery Cosmetic surgery for the purpose of beautifying oneself is also (in light of the above explanation) impermissible. The body given to us by our creator is a trust (amanah), thus it is unlawful to tamper with it in any way. If one does so, one will be committing the sin of "changing the nature created by Allah" (taghyir khalq Allah). However, if there is a genuine need, for example, a particular organ of the body is severely deformed, the nose is damaged or a child is born with six fingers, etc…, then to perform cosmetic surgery will become permissible. Imam Abu Dawud, Imam Nasa'i and Imam Tirmidhi (Allah have mercy on them) relate in their respective Sunan collections, that a Companion (sahabi) by the name of Arfajah ibn Aswad (Allah be pleased with him) had his nose damaged in the battle of kulab. He replaced it first with silver, and then with a nose made of gold, with the order and consent of the Messenger of Allah (Allah bless him & give him peace). It is stated in al-Fatawa al-Hindiyya: "If one intends to cut off an extra finger, it will be permissible as long as there is no fear of perishing." (4/114) It should be also remarked here that, if cosmetic surgery was carried out due to a genuine reason, then the ablution (wudu) and obligatory bath (ghusl) will be valid by letting the water flow on the surgical area, even though the water does not reach the actual body. (See: Raddal-Muhtar, 1/104) In conclusion, cosmetic and plastic surgery for the purpose of beautifying and adornment is impermissible. However, if there is a genuine need due to something being abnormal or deformed, then there is a dispensation of permissibility. And Allah knows best. Answered by Mufti Muhammad ibn Adam SeekersGuidance Proudly brought to you by SeekersHub Global, more SeekersAnswer can be found at http://www.seekersguidance.org/ans-blog. Earn Amazing Reward Join HOTD Love HOTD Meet the HOTD Imam Ask a Question Asalaam Alaykum! If you want to ask the HOTD Imam a question please click Ask a Question Categories All Discussions325 Angels & Prophets8 Business & Trade12 Death & Burial8 Divorce4 Family10 Female Issues13 Food & Drink7 General33 Islam for Children, Baby Names6 Marriage28 New Muslims2 Personal Grooming17 Prayer54 Quran, Hadith & Dua23 Ramadan & Fasting19 Sex Related Topics18 Society & Culture47 Umrah, & Charity.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001242585785&v=wall&story_fbid=652743281443752
    Nov 20th 2013, 07:30
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/YVt0FM

     

 abu adam - Social Mention: NASIHAR MARIGAYI SHEIKH JA'AFAR KANO ANA I GOBE ZA'A HARBE SHI, AKAN SIYASA Wannan Nasihar Marigayi Sheikh Jafar Mahmoud Adam Rahimahullah ya gabatar da ita ne a ranar Alhamis 25 ga Rabi'ul Auwal, 1428. wato dai-dai da 12th April, 2007. Ya gabatar da wannan Nasihar a daren Juma'ar da aka kashe shi, a wajen muhadarar da aka shirya a masallacin Juma'a na Usman Bin Affan dake kofar Gadon kaya . Bayan dawowar sa daga garin Bauchi. Ita wannan muhadarar malamai uku ne suka gabatar da ita daga cikin su akwai sheikh Dr Muhammad Sani Umar R/lemu da Malam Muhammad Aminu Ibrahim Daurawa da sheikh Muhammad Nazeefi Inuwa. Wadannan sune malaman da suka gabatar da wannan muhadar, amma kasan cewar sheikh Jafar ya dawo daga tafiya ne sai aka bashi minti goma yayi ta'aliki. Ga kuma yadda ta'alikin nasa ya ka sance : Bayan Mallam ya yi godiya ga Allah, tare da yin salati ga manzon Allah salallahu alaihi wasallam, sannan ya yace "ya yan uwa musulmi abin da zan fada a nasiha ta ta karshe '' Allahu akbar wato wannan jumla ita Mallam ya fara bude maganarsa da ita, kamar yasan cewa washe gari juma'a zai riga mu gidan gaskiya, sai yaci gaba da cewa "Muji tsoran Allah, mu duka, muda zamuyi zabe'' wato ya yi wannan Nasihar ne ana jajiberin tsamiya na zaben gwamnoni da na 'yan majalisar jihohi, Sannan ya ci gaba da cewa " muda zamuyi zabe da kuma wadan da za'a zaba. Asalin zaben nan malamai sunyi bayanin sa. Dukkan mutumin da zaka zaba, to ya zama cewa zaka zabe shi ne ba don maslahar ka ba kai kadai, sai don maslahar al'umma gaba daya. Akwai mutanen da suke fama da kuncin tunani, wadan da su tunanin su me zasu samu a karkashin dan takara, sannan su ce a zabe shi; ko kuma me suka rasa suce kada a zabe shi. Inda dan takara zai zo yabani naira miliyan goma ni kadai a matsayi na na Ja'afar amma ya ha'inci alummar da yake wa mulki ta hanyar sauran bukatunsu, wadan da a asusun gwamnati akwai kudaden da za'a iya wadannan bukatu amma yaki yi, Ni kuma in kalli miliyan goman nan ince ku zabe shi. To hakika na ci amanar kaina, kuma na ci amanar ku talakawa bayin Allah, shi kuma shugaba na haince shi. Inda shugaba zai hana ni ko kwabo, amma ya zanto kudaden daya karba daga asusun gwamnatin tarayya ya aiwatar da su ta hanyar da ta dace. To wajibi na ne, in kiraye ku cewa ku zabe shi. Ba a dauki ma'aunin na ni me na samu ko me na rasa ba, masu irin wannan sune wadan da suka jahilci Addini kuma suka jahilci rayuwa. Domin wannan shi ne yakai Nigeria cikin halin ka-ka-ni-ka-yi. Ganin in amfana ni kadai ko kuma a bude mana wata kafa mu yan tsiraru shi ke nan sai muyi shiru alhali mun san abin da shugaba yake yi ha'inci ne,amma sai mu daure masa gindi,hasali ma mu dinga kuruta jama'a cewa dole ne su zabe shi, ba don komai ba sai don abin da bai taka kara ya karya ba. To wannan kuntataccen tunani ne, kuma rashin hangen nesa ne rashin sanin ya kamata ne. Kullum zaka kalli me muka samu na ci gaba, ba me ni kadai na samu ba '' Allahu akbar sai malam ya kara da cewa " ina kira ga ku matasa ku lura da yadda ake amfani da ku ''malam ya buga wani misalin abin da ya gani yayin da yake dawowa daga tafiya sai yace " Da zu na shigo kano dab da lokacin sallar maghriba kafin zuwana nan sai naga wadan da suke kanfen (campaign) wato da alamu anyi yawo da su cikin garine za su koma gida. Naga yara matasa an ciko su akan akorukura su kusan hamsin acikin motar nan kai da ganin su babu wanda ya yi sallar azahar ballan tana la'asa kuma galibin su da alamun sun bugu mota tana ta layi dasu suna ihu suna dauke da hotuna suna sai wane sai wane kuma su wadan da suke bada kudi ayi hakan ciki babu 'ya 'yan su, nasu suna can, sun kai 'ya 'yan su ma yan makarantu na cikin gida ko na waje. Wannan shi ne hakikanin cin amanar al- umma, kai wannan shi ne haki kanin rashin mutunci, ka haukata ya yan talakawa bayan ka yin watar da su ka kuma ka jahiltar da su babu ilmin addini babu na rayuwa su kashe lokaci mai tsaho suna dauke da hotunan ka kan kana son ka tsaya zabe a wani mataki na zabe. Akan abin da za'a basu wanda bai gaza Naira dari uku ko da hamsin ba. Sannan mallam ya cigaba da nanata maganar sa ta farko inda yace "Hakika wannan ya ka mata ayi hattara, duk wanda zamu zaba, kada mu kalli me ya bamu, mu kalli dacewar sa da cancantar sa. Duk wanda zamu zaba ya kasance ya cancanta ko yabamu kudi ko bai bamu ba. Duk wanda bai cancanta ba to ko ya bamu fan taba sama to mu kadashi wannan shi ne gaskiyar lamari, amma idan ku ka tsaya da jahilci da kuntatacciyar kwakwalwa ta ni an bani kaza ni naci kaza. To wannan tunani na ci bayane ba tunani ne na wanda yasan abin daya kamata ba''. Sai malam ya kara da cewa "Abin haushi da takaici hatta wadan su masu Magana da ya wun Addini akwai masu irin wannan kuntataccen tunani ubangiji ta'ala ya yi mana gamdakatar''. Allahu akbar wannan it ace Nasihar da malam ya yi ta karshe ga matasa kai dama dukkan wani mutum mai hankali. Bayan an kammala wannan muhadarar da niyyar washe gari juma'a malam zai yi khudba akan zabe. Ranar juma'a da asubahi malam yana cikin sallah, ya karanta suratul Ma'arij aka samu wasu mutane miyagu azzalumai makiya Allah makiya san cigaban Addini, suka yi masa harbi da bindiga ba sau daya ba, ba sau biyu ba, kisan gilla inda suka harbe shi a kirjinsa na gefen hagu. Anan muna rokon Allah ta'ala ya sa malam ya yi mutuwar shahada kuma ya karbi shahadar sa, Allah ya kyautata bayansa, ya sanya Albarka a cikin iyalansa da zurriyarsa. wadanda suka aikata wannan aiki na ta'addanci a'ansa, su sani wannan tafarki da Mallam Jafar ya mutu akansa, kamar wata bishiya ce da bata tsiro bata tofo har sai mun shayar da ita da jinin jikinmu, wannan abu ko kadan bazai sanyamu mu yi rauni ba akan wannan tafarki. Allah ya daukaka Musulunci da Musulmai, ya Allah kada ka baiwa azzalumai dama domin su cutar da al'umma.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:46AM  

    abu adam - Social Mention
     
     
     
    NASIHAR MARIGAYI SHEIKH JA'AFAR KANO ANA I GOBE ZA'A HARBE SHI, AKAN SIYASA Wannan Nasihar Marigayi Sheikh Jafar Mahmoud Adam Rahimahullah ya gabatar da ita ne a ranar Alhamis 25 ga Rabi'ul Auwal, 1428. wato dai-dai da 12th April, 2007. Ya gabatar da wannan Nasihar a daren Juma'ar da aka kashe shi, a wajen muhadarar da aka shirya a masallacin Juma'a na Usman Bin Affan dake kofar Gadon kaya . Bayan dawowar sa daga garin Bauchi. Ita wannan muhadarar malamai uku ne suka gabatar da ita daga cikin su akwai sheikh Dr Muhammad Sani Umar R/lemu da Malam Muhammad Aminu Ibrahim Daurawa da sheikh Muhammad Nazeefi Inuwa. Wadannan sune malaman da suka gabatar da wannan muhadar, amma kasan cewar sheikh Jafar ya dawo daga tafiya ne sai aka bashi minti goma yayi ta'aliki. Ga kuma yadda ta'alikin nasa ya ka sance : Bayan Mallam ya yi godiya ga Allah, tare da yin salati ga manzon Allah salallahu alaihi wasallam, sannan ya yace "ya yan uwa musulmi abin da zan fada a nasiha ta ta karshe '' Allahu akbar wato wannan jumla ita Mallam ya fara bude maganarsa da ita, kamar yasan cewa washe gari juma'a zai riga mu gidan gaskiya, sai yaci gaba da cewa "Muji tsoran Allah, mu duka, muda zamuyi zabe'' wato ya yi wannan Nasihar ne ana jajiberin tsamiya na zaben gwamnoni da na 'yan majalisar jihohi, Sannan ya ci gaba da cewa " muda zamuyi zabe da kuma wadan da za'a zaba. Asalin zaben nan malamai sunyi bayanin sa. Dukkan mutumin da zaka zaba, to ya zama cewa zaka zabe shi ne ba don maslahar ka ba kai kadai, sai don maslahar al'umma gaba daya. Akwai mutanen da suke fama da kuncin tunani, wadan da su tunanin su me zasu samu a karkashin dan takara, sannan su ce a zabe shi; ko kuma me suka rasa suce kada a zabe shi. Inda dan takara zai zo yabani naira miliyan goma ni kadai a matsayi na na Ja'afar amma ya ha'inci alummar da yake wa mulki ta hanyar sauran bukatunsu, wadan da a asusun gwamnati akwai kudaden da za'a iya wadannan bukatu amma yaki yi, Ni kuma in kalli miliyan goman nan ince ku zabe shi. To hakika na ci amanar kaina, kuma na ci amanar ku talakawa bayin Allah, shi kuma shugaba na haince shi. Inda shugaba zai hana ni ko kwabo, amma ya zanto kudaden daya karba daga asusun gwamnatin tarayya ya aiwatar da su ta hanyar da ta dace. To wajibi na ne, in kiraye ku cewa ku zabe shi. Ba a dauki ma'aunin na ni me na samu ko me na rasa ba, masu irin wannan sune wadan da suka jahilci Addini kuma suka jahilci rayuwa. Domin wannan shi ne yakai Nigeria cikin halin ka-ka-ni-ka-yi. Ganin in amfana ni kadai ko kuma a bude mana wata kafa mu yan tsiraru shi ke nan sai muyi shiru alhali mun san abin da shugaba yake yi ha'inci ne,amma sai mu daure masa gindi,hasali ma mu dinga kuruta jama'a cewa dole ne su zabe shi, ba don komai ba sai don abin da bai taka kara ya karya ba. To wannan kuntataccen tunani ne, kuma rashin hangen nesa ne rashin sanin ya kamata ne. Kullum zaka kalli me muka samu na ci gaba, ba me ni kadai na samu ba '' Allahu akbar sai malam ya kara da cewa " ina kira ga ku matasa ku lura da yadda ake amfani da ku ''malam ya buga wani misalin abin da ya gani yayin da yake dawowa daga tafiya sai yace " Da zu na shigo kano dab da lokacin sallar maghriba kafin zuwana nan sai naga wadan da suke kanfen (campaign) wato da alamu anyi yawo da su cikin garine za su koma gida. Naga yara matasa an ciko su akan akorukura su kusan hamsin acikin motar nan kai da ganin su babu wanda ya yi sallar azahar ballan tana la'asa kuma galibin su da alamun sun bugu mota tana ta layi dasu suna ihu suna dauke da hotuna suna sai wane sai wane kuma su wadan da suke bada kudi ayi hakan ciki babu 'ya 'yan su, nasu suna can, sun kai 'ya 'yan su ma yan makarantu na cikin gida ko na waje. Wannan shi ne hakikanin cin amanar al- umma, kai wannan shi ne haki kanin rashin mutunci, ka haukata ya yan talakawa bayan ka yin watar da su ka kuma ka jahiltar da su babu ilmin addini babu na rayuwa su kashe lokaci mai tsaho suna dauke da hotunan ka kan kana son ka tsaya zabe a wani mataki na zabe. Akan abin da za'a basu wanda bai gaza Naira dari uku ko da hamsin ba. Sannan mallam ya cigaba da nanata maganar sa ta farko inda yace "Hakika wannan ya ka mata ayi hattara, duk wanda zamu zaba, kada mu kalli me ya bamu, mu kalli dacewar sa da cancantar sa. Duk wanda zamu zaba ya kasance ya cancanta ko yabamu kudi ko bai bamu ba. Duk wanda bai cancanta ba to ko ya bamu fan taba sama to mu kadashi wannan shi ne gaskiyar lamari, amma idan ku ka tsaya da jahilci da kuntatacciyar kwakwalwa ta ni an bani kaza ni naci kaza. To wannan tunani na ci bayane ba tunani ne na wanda yasan abin daya kamata ba''. Sai malam ya kara da cewa "Abin haushi da takaici hatta wadan su masu Magana da ya wun Addini akwai masu irin wannan kuntataccen tunani ubangiji ta'ala ya yi mana gamdakatar''. Allahu akbar wannan it ace Nasihar da malam ya yi ta karshe ga matasa kai dama dukkan wani mutum mai hankali. Bayan an kammala wannan muhadarar da niyyar washe gari juma'a malam zai yi khudba akan zabe. Ranar juma'a da asubahi malam yana cikin sallah, ya karanta suratul Ma'arij aka samu wasu mutane miyagu azzalumai makiya Allah makiya san cigaban Addini, suka yi masa harbi da bindiga ba sau daya ba, ba sau biyu ba, kisan gilla inda suka harbe shi a kirjinsa na gefen hagu. Anan muna rokon Allah ta'ala ya sa malam ya yi mutuwar shahada kuma ya karbi shahadar sa, Allah ya kyautata bayansa, ya sanya Albarka a cikin iyalansa da zurriyarsa. wadanda suka aikata wannan aiki na ta'addanci a'ansa, su sani wannan tafarki da Mallam Jafar ya mutu akansa, kamar wata bishiya ce da bata tsiro bata tofo har sai mun shayar da ita da jinin jikinmu, wannan abu ko kadan bazai sanyamu mu yi rauni ba akan wannan tafarki. Allah ya daukaka Musulunci da Musulmai, ya Allah kada ka baiwa azzalumai dama domin su cutar da al'umma.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001052204240&v=wall&story_fbid=666525366725864
    Nov 19th 2013, 06:04
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/ZXRxgV

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions